17. Berbaikan

561 141 33
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Tolong dibaca sampai akhir ya^^

***

Di sore hari yang cerah ini, Nada sedang berkutat di dapur sendirian. Ayahnya masih terlelap di kamarnya dan ketiga kakaknya belum pulang.

"Assalamu'alaikum!"

"Walaikumsal-" Nada menghentikan ucapannya ketika melihat siapa yang datang.

Gendis.

Sejak bertengkar, mereka tidak pernah berbincang jika hanya berdua. Nada jadi gugup sendiri.

"Kok nggak diselesain jawab salamnya?" tegur Gendis seraya mencairkan kecanggungan di antara mereka.

Nada gelagapan. Maka dari itu ia membalas, "-lam."

Gendis terkekeh kecil. "Yang lengkap dong."

Nada buru-buru membalas. "Walaikumsalam,"

Hening.

Baik Nada maupun Gendis sama-sama ingin berbincang lebih banyak seperti biasanya—sebelum pertengkaran terjadi. Tapi keduanya bingung untuk memulai.

"Mau mi rebus?"

"Mau mi ayam?"

Ucap mereka secara bersamaan. Detik selanjutnya, tawa keduanya pecah.

"Aku barusan bikin mi rebus, jadi aku tawarin. Siapa tau Mbak mau aku bikinin," jelas Nada sembari terkekeh geli.

"Nih, aku tadi mampir ke mi ayam nya Pak No, siapa tau kamu mau, jadi aku tawarin." balas Gendis dengan kekehan yang sama.

"Yo wes, tukeran wae." usul Nada.

"Bolehhh," jawab Gendis.

Mereka bertukar mi dan memakannya dengan tenang.

***

Setelah sang ayah berpamitan ke kamar, mereka berempat berkumpul di ruang tengah untuk menyelesaikan masalah mereka.

"Pertama-tama, kita maaf-maafan dulu ya," ujar Kirana.

Ketiganya mengangguk setuju.

"Gendis, maaf ya Mbak bawa bawa masalah dan kesedihan kamu ...." sesal Kirana.

"Nggak papa, Mbak." Gendis tersenyum. "Maafin aku ya Nada, udah bentak-bentak kamu. Tapi Mbak cuma pengen yang terbaik buat kamu. Mbak nggak mau kamu lakuin kesalahan fatal ...." jelasnya.

Belum apa-apa, Nada sudah menangis. "Maafin Nada ya Mbak kalau Nada juga bentak Mbak kemaren hiks ...."

Ketiga kakaknya mendekat dan memeluknya secara bersamaan. Menenangkan dan memberikan  kenyamanan pada si bungsu.

"Oh iya, aku mau ngomongin sesuatu yang penting." ucap Nada ketika mereka sudah memisahkan diri.

"Tentang?" tanya Mutia.

"Alasan kenapa kemarin aku ribut sama Mbak Gendis."

Ketiga kakaknya saling berpandangan. Penasaran apa yang akan dikatakan oleh si bungsu.

"TERNYATA BUNDANYA ARSEN TUH KAKAK KANDUNGNYA PAK REIIIIII" ucapnya kencang sebelum menutup mulutnya sendiri.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

"HAHHHHH???"

"Kok? Tapi bukannya Arsen manggil si Rei Rei itu ayah ya?" Gendis yakin ingatannya tak salah.

House of Memoriesजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें