Chapter 16 : Terbongkar

98.6K 5.8K 298
                                    

VOTE
KOMENT

Tandai jika ada typo.

SELAMAT MEMBACA❤️

                          ~o0o~

🎵Abang pilih yang mana perawan atau janda🎵

🎵Perawan memang menawan janda lebih menggoda🎵

"MATIIN GAK ANJIRR!" sentak Edgar ketika mendengar lagu tak bermutu yang sudah diputar lebih dari lima belas kali.

Mereka sekarang berada di markas. Jam sekarang menunjukkan pukul sembilan pagi.

Alvin yang asik berjoget nampaknya tidak menghiraukan ucapan Edgar. Cowok itu malah sibuk mengangkat kedua jempolnya ke udara seraya menggoyangkan pinggangnya.

"ABANG PILIH YANG MANA, PERAWAN ATAU JANDA, PERAWAN MEMANG CANTIK, JANDA LEBIH MENARIK," lanjutnya asik berjoget ria.

"KALAU ABANG PILIH PERAWAN,MASIH MUDA MASIH SEGELAN, BELUM DISENTUH ORANG." lanjut Abercio ikut-ikutan.

"BELUM PERPENGALAMAN, KALAU ABANG PILIH JANDA, SUDAH PASTI LEBIH DEWASA," lanjut Alvin seraya mengoyangkan pingangnya. "GOYANG SLURRRR, GOYANG LAGI!" ini si Nevan yang ikut serta mengoyangkan pingangnya mengikuti gerakan Alvin.

CEETTAAKK..

"E_eh babi babi Abercio babi!." latah Alvin seraya berdiri dari duduknya.

"Gue lagi yang kenak," gumam Abercio.

Ponsel yang berlogo apel dengan warna abu-abu itu tergeletak mengenaskan di atas lantai markas. Edgar dengan tidak berperasaan melempar kasar ponsel Alvin.

Sedangkan yang bersangkutan, memelototkan matanya lebar, hancur sudah ponsel kesayanganya yang sudah ia jaga." EDGAR BANGSAT! HP GUE ANJIRRR!" pekik Alvin mengelegar memenuhi markas.

"Makanya kalau gue bilang matiin ya matiin setan! Sakit nih telinga gue dengar lagu gak bermutu lo itu! Duda duda duda! bapak lo duda!!" sentak Edgar balik ngegas.

"Janda bodoh!" ucap Nevan memutar bola matanya malas.

"Ya, ya itu maksud gue."

Alvin menatap nyalang sahabat dajjalnya itu.
"Kok lo yang marah sih! Yang harusnya marah itu kan gue, bukan lo!"

Edgar sempat berpikir ucapan Alvin. Menaruh tangannya di dagu seakan berpikir keras.
"Ya juga ya, kok jadi gue yang marah, ulang deh ulang."

"Oke. Gue ulang ya?" Alvin berdehem mengatur ekspresi nya semarah-marah mungkin. "EDGAR BANGSAT! HP GUE BABI!" dramanya terulang dengan tangan yang berkacak pinggang mengekspresikan kemarahan.

Edgar menatap cowok itu, sepertinya ada yang salah. "Tadi kan 'anjirr' kok malah jadi 'babi' sih. Gak gak! Ulang-ulang buruan!" koreksi Edgar yang mendengar ucapan Alvin.

"Oh ya juga ya, oke gue ulang ya?" cowok itu berdehem, lalu menarik nafasnya dalam-dalam. "EDGAR BANGSAT! HP GUE ANJIRR!" ucap Alvin. Daramanya terulang tiga kali, tanganya berkacak pingang seolah-olah ia sangat marah.

"Astaga!" Edgar memegang kedua pipinya kelewatan alay. "Maafkan kakanda adinda, kakanda benar-benar tidak sengaja." ucapnya menirukan drama kerajaan yang ia tonton.

"CUKUP KAKANDA! Adinda tidak mau tau pokoknya kakanda harus ganti rugi, titik." ucap Alvin menirukan suara cewe.

Zergan memutar bola matanya malas melihat kelakuan sahabatnya yang kelewatan gila.

"MAAF ADINDA TAPI KAKANDA LAGI TIDAK PUNYA UANG ADINDA" ucap Edgar menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Adinda tidak mau ta_mmphh" Arka menyumpal mulut Alvin dengan kaos kaki.

ALDEN&ZEA (TERBIT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz