FM-11√

39.4K 4.2K 73
                                    

Rean dengan perlahan menutup pintu mansionnya sepelan mungkin. Sebelum ia kembali melangkahkan kakinya untuk pergi ke lantai dua, tempat kamarnya berada.

Dengan perlahan dan hati-hati rean melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju lantai dua.

Keadaan mansion yang gelap dan sunyi membuat rean harus ekstra hati-hati. Ditambah dengan dirinya yang baru pulang ke rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Dimana keluarga wiracana seharusnya masih tertidur termasuk dirinya.

Masalahnya adalah rean yang terlambat pulang akibat menginap di rumah rayhan dan bundanya.

Sebenarnya rean tidak takut jika salah satu keluarganya mengetahui ia tidak pulang semalam dan baru pulang saat subuh karena ia yakin mereka tidak akan peduli. Masalahnya adalah sergio! Rean yakin jika bodyguard pribadinya itu pasti akan marah kepadanya jika sampai ia tahu rean baru pulang kerumah sekarang!

Rean gak mau dapet ceramah dari sergio yang pasti akan memakan waktu sampai berjam-jam lamanya. Bisa tuli mendadak nanti rean jika sampai mendapatkan ceramah dari sergio.

Jadi sebisa mungkin rean harus sampai ke kamarnya sebelum sergio datang.

Begitu takutnya mendapatkan ceramah dari sergio, rean sampai bangun sepagi mungkin dan menerjang dinginnya udara di pagi hari yang luar biasa dinginnya. Rean bahkan sampai tidak sempat pamit dengan rayhan dan bundanya karena tidak tega membangunkan keduanya yang terlihat begitu nyenyak tidurnya.

Tidak sampai di sana saja. Demi memperlancar aksinya, rean bahkan sampai meninggalkan motornya di luar mansion. Untungnya daerah tempat mansionnya berada ini adalah tempat khusus untuk para crazy rich dan pengusaha sukses. Jadi rean tidak akan takut motor kesayangannya itu di curi oleh orang. Apalagi setelah melihat para penjaga yang bertugas untuk menjaga keamanan kawasan elit ini. Makin tenanglah rean meninggalkan kuda besi kesayangannya diluar mansion.

Tidak sampai di sana saja aksi yang rean lakukan. Agar tidak katahuan para penjaga di rumahnya, rean bahkan sampai memanjat pagar dan mengendap-endap seperti maling profesional.

Walaupun ada cctv yang di pasang di mansionnya. Tapi rean tidak peduli karena ia yakin jika orang yang bertugas menjaga cctv itu tidak perduli dengan apa yang sedang rean lakukan saat ini selama hal itu tidak akan membahayakan anggota keluarga wiracana karena bagaimanapun rean tetaplah tuan muda di keluarga ini.

Sedang asik mengendap-endap, rean tiba-tiba di kagetkan dengan pintu mansion yang tiba-tiba terbuka dengan sedikit keras hingga membuat rean hampir jantungan di buatnya.

"Cih, nenek lampir rupanya"ucap rean saat melihat pelaku dari pembuka pintu itu yang ternyata adalah arila.

"Kenapa tuh nenek lampir bisa pulang jam segini? Gak mungkin kan dia telat pulang kayak gue?"fikir rean dengan terus melihat arila yang terlihat santai memasuki lift untuk pergi kelantai dua.

Ting

Saat lift telah sampai di lantai dua, tempat dimana kamar arila juga berada. Arila kembali melangkah dengan sedikit sempoyongan.

"Ngelindur tuh nenek lampir"ucap rean saat melihat arila yang terlihat berjalan sempoyongan dan seperti orang mabuk?

Tunggu, jangan bilang jika nenek lampir itu beneran sedang mabuk karena semakin arila berjalan mendekati rean, ia bisa mencium bau minuman keras beralkohol itu dari tubuh arila.

Buk!

"Minggir!!!"rean tersenyum sinis saat mendengar ucapan dari arila saat ia dengan sengaja menghalangi jalan perempuan itu.

"Kalo gue gak mau?"tantang rean dengan wajah songongnya. Sepertinya akan seru mengerjai arila yang saat ini terlihat seperti ini.

Kapan lagi coba rean punya waktu untuk mengganggu sang tokoh utama perempuan rasa villain ini.

Mendengar ucapan rean, arila terlihat begitu marah. Ia paling tidak suka diganggu terutama oleh anak seperti rean. Apalagi di saat dia sedang kelelahan dan mabuk seperti ini.

Rean benar, arila memang sedang mabuk! Perempuan itu baru pulang dari sebuah club langganannya.

Grep

"Minggir sebelum gue jatuhin elo dari tangga lagi!"ucap arila dengan mencengkeram kerah baju rean yang sedikit kaget dengan apa yang perempuan itu katakan kepadanya.

Rean terdiam sembari melihat arila yang masih mencengkeram kerah bajunya.

Rean terdiam saat mendengar ucapan arila karena tiba-tiba ia mendapatkan sebuah ingatan milik rean asli tentang kejadian saat arila dengan sengaja mendorong tubuh rean yang saat itu sedang sakit dari tangga lantai dua hingga mengakibatkan rean kehilangan kesadaran.

Tidak ada yang tahu mengenai kejadian itu selain arila dan...sergio?

Tidak mungkin...

Rean tidak salah memberikan ingatannya kan?

Bagaimana bisa sergio dan arila melakukan semua itu? Bagaimana bisa mereka berdua melukai rean!

Inilah alasan kenapa rean asli memilih untuk memberikan tubuhnya untuk rean dan memilih untuk pergi dari dunia ini sebelum waktunya?

Tidak lain karena ia telah begitu kecewa dan putus asa dengan semuanya. Tentang keluarganya yang mengabaikannya dan lebih menyayangi arila si anak pungut dan juga karena penghianatan sergio kepadanya.

"Maaf tuan muda...tapi ini yang terbaik untuk kita semua. Semoga dengan ketidak hadiranmu, nona arila bisa membalaskan dendamnya kepada keluarga wiracana"

"Agh!"rean memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing saat ia berhasil mengingat ucapan sergio kepadanya beberapa hari lalu setelah ia membawa tubuh rean kedalam kamarnya supaya tidak ada yang mengetahui tentang kejadian hari itu.

Melihat rean yang kesakitan, arila dengan santainya berjalan meninggalkan rean sebelum keluarga wiracana bangun dan mengetahui dirinya yang sedang berantakan ini.

Rean yang melihat arila meninggalkannya pun hanya membiarkannya saja. Dia masih mencoba untuk mencerna semua informasi baru yang ia dapatkan.

Jadi, selama ini mereka berdua berencana untuk menghancurkan keluarga wiracana? Untuk balas dendam?

Rean tersenyum kemudian bersandar di dinding.

Rean ingat sekarang, di dalam ingatan yang rean asli berikan kepadanya saat ia baru bangun di dunia novel ini.

Rean ingat bagian dimana keluarga wiracana begitu menyesal telah mengabaikan rean yang telah meninggal dunia akibat overdosis obat tidur.

Dimana satu bulan setelah meninggalnya rean asli, keluarga wiracana mengetahui sebuah fakta yang begitu menyakitkan bagi mereka.

Fakta jika ternyata arila adalah anak dari musuh keluarga wiracana dan ingin membalas dendam atas kehancuran keluarganya.

Rean mengusap wajahnya dan tersenyum dengan tatapan datar.

"Gue gak sabar menantikan semuanya terjadi"

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+folloe me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Where stories live. Discover now