FM-14√

37.9K 4.2K 91
                                    

Tetesan air hujan yang saat ini sedang membasahi bumi menjadi pemandangan yang sangat menyenangkan untuk rean lihat.

Karena setiap kali rean melihat hujan, ia selalu teringat dengan kehangatan keluarganya. Tentang ibunya yang akan membuatkannya segelas susu coklat dan ayahnya yang akan mengajaknya bermain di dalam rumah hingga berakhir dengan tertidur bersama di depan tv.

Terdengar sangat sederhana tapi begitu berarti bagi rean.

Sekarang dia memang kembali memiliki kedua orang tua yang lengkap. Tapi tidak dengan kehangatan yang sama.

Tuk

"Jangan ngelamun sore-sore gini, Pamali bang"rean hanya bisa tersenyum atas ucapan dari seorang wanita yang telah rean anggap sebagai bundanya. Bunda kirana namanya, ibu dari rayhan.

"Sekali-kali gak papalah bun. Bosen soalnya"balas rean.

Bunda kirana membelai pucuk kepala rean dengan lembut.
"Mau cerita sama bunda?"tanya bunda kirana dengan suaranya yang lembut kepada rean.

Walaupun mereka berdua belum lama bertemu dan mengenal, tapi rean sudah begitu dekat dan nyaman dengan bunda kirana begitupun sebaliknya.

Kirana juga merasakan kedekatan dengan rean. Seolah-olah rean adalah anaknya sendiri sama seperti rayhan.

Mendengar pertanyaan dari kirana, rean hanya diam. Sejujurnya dia sangat ingin menceritakan semuanya kepada kirana. Tapi entah kenapa ada keraguan di hatinya.

Bertahun-tahun hidup sendiri dan mandiri tanpa dukungan siapapun. Membuat rean terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendirian dan tidak suka membaginya dengan siapapun.

Sekecil dan sebesar apapun masalah yang sedang dia hadapi.

Tapi kali ini sepertinya rean ingin sedikit membaginya dengan kirana.

Rean menghela nafasnya sebelum ia mulai menceritakan semua yang telah ia lalui kepada kirana.

Mulai dari dia yang tidak diinginkan oleh keluarga wiracana, kedatangan arila dan penghianatan dari sergio kepadanya. Rean menceritakan semua itu kepada kirana yang mendengarkannya sebaik mungkin.

Semuanya kecuali tentang dirinya yang telah bertransmigrasi kedalam dunia novel yang ia tinggali saat ini. Rean tahu jika hal itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya ia ceritakan kepada siapapun termasuk kirana.

Mendengar cerita dari rean, kirana merasa sangat sedih. Ia tidak menyangka jika rean, anak yang dia kenal penuh kebahagiaan dan kebebasan ternyata memiliki kehidupan yang cukup sulit dan menyedihkan.

Pantas saja rean lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain dari pada pulang kerumahnya.

Ternyata karena rumah yang seharusnya menjadi tempatnya untuk pulang dan memberikan kehangatan. Justru menyakitinya dan membuatnya tertekan.

Kirana memeluk rean yang segera di balas oleh remaja itu.

"Kamu anak yang kuat sayang. Bunda bangga sama kamu"ucap kirana yang membuat rean semakin mengeratkan pelukannya pada kirana.

"Terima kasih bunda"ucap rean dengan suaranya yang sedikit bergetar.

Kirana membelai rambut rean dengan penuh kasih sayang. Berharap jika belaiannya itu dapat membuat rean lebih tenang.

"Lepaskan semuanya sayang. Karena besok, hanya ada kebahagiaan untukmu"ucap kirana yang seketika membuat rean melepaskan semua kesedihannya.



Di tempat yang berbeda dari rean. Di sebuah ruangan yang berada di lantai tertinggi sebuah gedung perusahaan.

Terlihat seorang lelaki yang duduk di kursi singgasananya. Melihat keindahan kota jakarta yang bagaikan taburan bintang di malam hari akibat lampu-lampu yang menghiasnya.

Terlihat indah memang, tapi terlihat biasa saja baginya.

Sret

"Tuan deric, ini data yang anda inginkan"ucap seorang lelaki yang lebih muda dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya.

"Apa kau yakin sudah mendapatkan semuanya?"balas deric setelah melihat dan membaca beberapa lembar kertas berisikan data yang ia inginkan.

Lelaki itu mengangguk
"Sudah semuanya tuan"

Deric melihat tidak percaya data-data yang tertulis dengan rapi di kertas itu.

"Lalu dimana bukti-bukti yang aku inginkan?"tanya deric kepada lelaki yang bertatus sebagai sekretarisnya ini. Damian.

Damian meletakkan sebuah flashdisk ke atas meja kerja deric.

"Ini bukti-buktinya tuan"deric mengambil flashdisk itu dan segera memasukkannya kedalam komputernya.

Terdapat tiga video yang tersimpan di dalam flashdisk yang di berikan damian. Diantara ke tiga video itu terdapat sebuah video yang membuat deric seketika mengepalkan tangannya.

"Berani-beraninya anak sialan itu!"geram deric dengan penuh amarah.

"Damian! Kau tahu apa yang kuinginkan!"ucap deric kepada damian yang mengangguk mengerti.

"Baik tuan, Akan segera saya urus semuanya"ucap damian kemudian pergi meninggalkan ruangan deric.

Prang!

Deric melempar gelas berisi wine kelantai hingga pecah berantakan.

"Dasar tidak tahu diri! Lihat saja pembalasanku! Akan kupastikan kau menderita anak sialan!"

Ucap deric dengan seringaian di bibirnya.

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Where stories live. Discover now