🍃 25 - Setelah Liburan

301 67 30
                                    

25 - Setelah Liburan

Ditunggu 30 komennya buat lanjut ke part selanjutnya🖤
 
 
 
 

Hari sudah mulai siang. Matahari semakin tinggi tapi Haekal tak mengeluh, terus berjalan dengan Jeya di gendongan.

Sesuai kesepakatan tadi pagi, Haekal harus menggendong Jeya kembali ke villa karena kalah lomba lari.

Haekal menyamankan posisi Jeya di punggungnya lalu kembali melangkah menyusuri pesisir yang saat ini mulai terasa panas.

Awalnya canggung mendera hingga kemudian Jeya berdehem pelan memecah keheningan.

"Kal, gue jalan aja deh."

"Jangan, kamu saya gendong aja. Ini 'kan kesepakatan kita tadi pagi."

"Tapi badan gue berat, mataharinya juga udah terik lo pasti capek."

Bukannya anggukan setuju malah kekehan gemas yang ia dapat. "Kan saya udah bilang, kamu enggak berat, Jeya. Saya juga belum capek jadi gak papa saya gendong aja."

"Tapi---"

"Jeya." Haekal menyela ucapannya. "Saya gak akan biarin kamu cape. Jadi, tolong jangan menolak kebaikan saya dan tolong buat diri kamu senyaman mungkin kalau lagi sama saya ya?"

Sialan!

Susah susah Jeya mengenyahkan situasi awkward di antara mereka, tapi Haekal seenak jidat mengucapkan kalimat yang membuat Jeya speechless mendengarnya.

Jantungnya mendadak berdebar kencang. Ia sampai was-was takut Haekal mendengar debaran jantungnya.

"Berhenti! Turunin gue dulu!" titahnya tiba-tiba. Haekal menurut dan segera menurunkan tubuhnya dari gendongan.

"Kenapa?" tanyanya kemudian.

"Kata lo, gue bebas ngapain aja senyaman gue 'kan?"

"Iya."

"Kalau gitu biarin gue jalan di samping lo. Gak usah gendong gue lagi."

"Tapi---"

"Itu yang bikin gue nyaman, Haekal."

Protesan Haekal terputus. Ia terdiam sesaat mencerna ucapan Jeya sebelum kemudian mengangguk. "Baik, kalau itu yang bikin kamu nyaman gak akan saya larang. Tapi kalau nanti kamu capek, jangan sungkan buat bilang ke saya. Saya masih kuat buat gendong kamu ke villa."

Jeya berdecak pelan lalu menggerutu sebal. "Apaan sih protektif banget emangnya gue anak kecil apa?!" Meski begitu rona pekat itu tak kunjung hilang dari kedua pipinya.

"Saya hanya melakukan tugas saya, Jeya."

"Iya iya! Bawel deh, ayo buruan jalan! Laper nih bentar lagi makan siang." Jeya berjalan lebih dulu meninggalkan Haekal. Menyembunyikan senyum tipis yang dengan kurang ajar tak bisa ia tahan.

***

Piknik ke pantai benar-benar menjadi liburan menyenangkan untuk Ellen, Jeya dan Haekal, tapi tidak untuk dua orang lainnya. Hubungan mereka yang semula akrab malah jadi awkward. Jeya sampai bingung sendiri dan mengira Feli dan kakaknya tengah bertengkar karena sedari siang Feli tampak menghindari Ardan.

"Kak ..." Jeya mendekati Ardan yang sedang mengecek pekerjaan di laptopnya.

"Hm?" Hanya itu sahutan dari yang lebih tua. Matanya masih tertuju pada layar laptop. Meski demikian ia siap mendengar apapun yang akan diucapkan adiknya.

WGM 3 - (Bukan) Pura-pura MenikahWhere stories live. Discover now