14. Kondangan mantan

1.3K 305 38
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Oh My God! Kiran, kamu datang?"

Sapaan pertama dari Laura—sahabatnya dulu saat melihat Kirana datang ke pernikahannya.

"Karena aku diundang, jadi aku datang. Apalagi kalian berdua orang yang aku kenal, masa nggak datang sih?" balas Kirana tenang.

"Ahahahah iya sih bener, kirain nggak bakal datang." sahut Laura setengah menyindir.

Kirana tak mengindahkan balasan Laura, ia beralih menatap mantan kekasihnya dengan lamat-lamat. Lelaki ini ... lelaki yang dulu selalu mengisi hari-harinya. Lelaki yang dulu pernah berjanji untuk menikahinya. Lihat apa yang terjadi sekarang, memang takdir tidak ada yang tahu.

"Selamat menempuh hidup baru ya, Mas Dimas. Semoga kamu dan Laura bahagia selalu." ucapnya dengan tulus.

Bagi Kirana, tak ada yang perlu disesali dari masa lalu. Menurutnya, terbelenggu terlalu lama dengan rasa sakit dari penghianatan mereka berdua bukanlah hal yang bagus. Hidup harus terus berjalan, dan Kirana lebih dari baik untuk memulai kisahnya sendiri di masa depan.

Dimas menatapnya lama. "Terima kasih. Aku senang kamu datang." balasnya. Lantas ia menatap seseorang di samping Kirana yang sedari tadi hanya mengamati interaksi mereka. "Ini ... pacarmu?"

Jenandra bergerak menyalami lelaki itu. "Selamat ya," ujarnya pendek. "Ah iya, kenalin, saya Jenan. Pacarnya Kirana." lanjutnya penuh penekanan.

"Pacarmu Ki? Kok aku nggak tahu?" celetuk Laura. "Kamu nggak pernah upload sama dia di Instagram mu," imbuhnya penuh curiga.

Kirana tersenyum tipis. "Bukannya kamu ngeblock Instagram aku ya, Ra? Terus, aku memang sengaja nggak upload tentang pacarku di Instagram sih. Dia nggak aku kenalin ke teman, bahkan ke saudaraku. Pengalaman adalah guru terbaik." jawabnya penuh sindiran.

Jenandra menipiskan bibirnya—menahan diri agar tidak tertawa ketika dirinya melihat reaksi kedua pasutri baru itu.

"Ah, aku pamit sekalian ya. Maaf nggak bisa lama-lama di sini. Aku sama Mas Jenan ada urusan lain soalnya." Kirana tak menunggu jawaban dari keduanya, ia langsung pergi meninggalkan pelaminan sembari menggandeng lengan kokoh Jenandra.

"Hah, kamu keren Kirana." ucap Kirana bangga ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Hm, kamu keren." Kali ini, Jenandra melepaskan tawanya yang sempat tertunda.

"Kamu bisa lihat sendiri kan gimana nyebelinnya Laura?" gerutunya. "Tapi aku bersyukur sih. Aku nggak bisa bayangin kalo aku masih berhubungan sama laki-laki yang gampang tergoda." Kirana menggelengkan kepalanya.

Jenandra menangkap kelegaan yang luar biasa dari perempuan di sebelahnya. Lantas netranya memindai penampilan Kirana yang belum sempat ia perhatikan dengan seksama. Perempuan itu menggunakan Lace Dress berwarna cokelat muda. Rambut panjang lurusnya kini sedikit bergelombang dengan model Half-Up Half-Down.

"Kirana." panggilnya pelan.

"Ya?" Kirana menoleh.

"Saya udah bilang belum, kalau hari ini kamu sangat cantik?"

Lagi-lagi Kirana mematung dibuatnya.

***

Baik Gendis dan Sinta sepakat untuk menutup salon mereka hari ini. Dan Gendis menggunakan hari liburnya untuk mengajak adik-adiknya menonton film di bioskop. Namun sayang, Mutia menolak ajakannya. Adik pertamanya memang lebih menyukai ranjang daripada bersenang-senang di luar.

House of MemoriesWhere stories live. Discover now