FM-10√

40.9K 4.2K 22
                                    

"bener ini rumah lo ray?"reyhan mengangguk kepada rean yang sibuk melihat ke sebuah rumah minimalis namun terlihat nyaman untuk di tinggali ini.

"Iya kak rean, ini rumah aku sama bunda"

"Cuma sama bunda? Terus ayah lo mana?"tanya rean dengan santainya kepada rayhan yang seketika menunduk sedih.

"A-ayah udah meninggal dunia kak. Jadi aku cuma tinggal berdua aja sama bunda sekarang"jawab rayhan yang langsung membuat rean merasa bersalah kepadanya.

"Eh, maaf gue gak maksud buat lo sedih ray"rayhan menggeleng kemudian tersenyum kepada rean. Ini bukan pertama kalinya seseorang menanyakan tentang ayahnya yang sudah meninggal dunia tiga tahun lalu. Membuat rayhan sudah terbiasa dan tidak terlalu bersedih lagi atas kehilangannya.

"Gak papa kak. Lagipula aku masih punya bunda yang sangat menyayangiku"

Mendengar itu, rean menjadi sedikit sedih. Tiba-tiba rayhan mengingatkan rean dengan kedua orang tua aslinya yang sudah meninggal dunia bertahun-tahun lalu. Jujur saja rean merasa sedikit iri dengan rayhan yang masih di berikan kesempatan untuk bersama orang tuanya lebih lama walaupun hanya salah satunya.

Andai orang tuanya masih hidup, mungkinkah semua ini terjadi kepadanya?

Ah, sudahlah. Yang terjadi biarlah terjadi. Semua itu adalah takdir yang telah tuhan gariskan padanya dan mau gak mau rean harus tetap menerimanya.

"Lho, kak rean gak papa kan? Kok sedih gitu mukanya?"tanya rayhan saat melihat wajah rean yang terlihat sedih.

Rean tersenyum dan mengusak rambut hitam milik rayhan
"Gue gak papa kok ray! Tenang aja"

Rayhanpun ikut tersenyum
"Syukur deh kalo kak rean gak papa"ucap rayhan yang membuat rean terharu di buatnya.

"Yaudah masuk gih. Udah malem soalnya"perintah rean kepada rayhan.

"Kak rean gak mau mampir dulu? Sekalian aku kenalin sama bunda di dalam"rean menggeleng sebagai tanda penolakan atas tawaran dari rayhan.

"Enggak dulu deh ray. Udah malem soalnya"ucap rean saat melihat jam di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Yaudah deh. Tapi kapan-kapan kak rean mampir kesini lagi ya?"pinta rayhan kepada rean.

Rean tersenyum
"Pasti dong ray!"

Mendengar balasan dari rean, rayhan pun seketika melebarkan senyumannya. Dia sangat senang dengan orang baik seperti rean.

"Beneran ya kak! Jangan tipu-tipu loh. Awas kalo kak rean bohong, nanti aku aduin sama bunda!"rean terkekeh mendengar ucapan rayhan. Rean tidak menyangka jika dengan tubuh yang lumayan keren dan wajah tampan milik rayhan, anak itu bisa terlihat menggemaskan di matanya. Padahal jika dilihat lebih seksama lagi, rayhan justru terlihat lebih dewasa daripada rean.

Lalu bagaimana rean bisa tau usia dari rayhan? Itu karena rayhan mengingatkannya dengan dirinya di masa lalu.

"Iya beneran. Yaudah gue pulang ya ray"pamit rean.

"Iya kak, Hati-hati di jalan"balas rayhan.

Rean segera menghidupkan mesin motornya dan bersiap meninggalkan rumah rayhan.

Tapi baru mau menjalankan motornya. Tiba-tiba saja datang sebuah mobil berwarna hitam dan berhenti tepat di depan rumah rayhan.

Membuat rean kembali mematikan mesin motornya dan melihat siapa yang berada di dalam mobil itu.

Tidak menunggu waktu lama, akhirnya keluarlah beberapa orang berbaju hitam dari dalam mobil. Mereka sekilas melihat ke arah rean sebelum berjalan mendekati rayhan yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan tatapan ketakutan.

"Waktunya telah habis! Sekarang saatnya kamu membayar semua hutang-hutang ayahmu!"ucap salah satu orang berbaju hitam itu kepada rayhan yang terdiam ketakutan.

"M-maaf om, ray belum punya uang buat bayar hutangnya"balas rayhan dengan suara bergetar.

"Apa lo bilang?!"teriak orang berbaju hitam lainnya dengan mencengkeram kerah baju rayhan dengan kasar.

Membuat rean yang melihatnya segera turun dari motor dan mendekati mereka semua.

"Lepaskan anak itu!"ucap rean kepada lelaki berbaju hitam yang mencengkeram kerah baju rayhan. Membuat orang-orang berbaju hitam itu termasuk rayhan langsung melihat ke arah rean.

"Jangan ikut campur bocah! Ini urusan kami dengan anak ini"ucap salah satu lelaki berbaju hitam lainnya kepada rean yang sudah memasang wajah datarnya.

Rean menghela nafasnya
"Berapa total hutangnya?"

"Apa?"tanya lelaki berbaju hitam bingung atas ucapan dari rean.

"Gue tanya, berapa total hutangnya anak itu?"ucap rean mengulang pertanyaanya.

Tanpa bertanyapun rean tahu siapa orang-orang berbaju hitam ini. Siapa lagi jika bukan debt collector, sang penagih hutang.

Bagaimana rean bisa tahu? Itu karena rean juga pernah terlibat dengan orang-orang seperti mereka di kehidupannya dulu sebagai peminjam.

Debt collector itu tertawa meremehkan rean. Mereka menganggap rean sebagai pahlawan kesiangan yang mencoba menolong rayhan dan bundanya. Berbicara omong kosong dan berlagak sombong kepada mereka.

"Tujuh ratus juta beserta bunganya"jawab dect collector itu kepada rean yang terlihat santai saat mendengarnya.

Tujuh ratus juta mungkin terdengar sebagai nominal uang yang besar bagi mereka yang tidak mampu atau hidup dalam perekonomian yang pas-pas an. Apalagi bagi rean di kehidupan sebelumnya dimana untuk makan dan mendapatkan tempat tinggal yang layak saja sulitnya bukan main.

Tapi tidak untuk reandra kenzie wiracana. Dimana nominal uang segitu hanya bagaikan uang jajannya selama seminggu. Bahkan uang jajannya selama sebulan bisa untuk membeli rumah mewah.

Tujuh ratus juta? Gampang itu mah.

"Cuma segitu? Akan saya bayar lunas sekarang juga!"ucap rean dan mengeluarkan ponsel pintarnya untuk mentransferkan uang tujuh ratus juta kepada debt collector itu.

"Berapa nomer rekeningnya?"tanya rean yang membuat debt collector itu menatap rean dengan tatapan tidak percaya.

"Kak rean ja-"

"Ssttt! Percaya sama gue ya?!"ucap rean dan segera menstranfer uang sebesar tujuh ratus juta ke rekening yang telah debt collector itu berikan padanya.

"Udah lunas kan? Jadi sekarang kalian pergi dari sini dan jangan pernah mengganggu rayhan dan juga bundanya!"ucap rean kepada debtcollector itu sebelum mereka dengan cepat pergi meninggalkan rumah rayhan dan bundanya.

"Ma-makasih kak rean. Ray janji bakalan secepatnya mengembalikan uangnya kak rean"ucap rayhan berterima kasih kepada rean.

"Gak usah di balikin"

"Tapi kak itu-"

"Sebagai gantinya izinkan gue buat tinggal di rumah ini ya?"potong rean yang seketika membuat rayhan terdiam kemudian mengangguk dengan semangat.

"Iya kak!"


🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat