bagian 6.

65 11 0
                                    

Ketika Hanna turun dari mobil, langit masih sedikit gelap. Dia sengaja datang awal agar tak bertemu karyawan. Jikalau pun ada hanya segelintir kecil orang saja.

Menarik nafas dalam, Hanna coba mengembangkan senyum dengan kedua tangan membawa tas kertas berisi pakaian.

Melewati pintu utama putar, Hanna sempat dihampiri satpam penjaga. Beliau menanyakan perihal maksud kedatangannya. Yang ketika dijelaskan, Hanna diberitahu kalau Sang suami kemarin setelah pergi bersama Seunggi, tak lagi kembali ke perusahaan.

Tidak apa, aku akan menunggu di ruangan Direktur. Begitulah Hanna berkata.
Setelah kembali ditinggal, Hanna melihat sekeliling tempat yang tengah ia pijaki. Gedung tinggi yang sangat luas dan tentu saja megah. Seketika itu ia berkecil hati. Mungkinkah ini kali terakhir ia kemari.

Sebelum memasuki pintu lift, Hanna  sempat menghubungi sang suami. Namun tak ada tanggapan.

Meninggalkan catatan kecil bersama pakaian dalam kantong, Hanna keluar dari ruangan Dong-min setelah melihat matahari bersinar cukup terang.
Hanna tetap memberi senyum sewaktu berpapasan dengan para pekerja.

.

Pertemuan tanpa sengaja antara Hanna dan Seunggi disaat yang satu akan memasuki perusahaan dan yang lain akan keluar membuat keduanya terlibat pembicaraan.

"Hanna_ssi?"

"Iya, selamat pagi kak."

"Pagi juga. Sepagi ini? Dong-min, dia__"

Seunggi dapat memahami perasaan Hanna hanya dengan memperhatikan raut wajahnya yang teduh dan kurang bersinar. Dia tidak seperti Hanna yang biasanya sangat-sangat ceria.

"Kalian sudah bertemu?"

Menggeleng kecil, Hanna coba tersenyum.

"Sudah sarapan?"

"Iya."
Hanna terlalu menjaga sikap.

"Maaf."

"Tidak apa-apa."

"Pergilah tanpa mencemaskan dirinya. Saat dia datang, aku akan mengajaknya bicara." Melihat kantung mata pada bagian bawah Hanna, Seunggi menduga kemarin keduanya bertengkar hebat.

"Iya. Terimakasih."
Memberi bow, Hanna melangkah meninggalkan Seunggi. Pria tersebut tetap memperhatikan punggung Hanna sampai tak lagi mendapati bayangan.



-



"Kau dari mana saja? Istrimu barusan pergi. Cepat susul dia."

"Tidak perlu. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya."

"Pergi!"

.


Dong-min terlambat beberapa langkah. Ketika ia tiba, mobil Hanna telah melewati palang keluar, tepat disamping pos jaga.


.



Busan.


"Tumben sekali. Ayah benar tidak apa-apa?" Kai meragukan kalau ayahnya sehat. Seumur hidup sang ayah tak pernah mengambil cuti. Tapi kenapa hari ini beristirahat di rumah.

"Iya, ayah sangat sehat. Apakah ayahmu ini tak boleh mengambil cuti? Ayah hanya ingin punya lebih banyak waktu dengan putra tersayang ayah. Ini, makanlah yang banyak." Menyumpit pokcoy, Yi-an meletaknya diatas mangkuk nasi sang buah hati.

Kening Kai sempat berkerut dengan tangan masih menyentuh sumpit. Kendati memperhatikan gerak-gerik Yi-an. Kau ragu sang ayah mengambil cuti hanya untuk menemaninya.

Welcome Home (On Going) Where stories live. Discover now