Apa Nara menerima lamaran Aylar?

32 8 0
                                    

Ketika apa yang kamu harapkan, datang dengan cara yang tak terduga dan tiba-tiba. Kamu tidak perlu bertanya kenapa, karena takdir tidak punya alasan selain itu cara-Nya.

Begitupun dengan apa yang dirasakan oleh Nara saat ini. Ia selalu berharap dipertemukan dengan laki-laki yang tulus dan menerima masa lalunya. Tapi yang tidak terduga, ternyata laki-laki itu adalah Aylar. Seseorang yang begitu lebih dari ekspektasinya, yang mampu menerima masa lalunya tanpa bertanya apapun.

"Mbak," Suara itu berasal dari depan, ketika seseorang itu melihat Lara sedang membereskan beberapa gelas bekas pelanggan yang minum di warung kopinya.

"Loh Akara..." Lara melompat kaget dan segera menghampiri laki-laki itu. Ia melihat masih terparkir mobil Aylar didepan rumahnya. Gawat kalau Akara tau Nara sedang bersama Aylar.

"Maaf mbak saya ngagetin ya..." Ucap Akara karena melihat respon Lara yang sampai meloncat kaget.

"Oh nggak nggaak.. Ehh, Akara cari Nara ya?" Lara mengalihkan pembicaraan.

"Iya mbak, Nara nya ada di rumah kah?" tanya laki-laki itu sembari melirik ke dalam rumah.

"Nara yaa?" Lara mencoba cari alasan yang tepat, ia tidak mau adiknya dicap tidak benar karena menerima lamaran laki-laki lain saat sedang memiliki hubungan dengan Akara.

***

Sedangkan di dalam rumah, Nara yang baru bangun harus segera mandi dan bersiap-siap, karena Aylar datang sangat pagi ke rumahnya. Padahal rencana perempuan itu dihari libur akan menghabiskan waktunya untuk rebahan di rumah.

"Hei, pagi Sayang." Sapa Aylar ketika melihat Nara menghampirinya yang sedang berada di ruang tamu.

Perempuan itu bergidik ngeri mendapat panggilan tersebut, bulu kuduknya berdiri, menggelikan saja rasanya.

"Kenapa harus panggilannya sayang?" Nara memprotes. "Aku belum menjawab lamaranmu ya." Tambahnya, baru kemarin laki-laki itu ke rumahnya, dan sepagi ini dia sudah ada disana lagi. Apa memang itu rencananya agar Nara merasa terpojokkan dan menerima lamaran Aylar?

"Aku bisa memastikan kalo lamaranku diterima." Ucap Aylar sangat percaya diri.

"Terus kamu kesini ngapain?" tanya Nara. Dia membenarkan kerudungnya yang masih tersampir kanan kiri, ia baru saja selesai mandi tapi ibunya sudah menyuruh untuk cepat-cepat menghampiri laki-laki itu.

"Aku mau cari ikan, kamu mau menemaniku?" Ajak Aylar.

"Cari ikan? mancing?" tanya Nara, dia melihat penampilan Aylar dari atas ke bawah. Sangat rapi. Mana mungkin dia akan berangkat untuk memancing.

"Bukan," Aylar menghembuskan napasnya dengan kasar, begitu polosnya perempuan itu pikirnya. "Cari di toko ikan, aku butuh ikan koi." Aylar menjelaskannya agar perempuan itu mau ikut dengannya.

"Ohhhh.." Nara hanya berah-oh ria. Tetap sajaa hal itu aneh menurutnya, seorang Aylar cari ikan koi sendiri? kenapa dia tidak menyuruh orang rumah atau driver yang selama ini kemana-mana dengannya.

"Yasudah, bentar.. Aku siap-siap dulu." Jawab Nara yang hendak masuk kedalam lagi untuk bersiap-siap.

Tapi tangannya ditahan oleh Aylar.

"Udah gini aja, mau siap-siap gimana lagi. Aku buru-buru." Sergah Aylar yang langsung menarik Nara untuk ikut dengannya, perempuan itu masih mengenakan kerudung yang tidak karu-karuan. Ayolah jika dilihat dia seperti pembantu yang sedang jalan dengan majikannya.

Saat keduanya berada didepan untuk berpamitan ke ibu dan kakaknya Nara, mereka malah menemukan Akara sudah ada disana.

"Nara," Akara melihat pemandangan yang mencengangkan. Perempuan yang dicintainya keluar dari dalam rumah bersama laki-laki lain.

SEPHILEWhere stories live. Discover now