Episode 4

314 27 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Di dunia ini, tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau. Mau merubah dan berusaha memperbaikinya."

-Geandra-

...

Riuh siswa siswi MIPA-3 yang baru selesai melaksanakan ujian harian terdengar menggema sampai kelas sebelah. Padahal ini baru ujian harian, apalagi kalau ujian semester? Tidak terkira kebahagiaan mereka.

Tak sedikit dari mereka langsung berhamburan keluar karena jam istirahat sudah tiba. Mayoritas pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan sejak pelajaran pertama. Sedangkan minoritas memilih perpustakaan untuk menyelesaikan catatan ataupun tugas yang masih menumpuk.

Gean termasuk golongan mayoritas. Dia dan empat temannya yang terkenal dengan sebutan 'Anak GARUDA' sudah memenuhi bangku paling pojok, tempat yang biasa digunakan untuk berdiskusi. Bukan tentang masalah persekolahan, melainkan tentang strategi untuk menghadapi geng sekolah sebelah yang kerap kali membuat perkara dengan mereka. Awalnya bukan semua anggota GARUDA, hanya saja ketua geng sekutu lebih banyak mencari masalah dengan Gean.

Sebenarnya, Gean tidak ingin melibatkan teman-temannya dalam masalah pribadinya. Namun, teman-temannya bersikeras dan tetap ingin mendampingi Gean apapun yang terjadi. Benar-benar rasa solidaritas tinggi yang patut diapresiasi.

Di depan mereka sudah tersaji aneka camilan dan minuman. Di sekililing mereka juga sudah duduk kumpulan gadis yang sengaja mencari perhatian.

Perlu digaris bawahi, selain karena memiliki visual yang memikat, kelima orang itu juga memiliki keahlian masing-masing yang sangat menonjol.

Gean dengan kecerdasannya mampu menghafal pelajaran dalam waktu singkat, tak jarang membuat dirinya seringkali diminta kepala sekolah untuk mewakili sekolahnya dalam olimpiade nasional maupun internasional.

Musadham atau Adam, dengan keahliannya memainkan music biola membuat cowok itu berhasil meraih banyak kejuaraan di ajang festival musik.

Bima dan Juna yang memiliki keahlian bela diri. Keduanya pun tak kalah dari ketiga temannya. Baik Bima maupun Juna, seringkali mengikuti lomba Karate antar sekolah bahkan antarnegara.

Sedangkan yang satunya, Laskar memiliki keahlian dalam bidang sastra. Saat ini sudah hampir lima novel berhasil ia tamatkan dan semuanya masuk best seller.

Dengan semua kelebihan itu, mereka mendapat julukan 'Most Wanted' di sekolahnya. Namun, hal itu tidak membuat mereka merasa tinggi atau besar kepala. Mereka masih sempatnya menampakkan sedikit sikap 'nakal' yang kadang membuat para guru geleng kepala.

"Kayaknya, mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Geng Kutu itu sudah berani menyerang diam-diam," ungkap Juna. Spontan, keempat sahabatnya menoleh.

"Bener. Apalagi kemarin, gue sama Laskar nggak sengaja ketemu mereka di Mall. Untung di sana banyak orang, kalau nggak, mereka bakalan berbuat nekat," timpal Bima.

Gean yang mendengar laporan dari teman-temannya hanya menghela napasnya panjang. Ia tidak mungkin mengatakan kalau kemarin dirinya juga dikejar suruhan Gabriel, si ketua geng yang sedang dibicarakan teman-temannya. Bisa-bisa emosi mereka memuncak dan perkelahian tidak dapat terelakkan lagi.

Gean tidak suka dengan perkelahian, apalagi melihat teman-temannya terluka, tapi dia juga tidak bisa diam ketika harga diri dan keselamatan semua orang yang ia sayangi dalam bahaya.

"Apapun kondisinya, kita harus tetap waspada. Tapi gue minta sama kalian, jangan sampai melakukan penyerangan sebelum ada alasan yang logis. Gue nggak mau, kalian terlibat dalam perkelahian yang sia-sia dan nggak guna. Tetap jaga komunikasi dan jangan mudah terbawa emosi. Kita ini berpendidikan, jadi gue harap kalian tetap jaga nama baik sekolah," nasehat Gean panjang lebar, menatap sahabatnya dengan seksama.

GEANDRA  [TERBIT]Where stories live. Discover now