Chapter 20 : Shackles of life

94.9K 6.7K 1.9K
                                    

HAPPY READING..🫶❤️❤️
........................

                          ~o0o~

Seorang laki-laki paruh baya sedari tadi berdiri bolak-balik dengan wajah yang memerah menahan amarah. Ia sedari tadi menunggu seseorang yang membuat dirinya Emosi.

Sedangkan wanita paruh baya itu dengan santai duduk di sofa sambil memakan cemilan.

"Mas, udah duduk aja dulu. Pusing tau liat kamu jalan kayak gitu." Ucap Rina melihat suaminya.

Reno menatap istrinya kemudian duduk di samping Rina. "Kemana anak itu? Dari tadi belum sampai-sampai."

"Sabar mas, nanti pasti anak sialan itu datang"

Reno mengalihkan pandangannya kedepan ketika mendengar suara deru motor. Sepertinya orang yang ia tunggu sudah datang. Reno langsung berjalan ke arah depan ketika melihat putrinya itu sudah ada di depan.

"Pah"

Zea meringis kesakitan saat Reno langsung menjambak rambutnya lalu menyeretnya begitu saja.

Reno membanting tubuh Zea hingga kepalanya terbentur dengan lantai dan menimbulkan sedikit memar.

Belum sempat Zea berbicara. Tangan Reno dengan ringan menampar pipi Zea membuat kepalanya menoleh ke samping.

"Pah?."

"BERANI-BERANINYA KAMU MEMPERMALUKAN KELUARGA INI ZEA!!" Pekik Reno emosi. Zea menjadi takut dengan papahnya, walaupun dirinya sudah biasa dengan pemandangan seperti ini.

"KENAPA SAYA HARUS PUNYA ANAK YANG GAK BERGUNA SAMA SEKALI SEPERTI KAMU??!!"

BRAKK..

Reno mencengkram kuat dagu Zea.

"APA KAMU SUDAH GILA,ZEA?! SAYA TIDAK PERNAH MENGAJARI KAMU UNTUK MENJADI WANITA JALANG!!"

"F-Foto itu s-salah faham p-pah." lirih Zea menahan sakit di dagunya akibat cengkraman Reno yang begitu kuat.

"TIDAK ADA YANG SALAH FAHAM! DI DALAM FOTO ITU SUDAH JELAS BAHWA ITU KAMU!"

"SAYA BIAYAIN SEKOLAH KAMU,AGAR KAMU SEKOLAH DENGAN BENAR. TAPI KAMU MALAH MEMBUAT MALU SAYA DENGAN KELAKUAN MURAHAN KAMU, SAMPAI KAMU DI KELUARKAN DARI SEKOLAH!!" Reno menghempas dagu Zea dengan kasar.

"Pah kapan sih papah sayang sama Zea?" Lirih Zea dengan Air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya.

"Sampai kapan pun saya tidak akan pernah sayang sama kamu. Ingat anak saya itu Ara bukan kamu, kamu cuma anak pembawa sial yang gak tau diuntung" Ucap Reno setelah menendang kuat kepala Zea.

Zea merasakan pusing yang begitu hebat. Darah segar kini keluar dari pelipisnya. Bahkan di sudut bibirnya sekarang sudah mengeluarkan darah.

"Kenapa harus Ara pah? Zea juga anak papa." Ucap Zea menatap papanya.

Zea menangis. Kenapa papanya itu pilih kasih, bukan kah dirinya adalah anak kandungnya? Lantas kenapa ia tidak pernah memperlakukan dirinya seperti Reno memperlakukan Ara. Padahal Ara itu hanya anak tirinya, sedangkan Zea anak kandungnya. Lantas kenapa Reno lebih mementingkan anak tirinya?

"Karna Ara tidak pernah mempermalukan keluarga saya!" ucap Reno.

"Dan Ara jauh lebih baik dari kamu!" Rina yang sedari tadi hanya menonton akhirnya mengeluarkan suara.

Zea menatap mamanya yang kian mendekat ke arahnya. "Saya menyesal telah melahirkan kamu."

Deg.

ALDEN&ZEA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang