Chapter 15 : Tangis Zea dan Alden yang Egois

114K 6.2K 1.4K
                                    

VOTE
KOMENT

Tandai jika ada typo.

SELAMAT MEMBACA❤️

~o0o~

Zea kembali dengan wajah berantakan. Cewek itu tadi di antar oleh Arka karna Zea semalam menginap di apartemen cowok itu.

Alden yang melihat Zea masuk kerumah itu sontak mendekati gadis itu. Ini pukul enam pagi tentu Alden terkejut melihat istrinya itu baru kembali setelah semalaman tidak pulang.

Bukan ia khawatir, namun bundanya sedaritadi menanyakan Zea dan cowok itu terpaksa berbohong jika Zea sedang masak di dapur.

"Lo habis dari mana?" tanya Alden tanpa khawatir sedikit pun melihat Zea berantakan seperti itu.

Raut wajah Zea sangat datar bahkan gadis itu enggan melihat ke arah cowok didepannya itu. Alden melihat adanya lebam di bibir dan pelipis Zea. Pipi gadis itu juga memerah bahkan banyak tanda merah di lehernya.

Alden mendekat ke arah Zea. Cowok itu memegang kedua bahu Zea yang langsung ditepis Zea dengan kasar.

"Gak usah sentuh gue!" sentak Zea.

"Habis ngapain aja lo semalam gak pulang?" tanya Alden yang langsung ditatap oleh Zea.

"Habis jual diri sampe leher lo merah kek gitu?" tanya Alden mampu membuat cewek itu mengepalkan tangannya.

"Atau lo habis tidur sama cowok tadi malem makanya leher sama kancing baju lo kek gitu?" Alden melangkahkan kakinya satu langkah mendekat ke arah Zea. Ia menatap Zea dari atas hingga bawah.

"Dasar jalang!_"

Plakk..

"JAGA MULUT LO!" Zea dengan berani menampar kuat pipi lelaki itu. Bagaimana bisa lelaki itu berbicara seperti itu.

Tubuh Zea bergetar hebat mengingat bangaimana tadi malam ia hampir di lecehkan oleh orang yang tidak ia kenal.

"Gue bukan jalang!"

Alden tersenyum smirk. "Bukan jalang? Terus kemana lo tadi malam hah kalau bukan nge jalang!" sentak cowok itu.

"Bahkan lo tadi di antar sama cowok. Lo pikir gue gak tau kalau lo pulang sama cowok walau pun turun di depan, hah!"

"Alden cow-" ucapan Zea terpotong.

"LO UDAH PUNYA SUAMI SIALAN! LO MALAH PULANG SAMA COWOK LAIN!" pekik cowok itu membuat Zea memejam matanya kaget. Alden geram dengan cewek itu.

Zea menarik nafasnya pelan menetralkan deru nafanya. Cewek itu tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, cewek itu benar-benar capek. Sekarang yang hanya cewek itu butuhkan adalah mengistirahatkan tubuhnya.

"Den, gue capek. Gue baru pulang," ia benar benar tidak ingin bertengkar sekarang.

"Capek karna udah ngelayanin cowok itu! Lo benar-benar cewek murahan ya! Lo udah punya suami tapi malah pulang sama cowok lain!"

"Pasti kalau bunda gue tau lo jalang. Pasti bunda gak akan nikahin gue sama lo! Dasar murahan!" lanjut Alden. Cewek itu memejamkan matanya sebentar, menarik nafas dalam kemudian membuangnya kasar. Ia menatap Alden dengan tatapan yang begitu tajam.

"CUKUP! CUKUP LO NGEHINA GUE!" pekik Zea.

"Apa lo bilang? SUAMI? PERNAH GAK LO BERPERAN SEBAGAI SUAMI HAH?! BAHKAN DISAAT GUE BUTUH LO, APA LO ADA BUAT ISTRI LO? GAK KAN!!" cewek itu bener-bener emosi sekarang. Bahkan urat di lehernya terlihat menonjol.

ALDEN&ZEA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang