bagian 15.

22 4 0
                                    

Hingga petang, Hanna masih tak bergeming dari tempatnya berada. Raut mukanya menggambarkan kegelisahan yang tak diketahui siapapun. Mimiknya berubah cepat dari sedih_ke dingin hingga menampakkan raut permusuhan. Dia terkena shock mental.

Sejak wanita itu memintanya menyingkir dari hidup seorang Sang- Yeob, semestinya Hanna bisa menilai kalau wanita itu dapat melakukan hal lain demi menyelamatkan masa depan sang putra.


Flashback.

Jadi aku benar, Kau sedang mengandung? Bukankah sudah ku peringatkan berkali-kali, jauhi putraku! Dia tak pantas untukmu. Bukan menjauhinya kau malah menyodorkan tubuh kotor mu. Benar-benar gadis rubah. Ck, lebih bodohnya kami membesarkan seekor rubah.

Sekarang apa yang akan kau lakukan, hah?
Lebih baik segera gugurkan janinmu sebelum jadi masalah. Kalau sampai ayah Sang-yeob tahu, kau pikir apa yang akan dilakukan? Cambuk? Tendang? Tidak-- tidak, bisa saja dia membunuh darah dagingnya. Kau pasti kenal baik watak suamiku, dia takkan mentolerir hal mencoreng citra seperti ini.

Bi, ku mohon.. tolong lakukan sesuatu. Tolonglah kami. Hanya bibi yang bisa membantu kami. Tolong bujuk paman agar mau menerimaku dan janin dalam kandunganku. Bukankah janin ini juga keluarga bibi? Darah daging kak Sang Yeob. Tolonglah, bi. Ku mohon!

Bibi tahu aku tak punya orangtua. Bagiku paman dan bibi sudah seperti orangtua kandungku. Aku akan patuh pada paman dan bibi. Aku janji, bi. Tolong bantu bicarakan pada paman ya bi.

Putraku, apa dia tahu kau hamil?

Gelengan kepala dilakukan Hanna.
Setelahnya dia berujar, "tapi aku yakin kakak akan senang saat kuberi tahu aku mengandung buah cinta kami."

Sembari berlutut, wajah Hanna masih terlihat memelas. Menatap wanita berambut mengembang, berkalung mutiara itu penuh harap.

Wanita itu menarik nafas panjang. Memijat pangkal hidung. Cukup lama dia berpikir dalam kesendirian_ yang kemudian mengutarakan pendapat lain.

"Akan ku bicarakan pada suamiku untuk mempertimbangkan mu tinggal bersama kami.

Sang yeob masih terlalu muda untuk jadi seorang ayah. Dia bahkan belum menjalani militer. Kalian berdua terlalu muda untuk jadi orang tua. Umurmu saja baru legal. Apa yang akan orang pikirkan tentangmu, ketika tahu kau mengandung diusia ini. Apa yang akan kedua kembar itu pikirkan? Mereka pasti merasa dikhianati. Bukankah mereka amat mengagumimu? Kau ingin mereka kecewa padamu?

Bibi punya solusi untukmu. Ingin dengar?"

Mengangguk.

"Aku juga tak tahu apakah putraku akan mendengar mu."

"Katakan saja, bi."

"Bujuk dia pergi militer. Begitulah caramu bisa menyelamatkannya. Dalam waktu dua tahun kita akan meredam amarah pamanmu. Ingat! Tak boleh ungkit soal kehamilanmu pada siapapun, termasuk Sang-yeob."

Rona wajah Hanna berubah seketika. Apa yang harus dia lakukan? Menolak permintaan wanita ini, atau menurut padanya? Dua tahun bukan waktu singkat, terlebih ia harus berpisah dengan kekasihnya.

"Jangan berpikir terlalu lama. Kau tak punya banyak waktu."

Lamunan Hanna dibuyarkan seketika.

"Semakin hari kandunganmu akan makin membesar. Orang-orang akan membicarakan gadis sepertimu yang tak punya orang tua dan masih melakukan hal tabu. Apa kau pikir pengurus panti akan membiarkanmu mencoreng nama baik panti?"

Welcome Home (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang