03. Tidak ada masa depan

13.1K 831 261
                                    

Setelah sampai rumah, Meylin melempar sembarang tas nya, ia memang tidak melanjutkan pelajaran, ia ijin pulang pura-pura tidak enak badan.

Dengan amarahnya yang terus meluap, ia terus mengepalkan tangannya, ia memeluk guling seraya memukulnya. Ya, Meylin masih kesal dengan sodara kembarnya yang terus membela orang lain, bahkan mereka baru saja saling mengenal.

Meylin menangis. Sungguh, ia tidak menyangka jika Jayhaan bisa berbicara seperti itu kepadanya. Tapi, apakah benar jika hidup Meylin se menyedihkan itu?

Brak!

Seseorang membuka paksa pintu kamar Meylin.

Laki-laki paruh baya itu menatap Meylin dengan sangat tajam.

"KAMU BOLOS PELAJARAN HARI INI?" Teriak Danuar, papa nya.

"Engga pa, Meylin gaenak badan, Meylin pulang duluan, udah ijin kok sama wali kelas Mey." Meylin membela dirinya.

Plak!

Danuar menampar Meylin. "Emang kamu pikir papa bodoh? Hah?"

Meylin meneteskan air matanya, sembari memegang bekas tamparan Danuar yang sakitnya luar biasa.

"Tapi, pa.. Mey.."

Plak!

Ya, belum sempat Meylin melanjutkan omongannya, ia sudah terkena tamparan untuk kedua kalinya dari papanya.

Meylin menundukan pandangan nya, mungkin memang benar apa kata Jayhaan, jika hidup Meylin memang seberantakan ini, bahkan lebih menyedihkan.

Seorang wanita paruh baya menghampiri mereka. "Kenapa lagi pa?"

"Dia bolos, ma!" Ujar Danuar pada wanita itu, yang ternyata istrinya.

Nalita mendekat pada Meylin, ia duduk disebelah Meylin. "Mungkin, Mey gak enak badan pa, liat aja ini badannya panas begini."

"Kamu itu gatau gimana anak-anak, kamu itu cuma fokus sama diri kamu sendiri. Kamu gatau kan, gimana anak-anak suka bohong?"

Nalita menggelengkan kepalanya. "Mas, aku tau aku emang jarang dirumah, tapi aku tau gimana anak-anak aku."

"Halah, kamu cuma fokus nyari anak kamu yang hilang, kamu mana fokus sama anak-anak aku!" Teriak Danuar.

Meylin menutup telinganya, sedangkan Nalita memeluk Meylin, mengelus rambutnya dengan lembut.

"Mau bagaimana pun, Mey dan Jay tetep anak aku mas, aku peduli sama mereka. Walaupun, aku jarang ada waktu sama mereka," Kata Nalita.

Danuar menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Sekarang gini aja, kalau kamu engga bisa ngurus anak-anak aku, aku bakalan pindahin Mey ke Amerika, dia bakalan tinggal di asrama, biar hidupnya bener!"

"Aku gamau, pa! Mey gamau pisah sama kak Jay!" Kata Meylin, menolak dengan keras.

"Tuhkan, liat berani-beraninya kamu bentak papa, hah?!

Plak!

Danuar kembali menampar Meylin.

Nalita yang melihatnya cukup membuatnya geram. "Jadi, gini cara kamu nge didik anak-anak, kamu?"

LOVESIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang