☀️Berakhir☀️

617 130 26
                                    

🏡Welcome To Our House🏡
Boboiboy Element!Cousin x Readers!Sister
==
==
==
📃Genre📃
Romance, Drama, Action, Comedy, Slice of Life, School.
==
==
==
©Copyright Credit©
Boboiboy Galaxy ©® Nizam Razak-Monsta
Ejen Ali ©® Usamah Zaid Yasin-WAU Animation
OC ©® FrankTha
[Nama] ©® Yours
==
==
==
⚠️Klik tombol keluar jika kamu tak berkenan dengan Fanfic Ini⚠️
⚠️Kami menerima kritik dan saran, tapi tak menerima segala bentuk ujaran kebencian⚠️
==
==
==
🍁Berakhir🍁
====================

Fang mendongakkan kepala untuk menatap langit yang perlahan cerah, bahkan lampu sirene polisi juga sangat menyilaukan matanya. Dirinya hanya memasrahkan diri saat seorang anggota kepolisian memasukkan dirinya kedalam mobil, memisahkan dirinya dari kedua saudara(i) nya yang berbeda mobil.

Beberapa anak remaja sewaan yang terlibat dalam aksi perkelahian itu juga dibawa oleh kepolisian terkecuali Boboiboy bersaudara karena sudah mendapatkan saksi mata seorang Kyle Branch yang ikut ke kantor kepolisian untuk kesaksian.

[Nama] yang kini tertidur lelap didalam mobil, kepalanya dipangku lembut oleh Gempa yang sudah sadar dari beberapa waktu lalu.

Keadaan mobil pinjaman Branch itu kini dalam keheningan, Halilintar hanya fokus ke arah jalan selagi dirinya menyetir sedangkan Solar membuang muka ke arah jendela, nampak masih membayangkan apa yang sudah terjadi pada Bundanya.

Banyak kebenaran yang terjadi hari ini, membuat kepala Solar sangat pening dan ingin cepat-epat pergi tidur. Tapi jujur, baginya cukup lega setelah mengetahui semua kebenaran.

Sehingga dia tidak perlu merasa bersalah atas kematian Bundanya lagi.

Solar juga sudah mendengar bagaimana Fang dan saudara nya yang lain itu bisa tiba di Malaysia karena bantuan keluarga Huang yang ternyata masih ada dan menggunakan koneksi itu sebagai patokan kehidupan mereka.

Balas dendam terhadap Branch itu rupanya merupakan suruhan atas ketua keluarga Huang dan kini seluruh keluarga Huang akan diproses secara hukum. Benar-benar tindakan yang adil bagi Boboiboy Bersaudara.

"Setidaknya lo bisa jadi sering bareng kita kan bang.." gumam Solar tiba-tiba, membuat Halilintar bereaksi dengan menggenggam setir mobilnya.

"Ya.."

🥃•••••••••••••••••••🥃



Break Time



🥃•••••••••••••••••••🥃

"Kami benar-benar minta maaf atas apa segala yang terjadi." ucap Kyle, orang angkuh yang tidak pernah menundukkan kepala untuk siapapun kini menundukkan kepalanya dihadapan 7 pemuda kembar yang duduk di sofa ruang tengah rumah mereka.

Gempa bahkan sudah menangis begitu mendengar kenyataan itu. Dia tidak menangis hanya untuk mendiang bunda nya, melainkan juga menangis atas apa yang sudah terjadi pada [Nama] selama ini. Bagaimana pun, [Nama] juga tidak bersalah.

"Kami setuju akan membawa [Nama] untuk kembali ke London." Kaivan menatap ketujuh pemuda itu, menyuarakan ungkapan yang sudah dia ungkapkan tadi. Kini hanya menunggu [Nama] untuk beres-beres dan siap-siap.

"Seperti yang sudah kubilang, Clovis Branch dapat dibebaskan karena tuduhan palsu yang diciptakan keluarga Huang." ucap Kaivan lagi, menatap [Nama] yang mengangkat kopernya untuk menuruni tangga.

[Nama] menatap ke-7 sepupu dari ibunya itu, matanya sembab mungkin karena sudah nangis semalaman sejak kejadian sehari lalu dan harus mendengar kabar bahwa dia memang harus kembali ke London dulu untuk membersihkan nama baiknya.

"Gue.. Minta maaf.." [Nama] menyentuh kedua lututnya, membungkukkan tubuhnya dalam dihadapan Boboiboy bersaudara. Air mata tidak bisa dibendung lagi, kini dengan tubuh gemetaran gadis itu terisak kecil.

"Gue.. Minta maaf kalau malah.. hiks.. bawa...bawa masalah kesini.."

[Nama] mengusap air matanya, mati-matian menahan sesegukannya dengan bahu bergetar. Dia merasa amat bersalah setelah mendengar cerita dari Rory. Karena efek cuci otak, [Nama] memang melupakan beberapa hal yang sudah terjadi pada dirinya saat itu.

Solar berdiri, segera memeluk [Nama] erat dan menyembunyikan wajahnya di bahu gadis itu. Ikut menangis bersama gadis Branch yang sudah ternyata jauh lebih terluka dibandingkan dengan dirinya.

Tidak hanya bagi Solar, bagi yang lain, [Nama] adalah pembawa perubahan besar bagi mereka. Mereka yang jarang berinteraksi setelah kepergian sang bunda menjadi lebih akrab setelah kedatangannya, mereka yang biasanya hanya bersekolah dan tidak berpikir untuk menghadapi masalah besar kini belajar caranya menghidupi diri sendiri dan keluarga yang masih ada.

[Nama] adalah segalanya bagi mereka.

Dan akan sangat tidak terima jika dia harus pergi.

🥃•••••••••••••••••••🥃



Break Time



🥃•••••••••••••••••••🥃

"[Nama] harus kembali ke London untuk membersihkan namanya, dalam keluarga ini, dia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi ini. Dan tuan Amato akan dipulangkan."

Begitu kalimat yang sangat Solar ingat dari Kaivan Branch seminggu yang lalu. Pemuda itu merutuki dirinya yang kembali pada kebiasaan buruknya. Bergadang dan mengurung diri dikamar untuk belajar sendirian.

Dirinya adalah yang paling tidak rela bahwa [Nama] harus pergi, bahkan gadis itu tidak menghubungi dia lagi setelah kembalinya dia ke London.

"Nak! Ayah beli ayam loh!" ucap Amato riang sembari memasuki kamar Solar tanpa pamit, buru-buru pemuda itu menoleh dan menutup buku pelajarannya. "Ayah ih, jangan masuk tiba-tiba."

"Kenapa? Nonton apa kamu hayo?" tanya Amato memainkan alisnya, menatap Solar penuh selidik. Solar mendengus sebal, menarik kursi lainnya untuk ayahnya duduk.

"Tumben ayah kesini, mau apa?"

"Jahat. Kamu belum makan siang, makan dulu lah." ucap Amato tersenyum kecil, meletakkan sebuah kotak putih diatas meja belajar Solar. Solar hanya berdiam diri sejenak, kemudian menggeleng ringan untuk menolaknya.

Amato menghela nafas kecil, mengusap kepala Solar. "Kamu marah ya sama ayah karena bohong soal kepergian bunda?"

Solar hanya diam, memalingkan wajahnya. "Gak kok. Ayah gak bohong. Bunda memang pergi karena kecelakaan."

Amato berdiam sejenak, menghela nafas berat. "Maaf.. Harusnya ayah jadi pelindung buat bunda. Bukannya malah ayah yang selama--"

"Ayah kalau ngomong begitu Solar buang dari lantai dua." ucap Solar cepat, menatap Amato sebal. Amato tertawa kecil, mencubit pipi Solar lembut.

"Jagoan-jagoan kecil ayah memang sudah besar.." bisik Amato lembut, menarik Solar kedalam pelukannya. Solar berdiam sejenak, memejamkan mata yang nampak lelah.

Dia hanya perlu percaya, bahwa semua akan baik-baik saja.

Dan mereka akan kembali bertemu dengan [Nama].

Menjalani kehidupan bersama lagi seperti yang sebelumnya.

"Nah, makan dulu ya?" Solar akhirnya mengangguk, menerima kotak itu sebelum menoleh bersamaan dengan Amato saat pintu kamarnya didobrak secara tiba-tiba, menampilkan sosok Gempa yang terengah-engah.

"Gem? Kenapa nak?"

"Hah..Hah.. Bang Lintar.. Kabur."

⏱️•••••••••••••••••••⏱️



The End



⏱️•••••••••••••••••••⏱️

Loh? Kok bukan To Be Continued? Kok The End?

Welcome To Our House!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora