49. Friendly

15.9K 2.4K 1K
                                    

Play List : Thinking Bout You - Ariana Grande

SELAMAT MEMBACAA... 

🌼🌼🌼

Arne langsung memberi isyarat menggunakan jari telunjuk, pada Haily yang akan menyapa, agar wanita itu tetap diam.

Pun secara perlahan, berusaha tanpa mengeluarkan suara, Arne menghampiri Sophie yang tengah memanggang daging di wajan, menyiapkan makan malam. Sementara Arne baru pulang dari Batalion.

"Wanginya sangat lezat," sergah Arne melingkarkan kedua tangannya pada perut Sophie.

"Oh Gosh! Arne!" refleks, Sophie memukul tangan Arne yang berada di atas perutnya, menggunakan pencapit daging. Arne bergeming, mencium leher Sophie tanpa berdosa dengan ekspresi datarnya. Menaruh dagunya di atas bahu.

"Kenapa kau membuatku kaget? Kalau tanganku terkena pemanggang bagaimana?!"

"Jadi sedang terjadi demo memasak di sini?"

Sophie mendengkus. Kebiasaan pria itu, bila ditanya malah balik bertanya. Arne mencium pundak Sophie. Pertanyaan Arne tidaklah salah, karena di dapur kini berkumpul 3 para wanita yang tengah 'mendemokan' masakan masing-masing. Sophie, Ursula, dan Haily.

"Kami hanya ingin membuat makan malam saja, Ar. Bukannya Sophie sudah terbiasa memasak untukmu? Memasak adalah salah satu hobi istrimu. Dan masakan Sophie adalah favorit, Mr. Poul." timbrung Ursula menjelaskan.

"She is extraordinary." puji Arne sambil menarik dagunya dari bahu Sophie, menegapkan badan dengan tangan mengusap-ngusap halus puncak kepala Sophie.

Mendengar pujian dari Arne, Sophie menoleh, lantas memberikan kecupan pada suaminya itu sebagai ucapan terima kasih atas pujiannya yang menurut Sophie terlalu berlebihan. Tapi Sophie selalu menyukai pujian apapun yang terlontar dari mulut pria itu. Karena sebenarnya, Arne bukanlah tipe perayu. Hanya dengan kalimat sederhana saja, wanita pasti akan tersipu oleh pria itu.

"Jadi makan malam kita adalah steak?" ucap Arne seraya mengambil pisau di tangan Sophie yang akan memotong mentimun, mengambil alih. Memotongnya tipis-tipis berbentuk garis. Pria itu seperti sudah bisa menebak hidangan selanjutnya, yaitu salad, salah satu menu yang tidak pernah absen di meja makan mereka.

"Ya, aku membuat beef steak dan Thai salad. Ursula membuat pai untuk dessert kita, sedangkan Haily membuatkan pasta kesukaanmu." terang Sophie. Arne menoleh ke arah Haily yang tengah membuat pastanya. Wanita itu memberikan senyum manisnya, Arne membalas tipis.

"Jadi,- pasta adalah makanan favorit Arne?" tanya Haily, melirik kembali pada Arne yang sudah kembali fokus pada irisan mentimunnya.

"Hmm. Di meja makan harus tersaji itu." jawab Sophie sambil membalikkan dagingnya. "Matang atau medium?" kali ini Sophie bertanya pada Arne.

"Medium." gumam Arne. Mengambil selada untuk dipotongnya.

"Kalau begitu mandi dan bersiaplah. Biar dapur menjadi urusan para wanita, Brigjen Poulsen." Sophie mengambil pisau di tangan Arne.

"Ar!" protes Sophie ketika pria itu kembali mengambil pisau di tangannya.

"Temani aku." Arne meletakkan pisau itu, lantas menarik tangan Sophie, menyeretnya tanpa menunggu persetujuan Sophie.

Unconditionally (SKYGGEN Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang