FM-12√

39.5K 4.1K 45
                                    

Rean memakan makanannya dengan malas. Bukan karena makanan yang di sajikan tidak enak atau apa, tapi rean hanya sedikit tidak bersemangat saja hari ini. Apalagi saat melihat kakak sulungnya yang sejak rean duduk di meja makan terus saja melihatnya dengan tatapan tajam dan tentunya menyebalkan.

Entah punya masalah apa kakak sulungnya itu kepada rean sampai-sampai terus melihatnya dengan tatapan menyebalkan.

Jika memang ingin adu mekanik ya udah tinggal bilang! Dikira rean dukun hingga bisa mengetahui apa yang sedang destian fikirkan? Kalaupun rean beneran dukun, hal pertama yang akan rean lakuan adalah menyantet kakak sulungnya itu biar sadar diri dan gak mengganggu rean lagi.

Bikin sepet mata aja tuh orang satu.

Ditambah lagi dengan drama yang arila lakukan bersama keluarga wiracana itu. Semakin membuat rean ingin cepat-cepat berangkat sekolah atau paling tidak keluar dari rumah ini!

Tolong! Kamera dimana? Rean mau nyerah aja rasanya. Capek dia tuh dengan drama yang sang tokoh utama perempuan itu mainkan!

Tenang rean, jika kau lelah dan ingin menyerah . Ingatlah selalu harta keluarga wiracana yang belum kau kuasai seutuhnya.

Biarkan saja nenek lampir itu melakukan drama untuk mengambil hati keluarga wiracana, asalkan dia tidak berfikir untuk mengambil uangmu!

Karena yang harus rean fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan harta keluarga wiracana sebanyak mungkin. Supaya saat arila berhasil menghancurkan keluarga ini, rean masih bisa hidup nyaman dan tenang dengan harta yang telah ia siapkan sebelumnya.

"Tuan, ada yang ingin saya katakan"rean melihat sergio yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelah deric.

Ngomong-ngomong soal sergio, sejak pertama ia datang ke mansion wiracana seperti biasanya. Entah kenapa sergio menjadi sedikit berbeda.

Bodyguardnya itu menjadi sedikit pendiam dan terlihat sedikit menghindari rean.

Padahal rean sudah bersiap dengan seribu satu alasan yang akan ia berikan kepada sergio saat bodyguarnya itu menanyakan tentang ke terlambatannya pulang kemansion.

Tapi anehnya sergio tidak menanyakan apapun kepada rean dan terus saja diam dengan tatapan sendu.

Walaupun sergio mempersiapkan semua kebutuhan rean dengan baik, tapi begitu terasa perbedaanya.

"Katakan"balas deric tanpa melihat sergio yang berdiri di sebelahnya. Membuat rean yang melihatnya hanya mendengus tidak suka. Songong sekali~fikir rean.

Tuk

"Saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan saya tuan"

"Uhuk! Uhuk!"rean seketika tersedak saat mendengar apa yang sergio katakan kepada deric setelah ia meletakkan sebuah amplop di meja.

"Minum"rean dengan cepat menerima gelas berisi air putih yang destian berikan kepadanya. Mengabaikan dulu jejak permusuhan diantara dirinya. Bisa mati kesedak rean kalo sampai menolak air minum pemberian destian sekarang.

Tak!

Rean meletakkan gelasnya dengan sedikit kasar ke atas meja
"Om! Apa-apaan ini?! Kenapa om tiba-tiba ingin mengundurkan diri?!"ucap rean kepada sergio yang melihatnya dengan wajah sendunya.

"Tuan muda...saya-"

"Merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi saat itu! Iya?!"balas rean yang seketika membuat sergio terdiam mendengarnya.

"Jika memang om merasa bersalah?! Maka bertanggung jawablah! Bukan malah kabur seperti pengecut!"ucap rean menggebu-gebu.

Rean tahu jika apa yang sergio lakukan itu salah besar! Tapi rean tidak akan membiarkan sergio lepas tanggung jawabnya sekarang.

Karena rean ingin sergio bertanggung jawab atas penghianatannya kepada rean asli! Ia ingin sergio membayar kesalahannya.

Bagaimapun juga, sergio adalah seseorang yang telah menjaga dan menemani rean asli sejak kecil. Jadi rean tidak akan membiarkan sergio pergi meninggalkannya sekalipun dia telah menghianatinya.

Keluarga wiracana yang mendengar ucapan rean hanya terdiam bingung. Mereka tidak mengerti dengan apa yang telah rean katakan kepada sergio kecuali satu orang tentunya. Siapa lagi jika bukan arila, dalang dari masalah ini.

"Kak rean ngomong apa sih?! Jika memang om sergio mau berhenti bekerja ya biarkan saja! Lagipula masih banyak bodyguard lainnya yang bisa menggantikannya"rean melihat arila dengan tatapan datarnya saat mendengar ucapan yang nenek lampir itu katakan.

Membuat rean ingin melemparnya ke kawah gunung merapi biar bisa diam untuk selamanya.

"Diamlah sebelum gue membuat lo menyesal"balas rean kepada arila yang terlihat menahan amarahnya di balik wajah polos menyebalkannya itu.

"Rean, Jaga bicaramu dengan arila! Ingat dia adalah adikmu!"ucap celina wiracana, ibu kandung rean.

Rean melihat celina tidak suka. Padahal ini adalah pertama kalinya ibu rean berbicara dengannya. Tapi sudah membuat rean memasukkan wanita yang berstatus sebagai ibu kandungnya itu kedalam list orang-orang yang tidak dia sukai dengan destian yang menempati urutan pertama.

"Dia lebih tua satu tahun dariku kalo lo lupa...mama?"balas rean kepada celina sebelum ia fokus dengan sergio lagi.

"Jika om benar-benar berhenti bekerja! Maka jangan harap maaf dari gue!"ucap rean sebelum ia berdiri dari duduknya dan meninggalkan meja makan dengan penuh emosi.

"Lama-lama bisa darah tinggi di usia muda gue kalo terus berada di sana! Aish, semoga acting gue meyakinkan buat mereka!" Ucap rean dalam hati.

Setelah pergi dari sana, rean bergegas melajukan kuda besinya. Tapi bukan ke sekolah melainkan ke rumah rayhan.

Rean sedang bad mood sekarang, jadi dia memutuskan untuk bolos sekolah saja.

Bodo amat soal absensi dan nilai. Rean benar-benar butuh pengalihan dari semua masalah barunya!

Berbeda dengan rean yang memilih untuk menenangkan emosinya dengan pergi ke rumah rayhan.

Keluarga wiracana dan sergio yang masih berada di ruang makan hanya terdiam.

Mencoba mencerna semua ucapan yang telah rean katakan.

"...tuan deric"

Srekk

"Pikirkan lagi keputusanmu itu"ucap deric sebelum ia pergi meninggalkan meja makan bersama destian, berangkat bekerja.

Sergio menunduk dan melihat ke arah arila yang melihatnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ayo sayang, sudah waktunya kalian berangkat sekolah"ucap celina kepada jean dan arila yang segera berdiri dari tempat duduknya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Kami berangkat sekolah dulu mama"ucap arila dan jean sebelum berangkat ke sekolah.

"Iya, hati-hati di jalan sayang. Belajar yang rajin ya!"ucap celina kepada mereka berdua.

Setelah melihat arila dan jean yang sudah berangkat ke sekolah. Celina segera melihat sergio yang masih berada di ruang makan bersamanya.

"Keputusan ada di tanganmu sergio"ucap celina kemudian pergi meninggalkan sergio yang hanya terdiam di tempatnya.

"Tuan muda maafkan saya"

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me 🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن