Usaha menghindari Aylar

48 12 5
                                    

Nara memasuki ruangan kerjanya, disana sudah ada beberapa OB yang sibuk menyiapkan beberapa makanan dan camilan.

"Mau ada apa ini, Mbak?" tanya Nara pada salah satu teman kantornya bernama Aiyla.

"Siang ini ada meeting sama cabang, Pak Aylar juga datang. Nanti kamu aku kenalin sama Pak Aylar ya." Jawab Aiyla yang membuat Nara langsung terbelalak.

Bagaimana iniiii?

"Raaa..." Aiyla menyadarkan perempuan itu yang tiba-tiba mematung dengan mata yang membelalak dan mulut yang menganga. Disclaimer; jangan dibayangkan.

"Oh iya Mbak, iya.." Nara memperbaiki sikapnya agar tidak ada yang curiga.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya ditempat parkir perusahaan milik Aylar. Laki-laki itu datang pagi-pagi untuk breefing sebelum meeting dengan cabang.

Semuanya mempersiapkan diri hanya untuk hormat dan mengucapkan selamat pagi pada laki-laki itu. Sudah menjadi peraturan dan harus berjalan sesuai keinginannya. Aylar dikenal atasan yang perfeksionis dan high achiever, berbanding terbalik ketika ia sedang mengejar Nara.

"Pak, tungguu.. sepertinya saya pernah liat motor ini." Ucap driver ketika melewati parkiran motor, dan yang sedang dilihatnya adalah motor Nara.

Aylar menoleh sebentar untuk melihat lalu pandangannya kembali lurus kedepan. "Itu nggak penting,  Hendraa.." jawabnya sembari terus melangkah memasuki halaman kantor.

Sedangkan pria itu hanya menghembuskan nafas kasar, ia sudah biasa menghadapi sikap atasannya tersebut. Tapi kali ini harusnya Aylar mendengarkannya.

***

"Selamat pagi semuanya." Ucap Aylar memasuki ruangan untuk mengucapkan selamat pagi, juga menandakan bahwa ia sudah kembali, dan akan merecoki para karyawannya.

"Pagi, Pak.." Jawab beberapa karyawan, termasuk Nara. Ia mensejajarkan tubuhnya dibalik Aiyla agar tidak terlihat oleh laki-laki itu, jantungnya berpacu seperti sedang dikejar-kejar penagih hutang.

Aiyla tiba-tiba memegang tangan Nara dan menariknya, seperti janjinya pagi tadi; ia akan memperkenalkannya pada Aylar. Sedangkan perempuan itu berusaha menahan diri.

"Aiyla, Dinda dan Putra ikut saya ke ruang meeting, saya mau breefing sebentar sebelum meeting dimulai." Ucap Aylar yang membuat Aiyla tadinya sibuk menarik tangan Nara akhirnya melepaskan dan sedikit memperbaiki sikap.

"Sekarang." Ucap Aylar sembari berbalik badan dan menuju ruang meeting.

Nama-nama yang dipanggilnya tadi pun bergegas mengikuti laki-laki itu, begitupun Aiyla sehingga tidak menghiraukan Nara sama sekali.

***

"Tapi aku bawa motor loh," Ucap Nara pada Akara yang sekarang sudah ada didepan perusahaannya untuk menjemput perempuan itu.

Entah apa yang terjadi, namun Akara sekarang lebih intens menghubungi Nara dan sangat perhatian, seperti kali ini. Nara pikir hal itu terjadi karena rasa bersalah Akara padanya.

"Gapapa dititipin aja disini, besok aku antar kerjanya. Oke ya? deal, oke." Akara memutuskannya sendiri. "Ayo.."

Nara menatap laki-laki itu, harusnya ia bisa menghargai niat baik Akara. Laki-laki itu sudah berusaha memperbaiki hubungan mereka.

Nara pun tersenyum, "Ayoo.. Tapi bentar, aku bilang ke security dulu ya." Ucapnya menuju ke pos security untuk menitipkan motornya sembari melihat situasi jangan sampai Aylar tiba-tiba keluar, karena laki-laki itu masih belum pulang.

"Pak nitip motor ya, saya dijemput soalnya.." Ucap Nara.

"Dijemput calon suaminya mbak Nara?" tanya salah satu security. Nara pun hanya menjawabnya dengan tersenyum.

SEPHILEWhere stories live. Discover now