Chap 8. Failed Move-On Group

2.1K 381 127
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca, 250 votes and 150 comments baru aku lanjut next chapter-nya yaa. Oh iya, ada author notes penting di bawah, plis jangan dilewatin 🍊🤍



🍊




Tidak semua manusia diizinkan memiliki segalanya, sebab di antara kesempurnaan yang ada, pasti tercatat satu kekurangan di dalamnya. Seperti mereka, yang terjebak dalam pusaran cinta masa lalu dan kesulitan menemukan jalan keluarnya. Farhan Alrescha Ravindra.




🍊



"Tatiw, tatiw, tatiw!!" gumam gadis yang sedang duduk di balkon lantai tiga itu sambil mengayunkan kakinya.

Sudah tiga kali panggilan namun sahabatnya belum mengangkat juga. Gya baru saja memutuskan untuk menutup panggilan, tapi suara serak di seberang sana lebih dahulu terdengar.

"Kenape?! Gue baru tidur buset!" Cerocos orang itu, membuat Gya menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Udah siang, kok, baru tidur?" omelnya pelan.

"Ya itu artinya gue abis begadang!" Tiana menahan geram, sedangkan Gya menyengir. "Mau ngomong apa? Buruan! Gue masih mau lanjut tidur, awas kalau nggak penting!"

Gya mencebikkan bibirnya, tapi tak urung sebuah senyum tercipta di wajah imutnya. "Tatiw tau nggak―"

"Nggak."

"Ish, Tatiw!" gerutu Gya. "Belum selesai!"

"Ya udah makanya apa? Mata gue tinggal 1 watt ini."

"Mata Tatiw ada listriknya?" tanya Gya polos.

"ADA! TAU AH, GYGY!!" teriak Tiana lagi. "LO MASIH MAU GUE DENGERIN NGGAK NIH CURHATANNYA?!"

"Iya, iya. Tatiw jangan marah-marah terus," rengek Gya manja, bibirnya maju beberapa senti, sembari menempatkan dagunya di atas meja.

"Banyak banget pahala gue ngadepin lo emang. Jadi, kenapa? Buruan."

Omelan Tiana didengarkannya sambil mengulum senyum. Gya tidak pernah sakit hati mendengar seluruh gerutuan sahabatnya, karena baginya memiliki Tatiana adalah sebuah keberuntungan tak terhingga. Tidak peduli seberapa banyak kekesalan yang Tiana tahan, gadis itu tidak pernah meninggalkan Gya sendirian.

"Tatiw ternyata, ya..." Gya menjeda kalimatnya, ada respons dehaman yang menandakan Tiana masih mendengarnya. "Kak Farhan itu temennya Bang Ghan dan Marjan, surprise! Tatiw kaget nggak? Kaget, kan? Aku kaget loh," ujarnya antusias.

Sementara di seberang sana, Tian baru saja menghela napas panjang, disusul tawa yang terpaksa.

"Kenapa, Tatiw?" tanya Gya bingung.

"Ya lo pikir aje dong, Gygy Hadid 2G. Mereka satu SMA, kakak kelas kita, udah pasti kenallah! Nggak ada yang nggak tau Four di MHS, Gygy!!"

"Tapi aku nggak tau," balas Gya lagi.

"Yeu! Mana gue tau, tanya sana sama rumput yang dangdutan!"

"Emang ada?" Gya menoleh ke arah taman FOG di sebelah kiri, ada barisan rumput hijau yang dipangkas rapi.

"Apa?"

"Rumput yang joget?"

"ADA!" pekik Tiana lagi, emosi juga lama-lama memang bicara dengan manusia yang lola-nya pangkat dua ini. "Di depan rumah gue noh rumputnya dance Kpop," tukasnya.

"Iya, ya? Rumput di sini, kok, diam aja, ya, Tatiw?"

"NGGAK TAU ELAH! CAPEK BET GUE YA ALLAH!"

Gya menjauhkan ponselnya lagi, bibirnya maju beberapa senti. "Kalau capek itu tidur, Tatiw," ucapnya.

HANNA [TERBIT]Where stories live. Discover now