#𝟎𝟒𝐛𝐨𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬

569 86 4
                                    

ITOSHI RIN PANDANGI LANSKAP GEDUNG DENGAN NETRANYA.

Menjejakkan kaki pada negara yang sering disebut kota romansa oleh mayoritas orang, namun bagi Rin tidak pernah ada bedanya. Toh kesan yang ditorehkan pertama kalipun rasanya akan biasa saja, namun disatu sisi, Rin lebih menyukai negri matahari terbit karna satu alasan sederhana.

"Tuan Itoshi, sebelah sini." Ujar salah satu staff mengarahkan lelaki tersebut, kala tepat Rin berada di lobi, "berapa bulan kontrak ini terjalin?"

"Hanya tiga bulan Tuan."

Rin melirik sana-sini, lalu dapati banyak orang yang tengah berkumpul, "Veronica, kesini!" Seru salah satu staff, yang bisa lelaki itu lihat perempuan dengan binar senyumnya menyapa sekaligus berpamit pada orang-orang yang melewati, dan berjalan kemari dengan langkah seorang model. "Veronica, ini partnermu saat pemotretan nanti."

Si bungsu Itoshi sekilasnya mengerti percakapan singkat yang menggunakan bahasa asing tersebut, jika bertanya mengapa. Itoshi Rin sering kali pergi keliling dunia, tak hanya untuk urusan pertandingan bola, ia juga berlibur meskipun hanya menikmati resort yang ia sewa hanya untuk mengisi waktu senggang.

Detik kemudian perempuan tersebut mengulurkan tangan, yang disambut oleh lelaki tersebut. "Hello my name is Veronica, nice to meet you, um?"

"Itoshi Rin."

"Okay. I'll remember that name." Ujar perempuan jelita tersenyum sambil menyelipkan surai blonde di belakang telinganya, yang kemudian salah satu staff membawanya ke dalam ruangan untuk berganti pakaian, sekilas Rin pun tahu bahwa hari ini sepertinya akan sangat melelahkan.

Jika saja Sae tidak menandatangi kontrak ini-cih, tidak mungkin. Memikirkannya saja sudah membuat lelaki itu sedikit dongkol.

Jas hitam yang langsung ia tanggalkan, lantas jemarinya membuka satu persatu kancing kemeja putih yang melekat, kala tepat pada kancing ketiga, suara pintu yang dibuka membuat si pria menoleh pada sumber suara.

Kalau tidak salah ingat, namanya Veronica.

"Oh my! I'm so sorry!" Seru perempuan itu berpaling.

Si pria membuang napas, sedikit kasar.

"I apologize for that."

Rin beranjak, lalu duduk pada kursi. Tangan menopang kepala pada meja rias di samping miliknya menatap perempuan tersebut enggan. "So, what do you want?"

"This." Buket bunga yang diulurkan membuat atensi Rin beralih, "manager ask me, to give this bouquet."

Si lelaki hanya mengangguk dan membiarkan Veronica menaruh benda tersebut pada meja kecil yang tak jauh dari meja rias, "thank, you can leave—"

"Um, would you mind if i ask you something?" Tanyanya dengan senyuman pada bibir berpoles lipstick merah, Rin hanya mengerling, dongkol juga lama-lama ia terus bekerja sama dengan brand ini.

Jika pun ia bertindak tidak sopan, bisa jadi nama Itoshi akan mempunyai reputasi buruk. "What is it?"

"Do you have a girlfriend?"

Dengan sesaat Rin hampir tertawa nista jika saja ia tidak menutup mulutnya dengan cepat, menyugar rambut serta memberikan tatapan merendah. "Do you have no respect for someone you just met?" Sengaja berbicara menusuk seperti itu, mungkin agar si perempuan ahmak tersebut tahu bahwa perkataannya sungguh seperti ujaran tak punya sopan santun.

Terlebih, Itoshi Rin tak menyukai bagaimana seseorang mengeruk informasi pribadinya. Lelaki itu sangat membenci media yang haus akan kehidupan orang lain, termasuk orang asing.

𝐎𝐍𝐄 𝐍𝐈𝐆𝐇𝐓 𝐒𝐓𝐀𝐍𝐃Where stories live. Discover now