Bab 28

12.3K 1.5K 64
                                    

Serius deh, aku niatnya mau update kemarin pas sore, eh malah ketiduran terus ujung-ujungnya malah jadi lupa. So sorry😥😅

Btw, aku super happy dan gak nyangka, akhirnya VWTD tembus 100k reads🎉

Btw, aku super happy dan gak nyangka, akhirnya VWTD tembus 100k reads🎉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thank you very much for your support guys
Luv u😘

Happy reading~

• • •

Max menghela napas jengah. Ia sudah mengitari hampir seluruh kediaman, tetapi masih belum juga berhasil menemukan batang hidung sang atasan. Ke mana perginya pria itu? Padahal, matahari sudah naik lumayan tinggi. 

Sudah jadi rahasia umum jika sang Komandan merupakan seseorang yang sangat disiplin dan tidak pernah melalaikan rutinitasnya sekalipun. Bagi Chester, jadwal harian sudah seperti pedoman hidup. Harus dipercaya, dipatuhi, dan diikuti agar bisa menjalani hidup dengan baik.

“Tidak mungkin Komandan masih tidur kan?”

Max berujar retoris sesaat setelah berhenti di depan kamar objek yang ia maksud. Max bergumam sembari memandang sepasang pintu kayu di hadapannya dengan tatapan skeptis.

Ey, tentu saja! Mana mungkin? Komandan selalu bangun pagi, bahkan ketika langit masih gelap. Sekarang, jam sarapan sudah hampir habis. Mana mungkin Komandan masih tidur?” imbuhnya disusul tawa kecil yang renyah.

Namun, suara tawanya perlahan berubah menjadi sumbang, hambar, dan kosong ketika mendapati kenyataan berbanding terbalik dari apa yang ia percaya.

Max mematung di ambang pintu setelah ia membukanya dan melihat punggung orang yang ia cari ada di atas ranjang.

“K-komandan, saya masuk ya ..?” izinnya agak terlambat.

Setelah sempat membeku sejenak di tempat, akhirnya ia melangkah masuk sembari mengerjapkan mata dan tidak bisa menutup mulutnya setelah sempat terkesiap tak percaya. Tapi, rupanya keanehan itu belum seberapa.

Rahang Max jatuh saat mendapati Chester tertidur nyenyak dengan seorang gadis di dalam pelukannya. Yang lebih mencengangkan baginya, gadis itu Lethisa! Putri tunggal Keluarga Wesley!

‘Komandan yang selalu membenci para bangsawan, kenapa bisa tertidur sambil memeluk gadis bangsawan?’

Sebuah tanda tanya berkecamuk di benak Max saat ini. Lalu, muncullah perdebatan di dalam kepalanya.

‘Apa yang harus kulakukan? Apa lebih baik aku pergi dan berpura-pura tidak tahu saja? Tapi Komandan punya jadwal penting sekarang.’

Villainess Want to Die [END]Where stories live. Discover now