FM-16√

38K 4K 138
                                    

"apa sekarang tuan muda sudah memaafkan saya?"rean melihat sergio dengan wajah datarnya. Sekarang ini keduanya sedang berada di kafe tempat mereka terakhir kali bertemu sebelumnya.

"Iya! Karena om udah memenuhi semua syarat dari gue dengan baik"ucap rean yang telah mengganti wajah datarnya dengan tatapan senyum kebahagiaan.

"Terima kasih tuan muda telah memaafkan saya"ucap sergio yang ikut senang mendengar apa yang rean katakan kepadanya.

"Hm! Tapi lain kali jangan gitu lagi ya om?! Inget, DOSA!"balas rean dengan santainya. Membuat sergio hanya tersenyum mendengarnya. Agak tersinggung sih, tapi biarlah. Yang penting sergio bisa mendapatkan maaf dari tuan mudanya ini.

"Serius om, Gue bener-bener gak percaya lo bakalan memenuhi syarat ketiga. Mengingat seberapa berat syaratnya"ucap rean mengungakapkan apa yang difikirkannya kepada sergio tentang syarat ketiga yang rean ajukan kepada bodyguard pribadinya itu.

Syarat yang meminta sergio untuk mengumpulkan dan memberitahukan semua bukti kebusukan arila dan semua rencana balas dendam gadis itu kepada keluarga wiracana melalui sekretaris deric.

Sehingga keluarga wiracana mengetahui tentang seberapa busuk perbuatan arila kepada keluarganya itu.

Awalnya rean tidak yakin jika sergio akan memenuhi syarat ketiga darinya. Mengingat seberapa naif nyerempet bodohnya sergio. Tapi ternyata dugaanya salah besar! Sergio rupanya berani memenuhi syarat ketiga darinya itu dengan baik dan sempurna.

Membuat rean sedikit senang saat mengetahuinya dan yakin untuk memberikan maafnya kepada sergio. Walaupun gak seratus persen sih, soalnya rean harus tetap waspada dengan bodyguardnya itu.

Rean tidak sebaik itu untuk mempercayai orang yang pernah menghianatinya untuk kedua kalinya sekalipun orang itu telah berubah.

"Karena bagi saya mendapatkan maaf dari tuan muda lebih penting daripada syarat ketiga itu"ucap sergio jujur. Dibandingkan syarat ketiga yang rean ajukan kepadanya, maaf dari rean itu lebih berharga dan berat dari semuanya.

"Saya benar-benar merasa bersalah dengan anda tuan muda. Sampai-sampai membuat hidup saya tidak tenang rasanya"lanjutnya dengan wajah penuh rasa bersalah yang terlihat jelas.

Sejak awal sergio tidak ingin terlibat dengan permainan dari arila. Ia tidak ingin menghianati keluarga wiracana dan kepercayaan rean kepadanya. Tapi entah kenapa sergio akhirnya ikut juga dengan permainan yang arila buat. Membuat sergio selalu di hantui dengan rasa bersalah terutama kepada rean yang begitu mempercayainya.

Rean mengangguk mengerti
"Itu tandanya om masih punya hati"ujar rean yang membuat sergio tertegun tidak percaya.

Sergio tersenyum
"Anda benar-benar sudah berubah tuan muda"ucapnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Semua orang pasti akan berubah pada waktunya. Dan sekarang adalah waktu dimana gue untuk berubah!"ucap rean dengan bangganya. Padahal tidak ada yang berubah darinya sejak dulu selain raganya. Rean tetaplah seorang anak yang begitu menyukai kebebasan dan uang!

Berbeda dengan rean asli yang lebih menyukai ketenangan dan hanya menginginkan kasih sayang dari keluarganya.

Kasih sayang yang hingga akhir hidupnya pun tidak bisa ia dapatkan.

Rean terdiam, jika mengingat tentang rean asli pemilik tubuh barunya ini. Rean selalu merasa campur aduk dan nano-nano. Di satu sisi rean berfikir jika rean asli itu bodoh dan terlalu naif dengan mengharapkan kasih sayang dari keluarga yang bahkan tidak menginginkannya. Tapi di sisi lainnya rean juga merasa kasihan dan ikut merasakan kesedihan yang rean asli rasakan. Entah karena rean yang sekarang menempati raganya atau memang hatinya yang terlalu lembut? Tapi yang pasti rean merasakan sesak setiap kali ia melihat keluarganya yang selalu mengabaikannya dan begitu menyayangi arila yang hanya seorang anak pungut.

Membuat rean yang sudah terlalu lelah merasakan sesak di dadanya, terpaksa memberikan sedikit balasan kepada arila.

Sejak hari dimana rean mengetahui jika arila yang telah membuat rean asli jatuh dari tangga hingga ia meninggal dunia, rean menjadi sangat geram dengan nenek lampir itu.

Rean yang awalnya tidak ingin terlibat dengan drama yang di lakukan oleh arila, akhirnya memutuskan untuk terlibat.

Dengan otaknya yang lumayan pintar dan berbekal ingatan dari rean tentang alur cerita dalam novel.

Rean membuat sebuah rencana untuk menghancurkan arila.

Menggunakan rasa bersalah sergio kepadanya, rean membuat bodyguardnya itu untuk mencari semua kebusukan yang telah arila lakukan. Karena sebagai mantan sekutunya, sergio pasti mengetahui semua kebusukan yang telah arila lakukan. Di tambah, arila juga tidak akan curiga dengan rencananya itu.

Setelah mendapatkan semua bukti dari kebusukan arila, rean tinggal menyuruh sergio untuk memberikannya kepada sekretaris dari deric melalui tukang pos.

Dan booommmm!

Rencana rean pun berhasil dengan mulus dan arila akhirnya menuai apa yang dia tanam. KARMA!

Rean rasanya sangat bahagia sekarang. Ia yakin rean asli juga bahagia melihat kehancuran dari arila, seseorang yang telah merebut kebahagiannya.

"Re...semoga lo tenang di sana karna gue udah membalaskan dendam lo ke nenek lampir itu"ucap rean dalam hatinya. Berharap jika rean asli mendengar apa yang telah ia katakan dari surga sana.

Ya, semoga saja rean benar-benar telah tenang di surga sana. Bersama bahagianya yang abadi.

•••

Di sebuah ruangan yang hanya di terangi oleh sebuah lampu yang sedikit redup. Terlihat seorang perempuan tengah mencoret-coret sebuah foto yang berisikan gambar beberapa orang yang terlihat tersenyum bersama menghadap kamera.

Sesekali perempuan itu akan tertawa dengan wajah yang berubah-ubah. Kadang sedih, senang dan marah.

Penampilannya begitu berantakan dengan rambut yang kusut, bibir pucat dan mata sedikit merah.

Pakaiannya juga terlihat berantakan dan kotor. Serta ada beberapa luka goresan di beberapa bagian tubuhnya. Di lihat dari lukanya sepertinya itu adalah luka akibat terjatuh dari tempat yang sedikit tinggi dan penuh dengan tanaman yang bisa menggores seseorang.

Tempat Itu juga kotor dan sedikir berdebu. Tempat itu benar-benar terlihat seperti sebuah rumah terbengkalai yang sudah lama di tinggal oleh pemiliknya.

"Mereka harus mati! Mati! Mati!!!"teriak perempuan itu dengan terus menggoreskan spidol dengan tinta merah ke foto itu. Mencoretnya dengan brutal dan berantakan. Hingga membuat wajah-wajah yang berada di dalam foto itu sudah tak terlihat lagi. Tertutup tinta merah dari spidol.

"Hahahaha! Akan ku balaskan dendam kedua orang tuaku! Akan ku bunuh kalian semua! Akan kubunuh!"ucap perempuan itu lagi dengan penuh tawa yang mengerikan.

"Terutama kau!"perempuan itu menusuk tepat di salah satu wajah yang ada di foto itu.

"Karna kau semua rencanaku hancur! Kaulah penghalang terbesarku!"teriak perempuan itu dengan penuh dendam dan amarah.

"Seharusnya kau itu sudah mati sialan!"perempuan itu semakin menggila hingga berkali-kali menusuk wajah yang sebelumnya ia tusuk dan tandai.

"Aaarrgghhh...REAN! AKAN KUBUNUH KAU!"teriaknya dan menusuk foto itu dengan sebuah gunting yang entah ia dapatkan dari mana.

"AKAN KU BUNUH KALIAN SEMUA!"

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Where stories live. Discover now