10. BERSAING

84 4 0
                                    

Haii, happy reading and enjoy guys 🔥

-

-

-

Hari demi hari, pekan demi pekan, kini hari yang telah ditunggu-tunggu oleh manusia pecinta persaingan tiba.

Ruangan bercat putih yang biasanya digunakan sebagai pengganti ruang aula, siang hari ini dipenuhi puluhan siswa-siswi yang sudah siap menghadapi puluhan soal seleksi OSN.

Diantara puluhan siswa dan siswi tersebut, hanya akan ada sembilan murid yang terpilih. Setiap murid akan mengerjakan soal sesuai dengan mata pelajaran yang diminatinya, memilih salah satu mata pelajaran diantara sembilan mata pelajaran tersebut.

Obrolan-obrolan yang memenuhi ruangan membuat ruangan terasa ramai. Guru yang akan memandu seleksi OSN belum juga kunjung datang.

"Lo ambil Fisika lagi, Zayn?" tanya Nathan diangguki sahabatnya itu.

Keempat pria Einstein's gang ikut berkumpul, mereka berbincang-bincang kecil sembari memperhatikan siswa-siswi lain. Lain dengan tahun kemarin karena, seleksi tahun ini terlihat sangat ramai.

Setiap lomba OSN dan KSN, keempatnya selalu ikut serta, dengan masing-masing mata pelajaran yang tentunya sudah dikuasai. Selama Dua tahun juga keempatnya mewakili sekolah dengan mata pelajaran yang sama.

Nathan dengan pelajaran favoritnya yaitu Biologi, Finn yang mewakili mata pelajaran Kimia, Adnan memilih matematika dan Zayn perhitungan gaya Fisika.

"Gue nggak terlalu bisa kalo Kimia sama Biologi, terlalu banyak teori. Apalagi gue orangnya pelupa," sambung Zayn.

"Tapi kalo soal Nazira nggak pernah lupa, kan? Apa warna favorit dia, makanan favorit dia, sama pelajaran favorit dia. Udahlah jujur, mau seberapa lama lagi lo bilang nggak suka, kita udah tau dari dulu. Ini Kakaknya ada, kenapa nggak langsung minta restu?" Finn tertawa bersama Adnan.

Menghilangkan ketegangan sebelum mengerjakan puluhan soal yang memanaskan otak, dibanding murid lain yang sibuk bertukar argumen soal tingkat kesulitan soal seleksi, mereka lebih memilih untuk mengobrol santai.

"Ck, harus berapa kali gue bilang. Gue nggak suka sama dia, nggak ada perasaan apa-apa sama dia. Cuman nganggap dia adek nggak boleh?"

"Menurut gue perlakuan yang lo liatin ke Nazira beda, lo keliatan kayak cowok yang lagi berusaha luluhin hati gebetan," ucap Adnan. Sebagai orang yang paling dekat dengan Zayn, ia sangat tahu bagaimana sikap Zayn jika menyukai sesuatu.

Melihat keterdiaman Zayn, ketiganya semakin yakin bahwa Zayn memang benar-benar menyukai Nazira. Apalagi saat ini pria itu diam, tak lagi menentang argumen.

"Udah ... akuin aja apa susahnya, sih. Biar cepet dikasih restu sama Kakaknya, nih," bujuk Finn. Ia akan bersorak riang jika Zayn mengakui hal itu dengan kata-katanya sendiri.

"Gue-"

"Selamat siang semuanya!"

Belum sempat melanjutkan kata-katanya, beberapa guru memasuki ruangan. Seketika keheningan langsung tercipta, tak ada lagi obrolan beradu argumen dan lemparan lelucon yang mengundang tawa.

"Saya ulangi lagi, selamat siang semuanya!" Pak Aryo berdiri di depan dan menjadi pusat perhatian banyak pasang mata.

"Siang juga, Pak!"

"Sebelumnya terima kasih karena kalian sudah mau berpartisipasi dalam kegiatan seleksi OSN tahun ini. Bapak sangat mengapresiasi minat kalian, saya yakin dalam satu bulan, sudah banyak persiapan yang kalian lakukan.

"Walaupun sebelumnya kalian merasa minder karena ada empat siswa yang biasanya selalu mewakili sekolah, lalu sekarang mereka juga ikut serta mengikuti seleksi OSN kali ini, namun diharapkan kalian bisa menyaingi mereka. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, saya berharap bisa meningkatkan rasa, jiwa berkompetisi kalian."

Hening.

Semuanya diam berusaha mencerna paparan dari sang kepala sekolah.

"Dan dengan adanya keempat siswa tersebut, Bapak harap kalian tidak merasa kurang percaya diri, ya. Untuk kegiatan seterusnya saya akan serahkan pada Bapak Ibu panitia."

"Baik, terima kasih sebelumnya Pak Aryo. Sudah memberikan pesan sebelum kegiatan seleksi OSN kali ini dimulai, perkenalkan say-"

Ceklek

"Eh." Tatapan yang awalnya tertuju pada seorang guru perempuan kini langsung teralihkan pada oknum yang baru saja membuka pintu tiba-tiba.

"Ma-maaf, Pak, Bu. Saya ke sini mau ikut seleksi OSN juga, apa benar ini ruangannya?"

Pak Aryo mengangguk membenarkan ucapan gadis asing yang berdiam di pintu itu. "Iya betul, silahkan kamu langsung masuk saja. Kami baru akan membuka kegiatannya."

"Owhh, baik, Pak. Terima kasih, maaf saya terlambat."

"Dia ikut seleksi OSN juga?" Zayn berbisik pada Nathan.

"Kayak yang lo lihat."

°°°


"Sial, kenapa harus pake acara telat segala, sih. Gara-gara guru botak itu, nggak ngizinin gue mentang-mentang dia lagi cerita soal sekolahnya dulu." Dengan langkah tergesa-gesa Razella menyampiran tasnya di bahu sebelah kiri.

Pembelajaran jam ke lima baru saja selesai, dengan cepat ia langsung beranjak menuju ruang aula. Berharap semoga tidak terlambat. Setelah menemukan pintu dengan bertuliskan 'Ruang aula untuk seleksi OSN', tanpa ragu tangannya langsung mendorong knop pintu.

"Eh." Tiba-tiba kegugupan melanda dirinya. "Ma-maaf, Pak, Bu. Saya ke sini mau ikut seleksi OSN juga, apa benar ini ruangannya?"

Seorang guru dengan rambut setengah beruban terlihat mengangguk. "Iya betul, silahkan kamu langsung masuk saja. Kami baru akan membuka kegiatannya."

"Owhh, baik, Pak. Terima kasih, maaf saya terlambat." Menahan malu yang saat ini membuat wajahnya sedikit memerah, pikirannya tiba-tiba kosong. Menjadi pusat perhatian karena hal ceroboh yang tak sengaja dilakukan, mendorong pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Baik saya ulangi, sebelumnya terima kasih karena pembukaan dari kepala sekolah kita, Pak Aryo. Perkenalkan saya Cindy Yoanna, kalian bisa memanggil saya Bu Cindy, ini ada beberapa rekan-rekan saya yang akan menuntun kalian dalam seleksi OSN tahun ini.

"Karena sekolah kita akan mewakili semua mata pelajaran yang ada di OSN, maka semua siswa-siswi yang ada di sini akan dibagi menjadi sembilan kelompok. Untuk pembagiannya kalian bisa langsung ke luar kelas dan memasuki kelas yang bertuliskan mata pelajaran yang kalian pilih di formulir pendaftaran," jelasnya diangguki semua murid.

"Okay, everyone move!"

Tanpa menunggu perintah dua kali semuanya berdiri dan berjalan menuju keluar kelas, kemudian memasuki kelas-kelas kosong yang terdapat tempelan kertas pemberitahuan.

Razella segera mengambil tempat duduk paling ujung dan memperhatikan lalu lalang manusia yang sibuk mencari tempat duduk.

"Lo ikutan seleksi OSN juga?"

Uhuk uhuk!

"Aduh, ngagetin aja lo!" Tersedak ludahnya sendiri karena tiba-tiba suara bariton yang familir menyapanya. "Kalo gue ada di sini apa artinya gue bakal numpang duduk doang?"

"Gue kira lo nggak akan ikutan seleksi, ngambil pelajaran yang sama kayak gue lagi," ucap Zayn duduk di meja samping Razella.

Tak menyahuti ucapan Zayn, Razella memilih untuk diam. Rasa bencinya yang minggu lalu bisa saja bertambah secara tiba-tiba.

"Gue bakal lolos seleksi OSN Fisika."

"Yakin?"

"Lo pikir gue bakal ngalah?"

"Oke, anggap aja kita berdua bersaing di sini."

-

-

-

See you again 💗

Einstein's gang [TERBIT]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu