7. BUKAN KESAN BAIK

95 5 0
                                    

Hii, jangan lupa vote dan komen. Selamat membaca chapter tujuh, happy reading and enjoy guys 🔥

-

-

-

Jessica berjalan beriringan dengan teman dekatnya, Razella. Mereka banyak mengobrol tentang banyak hal, kecanggungan karena sudah tak lama berjumpa kini bukanlah menjadi penghalang untuk kembali akrab.

Keduanya memang sudah sangat dekat sejak dulu, selain karena letak rumah yang saling berhadapan dan tumbuh bersama-sama. Keakraban kedua orang tua menjadi faktor pendorong.

Jessica bukanlah siswi yang sudah bersekolah di SMAN Lentera sejak awal tahun pembelajaran dimulai. Ia merupakan siswi pindahan, saat Razella pindah mengikuti kedua orang tuanya, gadis itu ikut berpindah juga. Berawal bersekolah di SMA yang sama dengan Razella, ia memilih pindah sekolah karena ada beberapa alasan tertentu.

Dipertemukan kembali setelah satu tahun tanpa kabar tentu saja membuat keduanya senang.

"Lo, tanpa gue di sekolah baru gimana?" tanya Jessica.

"Ya ... nggak gimana-gimana, cuman gue ngerasa kayak anak terlantar aja. Ketemu sama orang-orang asing dan nggak ada temen ngobrol," jawab Razella berhenti mengunyah permen karetnya.

"Tapi akhirnya lo pasti punya temen ngobrol, kan? Nggak mungkin kalo lo yang gue kenal nggak bisa diem, mendadak jadi pendiem."

Razella mengangguk.

"Kalo lo gimana?" Kini giliran Razella yang bertanya.

"Bosen, setiap pulang biasanya suka liat rumah lo rame. Tapi beberapa bulan sepi, jadi kayak beda," jawab Jessica.

"Lebay lo!" Razella menepuk kasar pundak teman dekatnya itu, kemudian tertawa.

Perlahan obrolan keduanya semakin seru, hal itu tak lepas dari beberapa pasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka.

"Gimana rencana lo setelah ini?"

"Sebenernya rencana gue sih banyak, cuman gue bakal pilih yang menurut gue bakal berefek besar." Razella tersenyum miring.

"Oh ya? Jangan lupa kasih tau gue ya, gue pengen ikut liat reaksi mereka," pinta Jessica ikut tersenyum miring. Jelas keduanya memiliki pemikiran yang sama.

"None of my plans will fail."

"Sok keren lo!" Razella tertawa kencang hingga beberapa kali terbatuk. "Lo masih sama, Jes. Nggak berubah."

Tawa itu terhenti kala terdengar keributan diluar gedung, siswa-siswi yang tengah berada di kooridor terburu-buru menghampiri asal suara.

Razella yang tak tau apa-apa mengangkat kedua alisnya, memasang raut wajah penuh tanya.

"Lo mau tau apa yang terjadi di depan gedung sekarang?"

"Tahun depan!"

"Ck, yaudah. Ayo ikut gue, sekalian gue kenalin lo ke mereka yang sok pinter itu," ajak Jessica langsung menarik tangan Razella.

Ikut berdesak-desakan dengan murid lain demi melihat apa yang sedang terjadi di halaman gedung kelas sebelas. Banyak teriakan-teriakan yang menyurakkan sebuah nama, diiringi pujian juga permohonan.

Jessica membawa Razella melewati kerumunan itu, lalu menepi membuat jarak agar tidak ikut berdesakan.

"Jangan lupa makan coklat buatan aku, Kak!"

"Aaaaa, Kak Nathan makin hari makin ganteng. Jangan lupa baca surat dari aku!"

"Telinga gue rasanya mau copot," celetuk Razella memilih meninggalkan kerumunan, memasuki gedung kelas sebelas lewat pintu belakang.

Einstein's gang [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang