Play List : The Climb - Miley Cyrus
DOUBLE UPDATE 👑
Selamat membaca ❤
👑👑👑
Setelah memastikan Haily membawa barang-barang Helen,- Arne melangkahkan kakinya keluar dari ruang VVIP kelab dengan Helen yang memeluk erat di gendongannya. Haily mengerokori keduanya dari belakang. Masih dengan tatapan intensnya pada punggung lebar milik pria tampan di depannya itu.
🌼🌼🌼
"Aku tidak ingin pulang ke Istana." gumam Helen, menyorot nanar bahu jalan.
Arne menoleh, "jika kau tidak pulang ke sana, mereka akan mencarimu."
"Papa dan Mama sedang ke Moscow. Nicklass,-" Helen mengalihkan pandangannya kepada Arne, "tanpa harus ku jelaskan, kau pasti mengerti."
Arne menghela berat, menepuk-nepukkan jemarinya di setir mobil. Sedikit memikirkan, kemana ia harus membawa Helen. Helen tidak mungkin bisa dipaksa. Wanita itu terlihat sedang sangat tertekan. Tidak mungkin juga ia membawa Helen ke Manor. Sophie tidak akan menyukainya.
"Please, aku tidak ingin pulang ke Istana. Kita bisa menghabiskan waktu di luar. Temani aku." pinta Helen, meraih satu tangan Arne di atas setir. Menggenggamnya.
"Kau gila? Sophie sudah menungguku." Arne menarik tangannya dari genggaman wanita itu. Tiba-tiba Helen terkikik tidak jelas.
"Jadi kalian benar-benar sudah baikan?"
Arne hanya melirikkan matanya, tanpa berniat menjawabnya.
"Keberuntungan sepertinya tidak pernah berpihak padaku." gumam wanita itu, kembali menatap nanar ke arah jalan yang dilalui mobil Arne. Dan tangan Arne bergerak, mengusap puncak kepala wanita yang menjadi bibinya itu dengan prihatin.
Dan selanjutnya, Arne memutuskan membawa Helen ke Mansion milik Marius yang sekarang hanya ditinggali oleh para pelayan.
Dan sikap akrab tanpa canggung dari Arne dan Helen tidak terlepas dari pantauan Haily yang duduk di jok belakang.
"Jadi, siapa nona yang duduk di belakang kita? Selingkuhanmu? Aku rasa tidak mungkin." cerocos Helen seraya menatap Haily melalui kaca spion mobil. Haily langsung sedikit salah tingkah.
"Teman Sophie." tukas Arne cepat.
"Bagaimana kalian bisa berduaan? Ini hampir tengah malam."
"Jangan berpikir yang tidak-tidak." sambar Arne tegas. Helen terkikik, menyandarkan kepalanya ke jendela mobil.
"Kepalaku sangat pusing. Dunia seperti sedang berputar-putar sekarang." keluhnya. "Jadi kau akhirnya akan membawaku kemana?!" sambung Helen bertanya, kala menyadari jika Arne tidak membawanya ke Istana, sesuai permintaannya.
Tapi belum sempat memberikan jawaban, ponsel Arne berdering. Mengambilnya, dan ia langsung mengembuskan napas kasar kala melihat nama Sophie yang tertera di layarnya. Pun Arne menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan dari istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally (SKYGGEN Series)
RomanceWARNING : MATURE CONTENT (21 TAHUN KE ATAS) "Love is like war. Easy to begin but very hard to stop." - H L Mencken