Bab 15

20.3K 2.5K 67
                                    

Roselyn jatuh bersamaan dengan gelas anggur di tangannya yang ikut terjun, pecah berserakan di lantai dan cairan isinya tumpah membasahi gaun merah muda yang ia kenakan. Hal berikutnya yang terjadi sesuai dengan apa yang sudah Roselyn harapkan, membuatnya tersenyum puas dalam hati.

“Roselyn, apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Siapa yang melakukannya? Katakan padaku.”

Devon, yang berperan sebagai kesatria pelindung yang amat mencintai Roselyn segera menghampiri kekasihnya yang sudah terjerembap di lantai, membantunya berdiri, bertanya dengan penuh kekhawatiran. Air mukanya begitu cemas.

Permainan peran keduanya sesuai dengan skenario mereka. Penghayatan mereka luar biasa. Lethisa sampai takjub ketika menontonnya secara langsung.

“Saya baik-baik saja, Grand Duke. Nona Lethisa memang mendorong saya, tapi itu pasti tidak sengaja.”

Roselyn berujar sambil menunduk, menyeka wajahnya yang sudah dibasahi air mata. Namun, beberapa detik setelahnya, ia mengangkat wajahnya dan menatap Devon seraya memasang senyum palsu yang dipaksakan dengan mata berkaca-kaca.

Ini sungguh drama yang luar biasa bukan? Tapi tunggu dulu. Ini masih belum berakhir. Justru baru permulaan.

Devon menampik atensi, menatap Lethisa dengan nyalang dan berapi-api kemudian menggertaknya dengan lantang.

“Lethisa, cepat berlutut pada Roselyn! Memohon dan minta maaflah atas perbuatanmu!”

“Berlutut? Yang benar saja,” balasnya lalu tertawa geli.

“Cepat lakukan!” titah Devon keras.

Lethisa menghentikan tawanya. Ia melipat kedua tangan di  dada dan menatap Devon dengan tersenyum miring.

“Aku tidak mau. Bagaimana dong?”

“Jangan mengikis kesabaranku, cepat lakukan!”

“Seharusnya anda tidak langsung menghakimi seseorang setelah hanya mendengar penjelasan satu pihak, Grand Duke.”

Suara milik pria yang terdengar tidak begitu asing di telinga Lethisa tiba-tiba mengudara. Lethisa yang penasaran melirik pria yang baru saja memilih untuk terlibat itu.

“Tolong jangan ikut campur, Chester Greevan. Ini bukan urusanmu,” balas Devon dingin.

“Saya tidak akan ikut campur jika saja anda bisa bertindak rasional,” balas Chester tanpa emosi. “Saya melihat apa yang sebenarnya terjadi. Nona Lethisa tidak—”

“Benar kok, aku memang ingin menyakiti Roselyn.”

Chester terbelalak dan menatap Lethisa yang baru saja memotong ucapannya dengan kening berkerut dalam. Ia tidak paham bagaimana cara gadis itu berpikir. Sebenarnya kenapa? Kenapa Lethisa mengakui hal yang tidak dirinya perbuat?

“Aku harus minta maaf setelah melakukan kesalahan kan, Devon?” ujar Lethisa lagi.

“Jika sudah tahu, cepat lakukan!”

“Baiklah.”

Lethisa meneguk habis minuman di gelasnya lalu mulai melangkah. Bukan untuk menghampiri Devon atau Roselyn. Ia justru datang ke salah satu pilar lalu membenturkan gelas itu hingga suara kaca pecah menyeruak ke segala penjuru. Gelas kaca di tangannya pecah sebagian. Kini bibir gelas itu menjadi tajam. Lethisa berbalik, melangkah menghampiri Roselyn.

Villainess Want to Die [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang