04

2.8K 302 13
                                    

hem sorry for kesalahan kata ataupun typo.

***

"Sikra buruan datang ke sini Attala di culik sama tante-tante girang!"

"..."

"tadi gue liat Attala lari tapi tiba-tiba di tarik masuk ke mobil"

"..."

"plat nya kagak ingat, tapi kalo gak salah liat tadi Attala di tarik ke mobil taksi"

"..."

"bandara"

"..."

panggilan berakhir membuat Dion panik harus bagaimana, menyesal tadi tidak memakai motor saat keluar, tadinya Dion ingin membeli chiki bersama Ajuan tapi malah ngeliat temannya di culik tante girang.

Ajuan memandang mobil taksi yang sudah tidak terlihat, teringat tadi sempat melihat Attala membuang sesuatu, Ajuan pergi ke arah tong sampah, ingin melihat tadi apa yang Attala buang sampai mimik wajahnya terlihat sangat kosong untuk beberapa detik.

Ajuan menautkan alisnya bingung tapi langsung mengambil handphone IP milik Attala dan kembali berjalan ke arah Dion yang berjalan bulak balik terlihat panik.

"Dion.." panggil Ajuan memperlihatkan handphone yang ia pegang.

"lah? ini kan hp yang Sikra kasih buat Attala, kok bisa di lo sih?" tanya Dion langsung mengambil handphone dari Ajuan, Dion masih ingin memeriksa ini beneran milik Attala atau bukan.

"tadi gue liat Attala buang"

"hp sebagus ini di buang, emang tolol tu anak"

Ajuan yang tidak terima Attala di katai tolol memukul kepala Dion dengan kuat. Dion yang ingin membalas di hentikan oleh Tian yang memanggilnya.

"woi! nyusul!" teriak Tian langsung menancap gas motornya menyusul Sikra.

Dion dan juga Ajuan dengan cepat naik bersama anggota ZOTTF yang memang sudah di suruh untuk membonceng keduanya.

Sikra terus melaju menuju bandara, wajah di balik helem full face itu mengeras, menyesal karena tidak langsung membunuh wanita tadi.

"I should have killed him "

***

"aku masih membutuhkan penjelasan tentang keluarga Frestra nanti" ujar Sara menatap Attala yang juga menatapnya. Attala tidak menjawab ia lebih memilih menatap jalan sepi.

Attala yang sibuk dengan pikirannya di kagetkan dengan suara klakson motor yang begitu berisik.

Tinn

Tinn

Tinn

Tinn

ciitt.

"m-maaf bu, di depan ada beberapa motor menghalangi jalan"

Attala bisa melihat jelas ada beberapa orang yang menghalangi mereka dan ada satu orang turun dari motor dan menuju ke arah mobil, Attala tidak tau siapa pemuda itu pasalnya ia memakai helem full face.

Tok

Tok

supir taksi dengan ragu menurunkan kaca yang di ketuk pemuda itu.

"ada apa?"

"Attala" ujarnya dengan suara datar.

supir taksi itu sedikit tertegun mendengar suara pemuda itu tapi detik berikutnya ia  menaikan satu alisnya tanda sedang  bingung sedangkan Sara yang mendengar suara datar itu mulai bersembunyi di balik kursi.

Attala melihat mamanya bingung, mengapa mamanya bersembunyi? wajah Sara juga begitu kentara sekali ia sedang ketakutan bahkan badannya bergetar kecil.

"ibu kenapa sembunyi?" bisik Attala tanpa tau bahwa Sikra kini telah melihatnya.

"keluar. atau gue bakar mobil ini" tintah Sikra menoleh pada Gilang yang sedang memegang korek dan juga gen minyak tanah, Tio tersenyum puas melihat supir taksi itu dengan cepat keluar tanpa ada bantahan dua kali.

Sikra yang sudah mengambil alih mobil taksi tersebut dengan tiba-tiba ia berbelok arah, pokoknya arah yang Sikra ambil bukan menuju bandara melainkan neraka untuk perempuan yang telah berani mau mengambil calon adiknya menjauh darinya.

Tio yang melihat Sikra sudah tidak terlihat segera menyerahkan tas yang ia kenakan pada supir taksi tadi.

"di dalam tas itu isinya uang, gak yakin berapa tapi bakal cukup beli tiga atau empat mobil" setelah mengatakan itu Tio dan yang lain pergi menyusul Sikra.

untuk motor Sikra Ajuan yang menaikinya.

***

Sikra dengan gerakan cepat keluar dari mobil dan langsung menarik rambut Sara tanpa beban dan pergi menyeretnya menuju mansion. Attala yang terkejut langsung pergi mengejar Sikra.

"a-abang Sikra lepasin mama" Attala mencoba meraih tangan Sikra tapi langkah Sikra terlalu cepat membuatnya susah menyeimbangi.

Sikra menyisaratkan bodyguard yang berjaga di depan pintu untuk mendekat.

"jangan sampai calon adik ku melihat apa yang akan ku lakukan" tintah Sikra menyuruh bodyguard bernama Dodi. Dodi menggaguk patuh.

"maaf tuan muda anda tidak di izinkan untuk menyusul tuan muda Sikra" Dodi dengan sigap menghalangi Attala agar tidak menyusul Sikra seperti yang di perintahkan.

"tapi gue mau nyusul mama! bukan bang Sikra!"

Akkhh

teriakkan Sara membuat Attala kalah cepat saat mamanya sudah menghilang di balik pintu mansion bersama Sikra.

"BANG SIKRA JANGAN LUKAIN MAMA! MAMA SARA LAGI SAKIT" teriaknya berharap Sikra yang sudah menghilang di balik pintu masih mendengar.

teriakan Attala menggema Sikra yang memang mendengar teriakkan Attala malah semakin menarik rambut Sara dengan kuat, Sara merasa ia akan botak sekarang.

"gue membenci ini, gue membenci calon adik gue lebih mencemaskan orang lain daripada gue nantinya" manik hitam milik Sikra menjadi semakin pekat, kentara sekali di mata itu menyisaratkan kebencian yang sangat mendalam pada Sara yang lebih di perhatikan oleh Attala.

"fine..gue punya solusi untuk itu, karna gue gak mau Attala lebih perhatian sama lo jadi gue bakal bikin lo hilang dari muka bumi ini supaya nanti Attala lebih perhatian sama gue" setelah mengatakan itu Sikra menyeret Sara kembali.

***

maapin, aku lupa kalo aku punya dua book heheಥ⁠‿⁠ಥ


em..em..loppyu>>>>>>

814 word

04-4-23

see u in the next chapter.

I'm Just A Kid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang