Chapter 11 : New Home

86.3K 5.6K 151
                                    

VOTE
COMENT

Gayss aku minta tolong ya baut share cerita ini buat bantu aku promosiin biar lebih banyak yang baca, boleh kan? ☺️

SELAMAT MEMBACA❤️❤️

~o0o~

Sore ini Alden dan Zea pindah ke rumah yang sudah Dimas siap kan untuk anak dan menantu nya. Setelah mereka berpamitan sama keluarganya tadi, mereka segera menuju ke rumah yang sudah ayahnya katakan tadi.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah rumah minimalis. Rumah yang bernuansa putih dan juga abu-abu. Mereka keluar dari mobil nya.

"Terlalu kecil gak sih?" tanya Alden.

"Menurut Lo?" sewot Zea.

"Menurut gue nih rumah kecil banget. Gak cocok sama gue" ucap Alden. Sebenarnya rumahnya besar, tapi Alden merasa rumah itu kecil maklum lah orang kaya.

"Mau sebesar apa njir? Ini aja udah besar. Emang Lo mau ngeberesin nya hah?" tanya Zea. Zea saja sempat melongo melihat rumah yang besar di depannya itu.

"Jangan banyak omong Lo, masuk dan beresin barang gue sekalian" ucap Alden.

"Lo nyuruh gue? Ogah anjir, barang Lo banyak. Kaga bisa gue bawa semua sendiri"

"Bodo amat!" setelah mengatakan itu, cowok itu melangkah pergi masuk ke rumah meninggalkan Zea dengan barang-barangnya.

"Alden sialan!" umpat nya tak tertahan. Zea menghembuskan nafasnya kasar. Dengan malas Zea mengambil kopernya dan juga koper Alden.

Zea melongo melihat rumah yang sangat bagus menurutnya. Sudah banyak peralatan seperti sofa, televisi, meja dan lain-lainnya yang ditutupi kain putih.

"Masa gue harus beresin ini sendiri? Capek dong gue" gumam Zea pada dirinya sendiri.
"Oke, semangat Zea," ucap nya menyemangati dirinya sendiri.

Gadia itu mulai dengan membuka perabotan yang ditutupi kain putih. Setelah itu menyimpan semua kain ke kamar mandi untuk di cuci nanti sebelum disimpan.

Zea terus membereskan ruangan yang begitu besar. Keringat membanjiri wajah gadis itu.

"Capek juga ya, padahal baru segini" gumam nya. "ALDEN!" teriak Zea menggelegar.

"ALDEN!" panggil nya lagi.

Brukh.

Alden yang sedang tidur di kamar pun jatuh dari kasur karna kaget mendengar teriakan Zea. Ya, Alden baru saja terlelap sebelum di panggil Zea.

"Zea asu!" umpat Alden pelan.

"APA?" jawab Alden kembali teriak. Tapi tak urung dia menghampiri Zea.

"Bantuin beres-beres Den, masa gue sendiri sih yang beresin rumah Segede ini!" ucap Zea memerintah. Enak aja manusia itu hanya tidur sedangkan dirinya.

"Gak mau, gak bisa!" ucap Alden.

Zea melangkah pergi dimana Alden sekarang. Disana bisa Zea lihat Alden dengan santainya tertidur di atas kasur kamar.

"Bodo amat, nih Lo bagian ngepel" ucap Zea menyodorkan alat pel ke arah Alden. "Nanti gue yang nyapu" lanjut Zea.

"Ribet amat lo." walau pun seperti itu Alden menuruti perkataan Zea, ia malas berurusan sama manusia satu itu.

Akhir nya Alden menuruti nya. Ia mengepel di dapur dengan bermalas-malasan, baru kali ini cowok itu mengerjakan perkerjaan seperti ini bahkan bunda nya tidak pernah menyuruhnya seperti ini, tapi perempuan itu.

ALDEN&ZEA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang