𝐑𝐀𝐈𝐍𝐘 𝐃𝐀𝐘, seong yohan

1.4K 225 8
                                    

❝ HUJAN HUJAN BEGINI, BUKANKAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK CUDDLE?  ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ HUJAN HUJAN BEGINI, BUKANKAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK CUDDLE? 

⠂⠂⠂

WAKTU TELAH MENUNJUKKAN PUKUL LIMA SORE. Hanya beberapa siswa yang terlihat di sekolah, salah satunya adalah [Name]. Gadis itu baru saja menyelesaikan kegiatan ekstrakurikuler.

Langit hari ini terlihat mendung, sesuai dengan perkiraan siaran televisi pada pagi ini. Sayang beribu sayang, [Name] lupa membawa payung ataupun jas hujan. [Name] hanya dapat sampai di halte dekat sekolahnya, sehingga ia menunggu di halte bus. Ia bimbang antara menerobos hujan atau tetap menunggu di halte. Jika ia menerobos hujan, dapat dipastikan esoknya ia akan jatuh sakit karena imunnya yang lemah. Namun, jika ia tetap menunggu, ia tak akan kembali sampai malam nanti. Ia sebenarnya ingin menghubungi anggota keluarganya, sayangnya ponselnya kehabisan baterai. Hari ini sepertinya memang hari sial bagi [Name].

Tiga puluh menit telah berlalu sejak hujan turun. Langit tak kunjung bosan membasahi negeri ginseng tersebut. Halte bus tampak sepi, hanya [Name] yang berada di sana.

[Name] merutuki dirinya sendiri yang lupa membawa payung ataupun jas hujan. Melihat hujan yang semakin deras, ia yakin bahwa ia tak dapat kembali sampai malam nanti.

Derap kaki yang memercikkan genangan air di sekitar. Netra kelam sang gadis menelisik, siapa yang mencoba menerobos hujan di saat yang deras seperti ini?

"[Name]!" Seorang pria berpakaian serba hitam dengan payung transparan yang berada di genggamannya menyapa indra pendengaran gadis tersebut.

"Sia— Yohan?!" Gadis tersebut memekik terkejut. Sementara sang pemilik nama melepaskan tudung hoodie miliknya yang sedikit basah. Surai cokelat panjangnya tampak basah karena gemericik hujan.

"Maaf ya, aku telat menjemputmu. Aku agak susah melihat tadi, ditambah hujan semakin deras. Kau pasti menunggu lama ya?" ujar Yohan. Lelaki tersebut menyibakkan poni yang menutupi dahi sampai matanya.

"Hey, kau tidak perlu menjemputku tahu. Bagaimana kalau terjadi sesuatu denganmu?" omel [Name]. Yohan hanya menanggapi dengan anggukan kecil, mendapat tanggapan tersebut, [Name] hanya dapat menghela napas.

Yohan mengambil tas berwarna tosca yang tersampir pada kedua bahu sang gadis. "Kenapa tasku diambil?" ujar [Name] dengan alis yang mengernyit bingung.

"Tasmu berat, nanti kau tambah pendek." enteng Yohan. Ingin sekali [Name] meluapkan emosinya, namun ia terlalu lelah.

Butuh hampir setengah jam untuk sampai ke rumah [Name]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Butuh hampir setengah jam untuk sampai ke rumah [Name]. Gadis tersebut hanya tinggal sendiri di rumah, kedua orang tuanya tinggal di negara yang berbeda dengannya. Sejujurnya rumah yang [Name] tinggali merupakan rumah milik neneknya. Hanya saja neneknya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Sehingga yang menempatinya sekarang adalah [Name].

"[Name] mandilah, aku akan menyiapkan makan malam." Anggukan merupakan jawaban dari sang gadis.

Waktu telah menunjukkan pukul enam yang artinya sudah memasuki waktu makan malam. Yohan selesai menyiapkan makan malam tepat saat [Name] menyelesaikan mandinya.

"[Name], besok kau libur?" tanya Yohan yang memulai percakapan.

"Iya, besok aku libur. Ada apa?" balas [Name] tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang ia santap. Tak ada balasan dari Yohan. Lelaki itu bangkit dari kursinya, kemudian menghampiri [Name] yang duduk di seberangnya.

Yohan mengambil handuk kecil yang tergantung pada bahu [Name]. Ia menyingkirkan rambut [Name] yang menutupi wajah gadis tersebut. Dengan lihai ia mengeringkan rambut [Name] yang tak terlalu panjang, tak terlalu pendek juga.

"Kebiasaan. Kau harusnya mengeringkan rambutmu dulu sebelum makan." Yohan mengomeli gadis tersebut yang masih menikmati makan malamnya.

"Tidak apa-apa, kan ada Yohan yang akan mengeringkan rambutku," balas [Name] dengan enteng. Sementara Yohan hanya diam, tak membalas ucapan [Name].

Langit masih saja tak bosan menurunkan hujan. Dapat dipastikan hujan tak akan berhenti sampai esok. Yohan dan [Name] sedang menonton televisi di ruang tamu. Jujur saja, tak ada yang menarik pada tontonan mereka.

Keduanya menonton televisi dengan tenang, dengan [Name] yang berada di sofa dan Yohan yang berada di lantai yang dialasi karpet berbulu. Kini berbalik menjadi [Name] yang mengeringkan rambut Yohan.

"Yohan, rambutmu sudah panjang sekali. Kau benar-benar tak ada niatan untuk mengguntingnya?" Yohan menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Tidak mau. Aku hanya ingin ibuku yang mengguntingkan rambutku." [Name] merasa tidak enak karena telah menyuruh Yohan untuk menggunting rambutnya dan melupakan fakta bahwa Yohan tak akan menggunting rambutnya kecuali ibunya sendiri yang melakukan hal tersebut.

[Name] selesai mengeringkan rambut Yohan. Gadis tersebut iseng menguncir poni Yohan, sehingga lelaki tersebut tampak seperti anak kecil.

CKREK! Ponsel [Name] menjepret gambar Yohan dengan poninya yang terkuncir. Senyuman terukir pada wajah manis sang gadis.

"Jangan disebar, pasti jelek fotonya," ujar Yohan sambil menyenderkan kepalanya pada paha [Name].

"Tidak kok. Kau terlihat lucu tahu. Yohan kan selalu lucu~" goda [Name]. Yohan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya yang cukup besar.

"[Name]."

"Hm?"

"[Name]."

"Apa?"

"[Name]."

[Name] mendelik kesal pada Yohan, "Ada apa Yohan?" balas [Name] dengan sedikit kesal.

"Aku boleh minta peluk?" cicit Yohan. Otak [Name] masih mencoba memproses kalimat yang keluar dari mulut Yohan.

"Eh? Iya boleh sih, tapi ada apa? Tumben." Yohan menggeleng, lelaki tersebut bangun dari paha [Name]. Ia menatap [Name] dengan tatapan memelas. Sementara [Name] menatap Yohan dengan bingung.

Pada akhirnya gadis tersebut merentangkan kedua tangannya untuk Yohan. Yohan menerjang [Name] dengan pelukannya. Keduanya berpelukan di atas sofa dengan televisi yang menyala.

[Name] mengelus pelan surai panjang cokelat milik Yohan. Yohan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher [Name] sembari mengendus aroma sabun yang masih menguar.

"[Name] wangi." [Name] mengerjapkan matanya, gadis tersebut tertawa kecil.

"Kan aku tadi mandi, Yohan." Lelaki tersebut bergumam kecil. Elusan elusan yang diberikan [Name] membuat Yohan terbuai, lelaki tersebut menutup matanya sambil menikmati elusan dari sang gadis, ia pun mengeratkan pelukannya pada pinggang [Name].

Suasana malam hari yang sedang hujan serta tenang dapat membuat siapapun tertidur dengan nyenyak. Begitulah kedua insan tersebut tertidur bersama sambil berpelukan di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.

⠂⠂⠂✦ ⠂⠂⠂

NOTES!
Halo halo! Wow, kapan ya terakhir aku update? Ini aku lagi mood nulis :b jadi langsung aku tulis + update 🧍🏻‍♀️

Maaf ya aku update dengan jangka waktu yang lama T___T soalnya aku update tergantung mood + request + ide, kalau ga kena writer block langsung aku tulis kok 😀

Maaf juga buat readers yang requestnya belum sempet aku buatin + update T___T aku usahain langsung aku kerjain semua ya :*

Have a great night 🤍

𝐂𝐀𝐍'𝐓 𝐓𝐀𝐊𝐄 𝐌𝐘 𝐄𝐘𝐄𝐒 𝐎𝐅𝐅  𝐘𝐎𝐔, LOOKISMWhere stories live. Discover now