قصة أصلية لـ واتباد
مازال هناك 5 فصول مجانيّة

Prolog

8.3K 332 39
                                    


 Dia siapa? Kenapa aku enggak pernah melihat dia sebelumnya?

"On, dedeknya lucu, nih. Mau lihat, enggak? Sini," ucap Tante Zita yang membuatku menoleh ke arahnya.

"Itu ciapa, Nte?" tanyaku menunjuk anak laki-laki yang sedang tersenyum manis ke arah bayi yang sedang tertawa di gendongan Mamanya.

"Itu kakaknya Danar, On."

"Danal?"

"Iya, itu kakaknya Danar. Ajakin kenalan sana," kata Tante Zita tersenyum ke arahku.

Aku langsung mengangguk semangat dan berjalan ke arah anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu masih sibuk tertawa menggoda bayi yang berada di gendongan Aunty Kina. Dia terlihat manis saat tertawa. Itu lucu dan aku suka.

Aku menarik-narik kaos bagian belakangnya—membuatnya menunduk menatapku. Dia tampak bingung.

"Kenalan," ucapku sambil mengulurkan tangan ke arahnya. "Oon," lanjutku memperkenalkan diri.

Dia mengernyitkan dahinya ketika mendengar namaku. Kemudian, kulihat dia menggeleng dan kembali sibuk dengan bayi lucu Aunty Kina.

Aku kembali menarik kaosnya—membuatnya menatap sebal ke arahku.

"Kata Papa, kalau ada olang ngomong kudu didengelin," ucapku kepadanya.

"Kalau kata papaku, enggak boleh ngomong sama orang asing," ucapnya seraya pergi meninggalkanku. Dia berjalan meninggalkan kamar Aunty Kina yang ramai oleh Tante Zita dan Mamaku.

"Kenapa, On?" tanya Tante Zita.

"Masak Kakak itu enggak mau diajakin kenalan sama Oon, Nte. Oon dibilang olang acing," jawabku sambil cemberut.

"Melvin memang kayak gitu, On. Main sama Dedek Keyla aja sini," kata Aunty Kina dengan senyum lembutnya.

Melvin? Namanya Melvin?

"Oon ke cana dulu, ya," ucapku seraya berlari keluar kamar.

Aku berjalan dengan cepat ke arah dapur, namun orang yang kucari enggak ada. Kemudian, aku berjalan menuju halaman belakang rumah Aunty Kina yang dipenuhi beberapa orang, termasuk papaku.

"Hai, On," sapa Uncle Natan, suami Aunty Kina.

Aku hanya melambaikan tangan ke arah Uncle Natan dan kembali berjalan menuju anak laki-laki tadi yang kini tengah duduk di ayunan—bersebelahan dengan Uncle Al, suami Tante Zita.

"Aku tahu kamu namanya ciapa," kataku seraya berdiri di hadapannya. Dia diam dan malah melihatku dengan tatapan sebal.

"Kak Melviiiin," kataku lagi sambil menunjuknya. "Kak Melvin!"

"Pergi, deh, ganggu aja!"

"Enggak mau!"

"Aku yang pergi kalau gitu," katanya seraya bangkit.

Kini dia berjalan menjauh dariku. Aku mengikutinya dari belakang. Mengetahui bahwa aku mengikutinya, dia malah mempercepat langkahnya. Aku tersenyum senang melihat tingkah lucu Kak Melvin. Kini dia sudah benar-benar berlari karena kukejar.

"Kak Melvin lucu, deh," kataku sambil cekikikan.

Aku masih terus mengejarnya yang kini sudah mulai ketakutan.

Oon in Actionحيث تعيش القصص. اكتشف الآن