06. Bahaya

11K 790 510
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Tinggalin jejak dengan vote dan komentar!

"Gue capek, harus berusaha buat jadi sempurna diluar kendali gue."
-Meylinsha Kaelani-

_HAPPYREADING_

****

"Sumpah yaa, pelajaran fisika buat otak gue meledak, kayak kenapa harus ada fisika di dunia ini gitu loh!" Tutur Bella yang baru datang menghampiri Meylin dan Nadin yang tengah duduk menyantap makanan mereka.

"Mendingan lo beli piscok gue deh, siapa tau bikin mood lo jadi membaik," Nadin menyodorkan bella piscok rasa coklat yang di atasnya di taburin tiramisu.

"Hidup lo semisqueen itu kah, Nad? Kayak di kelas lo jualan Piscok, di kantin juga jualan piscok, heran gue." Sembari menyeletuk, Bella tetap mengambil pisang coklat buatan Nadin tersebut.

"Tapi, enakan piscok buatan gue?" Tanya Nadin.

"Ya, untung Enak sih, mayan lah bikin mood gue sedikit membaik."

Sembari menyeruput jus alpukat kesukaannya, Meylin berkata. "Kalau gue jadi lo, udah sakit hati si Bella ngatain lo miskin! Kalau lo butuh duit, lo bilang gue, lo butuh berapapun pasti gue kasih."

Nadin tertawa. "Gue tau Bella cuma becandain gue doang, Mey."

Perkataan Bella emang terkadang menusuk hatinya, tapi menurut Nadin Bella tidak bermaksud seperti itu, itu sebabnya Nadin tidak pernah membawa perasaan ketika sedang di kritik oleh Bella.

"Lo emang sahabat gue, Nad. Sumpah gue becanda, gue ngga ada maksud buat ngata-ngatain lo miskin, lagian kan gue bilangnya misqueen gak sih?" Bella tertawa pelan. "tapi-- boleh lah sehari lo gausah jualan, bisa?" Tanya Bella dengan wajahnya yang berubah menjadi serius.

Nadin menelan salivanya. "Lo mau biayain hidup gue sama keluarga gue?"

Sekarang giliran Bella yang tertawa. "Becanda, becandaaaaa."

"Untung lo sahabat gue bel," Ujar Nadin disertai tawaan kecilnya.

"Eh, tapi gimana nih, kita jadi ngerjain Sheiren, Mey?" Tanya Bella pada Meylin.

Meylin terlihat tampak berpikir sejenak. "Ayo, kita buat dia berhenti sekolah."

"Lo mau buat dia mati?" Tanya Nadin dengan wajah polosnya. "Kalau gitu gue gak ikutan deh kayaknya."

Bella menoyor kepala Nadin. "Ngga sampe mati juga bego, otak lo masih berfungsi gak sih?"

"Ya, kan gue--" Ucapan Nadin terpotong, saat Valdi menghampiri meja mereka.

Valdi membawa banyak makanan, ia baru saja sampai sekolah padahal pelajaran sudah berlangsung dua, sampai sekarang waktunya istirahat tiba.

"Ini buat calon pacar," Valdi menyodorkan snack tersebut pada Meylin. "Cantiknya gue jangan sampai gak makan.

Bella yang ada di sebelah Valdi pura-pura mual. "Najis gue liatnya, pengen muntah."

"Valdi kok gak beli piscoknya, Nadin sii?" Tanya Nadin dengan wajahnya yang murung.

"Kalau cantiknya gue mau piscok lo, gue pasti beliin." Valdi melirik Meylin. "Gimana kamu mau piscoknya, Nadin?"

Dengan wajah badmoodnya, Meylin berdiri dari tempat duduknya. "Gue mampu beli makan sendiri!

LOVESIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang