1. Pertemuan singkat

2.2K 364 35
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

Dua tahun kemudian.

"CATOKAN AKU KEMANAAAAAA???"

Di minggu pagi yang cerah itu, rumah mereka sudah dipenuhi dengan teriakan Gendis yang menggelegar.

"Berisik Mbak, masih pagi." tegur Mutia.

"Ih kamu liat catokanku, ndak?"

"Ndak."

"Duh dimana ya, ah masa kudu nyatok di salon sih." ujar Gendis sebal.

"Kamu nyari catokanmu, Ndis?" tanya Kirana yang baru saja keluar dari kamarnya.

Gendis mengangguk lesu.

"Loh, kamu lupa ya? Bukannya kemaren Nada pinjem buat dibawa ke Jakarta?" tanya Kirana keheranan.

"Hah? Kapan aku ngijinin?"

"Kemaren siang Nada bilang katanya boleh sama kamu."

"ENDAK YO! HIH TUH ANAK EMANG, AWAS AJA KALO BALIK NANTI!!" Gendis berseru kesal.

"Nggak mau pinjem punya Mbak aja?" tawar Kirana.

"Loh, Mbak punya toh?"

Kirana mengangguk.

"Bilang daritadi dong!!!"

"Orang kamu ndak nanya." jawab Kirana kalem.

"Udah ayo ke dapur, ntar Ayah marah kalo kesiangan sarapannya." ucap Mutia memperingatkan.

Ketiganya lantas melangkah menuju dapur untuk memasak sarapan.

***

"Kamu ngapain teriak-teriak tadi pagi, Ndis?" tanya sang ayah ketika sarapannya telah usai.

Gendis meringis. "Hehe, nyari catokan, Yah."

"Kirain kenapa. Jangan sering teriak-teriiak begitu, nggak enak sama tetangga." tegurnya.

"Siap!" Tak lupa Gendis memberikan tanda hormat.

"Ayah, mau Kiran kupasin buah nggak?"

"Boleh. Apel aja ya."

Hening.

Kirana fokus mengupas apel sedangkan Mutia dan Gendis sibuk dengan gawai masing-masing. Sang ayah memperhatikan mereka satu-persatu.

"Sudah dua tahun, tapi nggak ada yang berubah ya." celetuk sang ayah tiba-tiba.

"Gimana, Yah?"

"Kalian semua. Terutama kalian berdua sama Nada." Tunjuk sang ayah pada Kirana dan Mutia.

"Tapi Ayah nggak heran sih, mencari lelaki memang harus sebaik-baiknya."

Ah, jadi lagi bahas pacar ya, batin ketiganya.

"Aku yang bakal duluan nikah sih, Yah." seloroh Gendis penuh percaya diri.

"Pacarmu mau menikahi kamu?"

"Iya, kita bahkan udah nyiapin beberapa hal loh, Yah. Hubungan kita udah seserius itu."

"Bagus kalo begitu." komentar ayahnya.

"Nih Yah, dimakan apelnya. Kiran pamit ke kamar ya Yah, mau siap-siap dulu."

"Ya, makasih apelnya."

"Aku juga ya Yah, mau siap-siap." sahut Gendis.

House of MemoriesWhere stories live. Discover now