Chapter 41: Cemburu

101K 8.3K 3K
                                    

JANGAN JADI SIDERS. BUDAYAKAN VOTE AND COMENT.

TERIMAKASIH BANYAK BUAT ANTUSIAS KALIAN BACA CERITA ALDEN&ZEA❤️

KALIAN VOTE DAN SPAM KOMEN SETIAP PARAGRAF, IT'S MY DREAM!!!😌😏❤️

AYOK KOMEN DISETIAP PARAGRAF BIAR AKU LEBIH SEMANGAT LAGI BUAT NULIS!!

KOMEN SETIAP PARAGRAF YA BAIR AKU LEBIH SEMANGAT LAGI BUAT NULIS!!

AKU UPDATE DOUBLE BUAT KALIAN KARNA UDAH KOMEN BANYAK DI CHAPTER KEMAREN!!

SELAMAT MEMBACA!

~o0o~

Flashback on.

Kini, di ruangan yang cukup besar terlihat beberapa orang yang mengobrol dengan serius. Sedangkan anak kecil yang baru berusia delapan tahun itu menunduk takut.

"Saya tidak peduli sama anak ini," ujar Ganendra-papa Eira. "Bayar satu miliar akan saya kasih anak saya untuk anda," lanjutnya.

Liam yang berada didepannya Ganendra tersenyum senang. Eira hanya menangis dalam diam. Walaupun dirinya masih kecil, namun ia tau apa yang sedang orang dewasa itu bicarakan, belum lagi papanya yang terus menyiksa dirinya.

"Anda ingin punya anak kan? Ambil Eira untuk anda, dan berikan kami uang satu miliar," ucap Syerna pada Liam. Ganendra mengangguk menyetujui ucapan istrinya itu.

"P-Pa, m-ma," lirih Eira menatap kedua orang tuanya itu. "Eira gak mau tinggal sama om Liam pa.."

Syerna menggenggam kedua tangan mungil putri nya itu. Mengelusnya lembut. "Eira sama om Liam dulu ya, nanti kalo Eira udah besar, mama sama papa jemput lagi."

"Eira anak baik kan?" tanya Syerna. Eira mengangguk. "Kalo Eira anak baik, Eira harus nurut sama mama. Tinggal sama om Liam dulu ya."

Anak yang berusia delapan tahun itu hanya mengangguk. Mungkin ini untuk kebaikannya, ia harus mempercayai kedua orang tuanya itu.

"Oke. Akan saya kasih dua miliar untuk kalian, tapi Eira tidak bisa kalian ambil kembali ketika dia sudah dewasa. Gimana?" tanya Liam. Ganendra dan Syerna saling menatap satu sama lain.

"Oke. Lebih penting uang dari pada anak itu!" ucap Ganendra. Uang itu akan ia pergunakan untuk judi, sedangkan istrinya akan ke club untuk bersenang-senang.

"Nanti akan saya transfer."

Ganendra mengangguk. "Barang Eira semua ada disana." ucap Ganendra menunjuk sebuah koper disana. Liam menoleh kemudian mengangguk.

"Kami pergi dulu," ucap Ganendra dan pergi dari sana.

Syerna mengusap air mata Eira hingga tak bersisa. "Eira nurut sama om Liam ya. Kalo Eira gak nurut mama marah, nanti mama gak jemput kamu lagi. Kamu gak mau kan?"

Eira menggeleng. "Mama janji ya bakal jemput Eira?" gadis kecil itu menyondorkan kelingking nya. Syerna tersenyum hangat kemudian menyatukan kelingkingnya dengan kelingking putrinya itu.

Syerna memeluk gadis kecilnya sebentar. Kemudian ia mengambil sebuah benda kecil yang ada di tas nya dan langsung memasangkan ke arah leher Eira.

"Jangan di lepas ya," ucap Syerna.

"SYERNA CEPETAN!!" teriak Ganendra dari arah luar.

"Papa marah ya, ma?" tanya Eira. Pasalnya papanya itu tidak berpamitan padanya, bahkan untuk melihatnya saja tidak.

"Enggak sayang."

ALDEN&ZEA (TERBIT)Where stories live. Discover now