05

2.7K 268 1
                                    

double. untuk balasan beberapa waktu lalu aku lama up(⁠●⁠´⁠⌓⁠'⁠●⁠)

aku sebenarnya kurang ngerti b Inggris ya, jadi mohon maaf jika ada kesalahan kata atau apapun, aku nambahin b Inggris biar kayak cool gitu😭🙏🏻

hem-- ini masih di sebut double up kan?

***

Sara sudah memberontak sebisa mungkin agar tangan Sikra terlepas dari rambutnya.


"don't be afraid, it won't hurt, okay" bisik Sikra membuat Sara merinding mendengarnya. 

"lepaskan dasar sialan!"

Plakk

Sikra menampar Sara dengan kuat, "oke, gue rasa mulut ini yang akan di hilangkan dulu" Sikra berjalan menuju tempat penyimpanan alat penyiksaan, mengambil palu yang ada bekas darah yang sudah mengering.

"ck, wait there let me clean this up first" Sikra berdecak kesal melihat adanya darah di benda kesayangan nya, ia pergi dari sana meninggalkan Sara yang memberontak mencoba melepaskan ikatan di tangannya.

lima menit Sikra kembali, ia datang dengan palu yang sama tapi jauh lebih bersih dari sebelumnya, sepertinya ia baru saja habis membersihkan bekas darah itu, pikir Sara.

"hehe sorry to keep you waiting"

"tapi jangan kecewa karna menunggu, soalnya gue udah bersihin palu ini" satu kata yang ingin Sara katakan pada pemuda di depannya saat ini 'gila' bahkan tadi Sara menginginkan agar Sikra jangan pernah kembali, memangnya siapa yang mau di bunuh. Sikra berkata seperti tadi seolah Sara senang dan sangat berinisiatif untuk mati.

tok

tok

"permisi tuan muda, tuan besar mengirimkan anda sebuah map" Sikra tersenyum tipis, bangkit dari duduknya pergi menuju pintu.

ceklek

bodyguard itu menunduk sedikit kala Sikra di depannya "tuan besar berkata map kedua akan di kirimkan beberapa jam lagi" ujar bodyguard itu menyerahkan map merah yang ia pegang. Sikra hanya menatap datar dan berlalu menutup pintu setelah mengambil map yang di kirimkan.

Sikra membuka map tersebut membacanya dengan serius.

"jadi lo pindah-pindah tempat selama ini?" tanyanya terkesan tidak peduli dan lanjut membaca isi map tersebut.

***

di mansion mewah yang terletak begitu jauh di dalam hutan, anak laki-laki berusia 8 tahun berusaha kabur dari mansion besar tersebut, anak itu tau ia tidak akan bisa keluar tapi apa salahnya untuk mencoba dulu untuk kesekian kalinya.

para bodyguard hanya menatap malas  anak tersebut, mereka semua sudah terbiasa dengan kejadian ini yang berlaku setiap hari jika tuan besar mereka sedang keluar.

"paman pintu keluarnya di mana?!" tanya anak itu, Eltio Atyylo atau sekarang menjadi Eltio Atyylo Destyan?

"tuan muda anda di larang untuk keluar sebelum meminta izin terlebih dahulu" ujarnya memberi pengertian agar Eltio berhenti berlari kesana-kemari, meskipun demikian bodyguard yang bernama Ari itu tau bahwa tuan nya tidak akan memberikan izin.

"papa akan marah jika tau kalo Tio keluar!" cicit Eltio meremas tangan nya dan menundukkan kepalanya agar tidak terlihat bahwa matanya akan mengeluarkan linang air mata.

Eltio mengangkat kepalanya dan menatap Ari dengan pandangan memohon. sedangkan Ari mengalihkan pandangannya ke arah lain ia takut nanti akan terbuai dengan pesona anak di depannya.

"a-anda sudah tau jika tuan akan marah kan, jadi jangan mencoba kabur jika tidak ingin tuan marah tuan muda" ujarnya dengan suara gugup.

"pokoknya Tio mau pergi, Tio bukan mau kabur tapi hanya pergi main" teriaknya lantang membuat Ari hanya bisa menghela nafas berat.

"tapi anda harus meminta izin kepada tuan besar dulu"

"ga mau! Tio yakin papa ga bakal izinin Tio main"

Ari sangat kesal dengan sifat Eltio yang sangat keras kepala ini. tapi wajah imut itu terkadang membuat Ari berubah pikiran.

"tuan muda bagaimana jika saya menelepon tuan besar dan anda akan meminta izin terlebih dahulu?" ujarnya mencoba sabar.

"pokoknya ga mau! paman hanya perlu kasih tunjuk di mana pintu keluarnya, tunjuk aja di mana, emang susah?"

***

just info aku ga bakal up book ini dulu untuk waktu yang lama😌

btw..aku sayang kalian>>>>>

620 word

04-4-23

see u in the next chapter.

I'm Just A Kid Where stories live. Discover now