15.|| Cantik

53 43 7
                                    

HAPPY READING♡

________

“Kok jadinya banyak gini?” Tanyaku menatap foto foto yang dia letakkan di dalam kotak kecil. Sepertinya ukurannya sama dengan buku diaryku.

Padahal tadi dia bilang kami akan mencetak foto bersama. Tapi ternyata setelah aku sampai, foto yang ku kira akan di cetak oleh kami, ternyata sudah di cetak duluan. Sudah jadi.

Bahkan aku mendapatkan bagian foto juga.

Aku menatap hasil foto yang barusan dia berikan padaku. Foto yang di cetak berukuran 2R.

Hasil fotonya semua bagus, dan menarik perhatianku. Mungkin karena di semua foto aku tampak cantik. Hehe.

Aku bukannya memuji diri sendiri. Tapi aku sedang merasa puas dengan hasil cetakan foto itu.

Dan yang paling menarik perhatianku adalah, pada saat melihat hasil cetakan foto kami berdua yang disitu menampakkan aku yang sedang tersenyum kecil sambil menutup mata. Sedangkan dia menatapku sambil membuat wajahnya kelihatan lucu.

Itu benar-benar lucu. Wajahnya terlihat seperti kucing yang sedang di marahi oleh majikannya.

Aku tertawa. “Lucu banget muka kakak, kaya Tom nya Tom and Jerry.

Tom and jerry ya?” imbuhnya.

Aku hanya mengangguk dan terus tertawa. Ini benar benar lucu sekali.

“Lucu ya?” tanyanya sekali lagi.

Aku segera mengalihkan perhatianku dari foto itu, lalu menatapnya.

Aku yang sejak tadi masih tertawa, dengan perlahan meredakan tawaku. Aku bingung, sejak kapan dia melihatku seperti ini? Kak Aldy menatapku lama, yang membuat aku segera mnghentikan tawaku.

Aku bisa melihat dari dekat wajah kak Aldy tersenyum saat ini.

Sepertinya aku salah saat itu berkata jika kak Aldy punya kulit bewarna hitam manis. Nyatanya pada saat ku lihat dari dekat, wajahnya terlihat bersih. Tidak hitam. Tapi tetap manis.

Ah.. Aku barusan berfikir apa? Tanpa sadar aku memandanginya terus menerus.

“Lo cantik kalau lagi ketawa.”

Aku segera merubah raut wajahku menjadi datar seperti biasa mendengar ucapannya. Rasanya saat ini aku menyesal telah tertawa di depannya karena hal itu hanya akan membuatku malu.

Hatiku bergemuruh, jantungku berdegub dua kali lipat  dari biasanya. Dia barusan mengucapkan aku cantik? Di depan wajahku?

Aku berdehem sebentar, berniat ingin menetralkan keadaanku saat ini sambil merasakan rasa hangat yang menjalar di kedua pipiku. Aku malu.

Tanpa aba-aba aku berbalik badan untuk menyembunyikan kedua pipiku yang menghangat, mungkin saja sudah memerah.

Tanpa pamit aku bergerak maju, berjalan meninggalkannya yang masih terkekeh kekeh di tempatnya.

“Eh eh Win, mau kemana?”

Aku sudah tidak perduli lagi dengan panggilannya. Aku merasa malu, sangat malu sekali. Rasanya bersembunyi di dalam sumur 50 tahun pun tidak akan membuatku melupakan hal ini

_________

To be continue.

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Where stories live. Discover now