FM-08√

41.8K 4.3K 50
                                    

"Arila!"teriak seorang siswi yang seketika membuat semua orang yang berada dikantin sekolah terdiam dan melihat ke asal suara termasuk rean, vino dan ardito.

"Dasar perempuan gak tau diri!"teriak siswi itu lagi dengan menjambak rambut milik arila yang sudah menangis dan berusaha melepaskan tangan siswi yang menjambak rambutnya.

"K-kak maafin arila! Arila benar-benar gak sengaja"ucap arila dengan wajah ketakutan.

"Gak sengaja lo bilang?! Kalo emang elo gak sengaja, terus kenapa bisa kena gue ha?! JAWAB SIALAN!"ucap siswi itu dan semakin mengeratkan tangannya di rambut milik arila.

"S-salah kakak sendiri duduk di situ"balas arila berani. Membuat siswi itu semakin geram atas jawaban yang arila ucapkan kepadanya.

"Apa lo bilang?! Dasar perempuan mur-"

"Azzura!!!"azzura, siswi yang menjambak arila seketika terdiam saat mendengar suara yang memanggilnya. Dengan tatapan datar azzura melihat pemilik dari suara yang memanggilnya.

"Cih, sang pahlawan sudah datang rupanya"ucap azzura dan melepaskan tangannya dari rambut arila dengan kasar.

"Akh!"ringis arila saat ia terjatuh ke lantai setelah azzura melepaskan rambutnya.

"Dek, lo gak papakan? Maaf abang baru dateng sekarang"arila mengangguk sebagai jawaban kepada kakak ke duanya, Jean.

"Arila gak papa kok kak"jean tersenyum dan membantu arila untuk bangun. Kemudian membawa arila untuk duduk di salah satu kursi yang kosong bersama anggota kelompoknya.

"Lo benar-benar keterlaluan azzura"azzura berdecak mendengar ucapan dari lelaki yang memanggilnya tadi.

"Diamlah devon, lebih baik sekarang lo urus tuan putri kesayangan lo itu baik-baik sekaligus ajarin dia bagaimana menggunakan matanya!"ucap azzura sebelum ia dengan cepat menyiram kuah bakso ke arila.

Membuat arila dan semua orang yang melihat terdiam tidak percaya atas apa yang telah terjadi.

"Azzura!"

Plak

Rean meringis saat melihat lelaki yang ia ketahui sebagai sang tokoh utama laki-laki dengan ringannya menampar azzura, sang tokoh antagonis dalam dunia novel ini.

"Ashhh~pasti sakit banget tuh"batin rean dengan memegangi pipinya. Ikut membayangkan jika pipinya yang di tampar.

Lihat saja pipinya azzura yang terlihat memerah akibat tamparan dari devon, sang tokoh utama atau protagonis laki-laki.

Brakkk

"Devon!!!"

Buagh!

Rean terdiam seribu bahasa saat tiba-tiba ardito berdiri dari tempat duduknya dan dengan cepat memukul devon dengan cukup keras sampai membuat sang tokoh utama itu mundur beberapa langkah kebelakang.

"Inilah alasan kenapa ardito gak suka sama lo dan anggota wiracana"ucap vino.

"Apa?"tanya rean tidak mengerti. Ayolah, sejauh yang rean tahu ,tidak ada bagian yang menceritakan tentang masalah ardito dengan keluarga wiracana. Apalagi soal ardito yang memukul sang tokoh utama. Membuat rean jadi sedikit penasaran dengan alur cerita yang sebenarnya.

Vino menghela nafasnya
"Itu karena ardito menyukai azzura"

"What?!"rean melihat tidak percaya vino yang mengatakan sebuah informasi mengejutkan kepadanya.

"Dan membenci arila yang suka mengganggu azzura, perempuan yang udah bikin dia jatuh cinta"lanjut vino dengan santainya.

"Yah, walau cinta bertepuk sebelah tangan sih"

"Pft!"rean ingin tertawa mendengar kata-kata terakhir yang vino katakan tentang kisah cinta dari ardito yang menyedihkan.

Rean tahu jika azzura sang antagonis memang jatuh cinta dengan devon. Itu jugalah yang membuat azzura menjadi penjahat dalam novel yang rean masuki ini. apalagi jika bukan tentang perebutan cinta sang tokoh utama laki-lakinya.

Jadi wajar saja jika cinta ardito bertepuk sebelah tangan. Ya karena memang sudah begitu jalan ceritanya.

Ardito yang malang. Semoga bisa cepat-cepat move on dari azzura dan segera di pertemukan dengan perempuan yang lebih baik lagi. Siapapun kecuali arila tentunya.

"A-azzura lo gak papa?"azzura melihat ardito dengan tatapan bingung dan sedikit kaget.

Gimana gak kaget saat tiba-tiba ada seorang pahlawan kesiangan yang membelanya dari devon.

"Ah gue gak papa kok. Makasih udah- awas!"

Bugh!

"Sialan!"ardito seketika terjatuh ke lantai saat devon membalas pukulannya dengan cukup keras. Membuat suasana semakin memanas dan mencekam diantara ke dua kelompok yang berselisih.

"Devon!"

"Ardito!"

Vino dan rean dengan cepat berlari ke tempat ardito saat melihat remaja itu di pukul oleh devon. Keduanya mencoba membantu ardito untuk bangun dan menghentikan pertikaian.

"Nyusahin aja sih lo ar"ucap vino kepada ardito yang terlihat kesakitan akibat pukulan dari devon di perutnya.

"Marah boleh tapi liat sikon dong!"ucap rean ikut mengomeli ardito yang terlihat pasrah. Ardito tau apa yang ia lakukan salah, tapi apa yang devon lakukan itu jauh lebih salah!

Bagaimanapun juga azzura itu perempuan. Jadi bagaimana bisa devon berani menyakiti azzura yang jelas lebih lemah darinya?

"Dia nyakitin azzura sialan!"balas ardito dengan melihat devon tajam. Rasanya ardito ingin memberikan satu pukulan lagi di wajah menyebalkan devon.

Persetan dengan status mereka yang merupakan saudara sepupu.

Selain vino, devon juga merupakan sepupu dari ardito dari pihak ibu. Jadi ibunya ardito adalah adik dari ayahnya devon. Intinya mereka bertiga itu saudara.

"Iya tapi-"

Plak!

"Pertunangan kita selesai sampai di sini!"ucap azzura kepada devon sebelum ia pergi dari kantin bersama dua sahabatnya. Meninggalkan devon and the gengs dan juga ardito yang terlihat terkejut dengan ucapan dari azzura.

Mereka semua terdiam dengan wajah bingung dan tidak percaya. Terutama rean yang memang tidak tahu seratus persen dengan alur dalam cerita novel yang ia masuki ini.

Dan jujur saja, setelah melihat semua yang telah terjadi. Rean jadi semakin yakin untuk tidak ikut campur dalam alur cerita novel ini.

Lihat saja, belum juga sehari rean terlibat dalam cerita, sudah ada perubahan yang terjadi dalam alur ceritanya.

Dari yang seharusnya azzura di permalukan saat membalas arila, sekarang berubah menjadi tempat untuk pembatalan pertunangan dan perkelahian antara dua saudara.

Ditambah wajah menyebalkan jean, abang kedua rean. Membuat rean semakin yakin untuk menjauh dari para tokoh penting dalam novel ini.

Ah, rean jadi menyesal meninggalkan bakso jumbo miliknya yang sekarang sudah di  bawa oleh mang udin untuk dibuang.

Mana baru tiga suapan lagi.

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Where stories live. Discover now