06

2.3K 256 12
                                    

ada beberapa bahasa yang mungkin kalian ga ngerti aku bakal translate di komen, tapi kalo ada beberapa kata salah arti, ya maap😗✌️

aku harap kalian ga ilfeel ya(⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)


༼✿⁠༽༼✿⁠༽✿⁠༽༼✿⁠༽✿

Eltio menunduk tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap papanya yang duduk tepat di hadapannya.

ya akhirnya papanya pulang saat tadi dirinya terus merengek membuat bodyguard--Ari menelpon sang tuan karena kesusahan menenangkan Eltio.

"Ari menelpon dan memberitahu papa kamu menangis-- dan tidak mau berhenti.." suara datar itu mengagetkan Eltio untuk beberapa detik, Eltio mengangkat kepalanya sedikit, melihat wajah papanya yang hanya menunjukkan wajah datar dan tidak berexpresi, ia kembali menundukkan kepalanya.

"Eltio"

"hm" jawabnya tidak mengangkat kepala. Eltio tidak mau sakit hati dengan hanya menatap wajah datar papanya, lebih baik menatap lantai di bawah dari pada harus menatap wajah kaku papanya yang tidak pernah berubah.

"Eltio" panggil pria paruh baya itu lagi berharap Eltio mau menatap dirinya. tapi itu tidak sesuai harapan, Eltio anak itu hanya menunduk tanpa menjawab.

"Eltio"

"..."

"Eltio"

"..."

"Eltio"

Eltio yang kesal mengakat kepalanya dan menatap manik hitam papanya, tapi ia tertegun dengan apa yang papanya perlihatkan.

"a-apa yang"

ini sudah beberapa kali Eltio melihat itu tapi tetap saja terlihat menakutkan dan ia tidak suka. wajah yang tadi kaget kini menjadi kesal.

"Ck, i don't like that horrible smile, it's better not to force it if you don't want to papa!" Eltio menatap kesal papanya dan mulai beranjak pergi dari sana. Azax Az Destyan-- papa Eltio menatap nyalang kepergian anak itu dan masih terus memperlihatkannya takut-takut nanti Eltio berbalik.

setelah Eltio sudah tidak terlihat pria itu menghilangkan senyuman yang tadi ia perlihatkan.

"tuan--"

"kantor" potong Azax cepat langsung pergi, ia menghiraukan tatapan Crish--asistennya menatapnya mengasihani, Azax benci tatapan seperti itu, jika saja Crish bukan temannya sudah lama ia akan menebas semua bagian tubuh Crish.

Eltio berjalan dengan kesal menuju kamarnya wajahnya juga sedikit di tekuk saking kesalnya.

BRAK!!

ia menutup pintu kamarnya dengan kuat, saat ini ia kesal, kesal sekali melihat senyuman papanya yang menyebalkan, senyuman yang papanya perlihatkan tadi sangat terpaksa, papanya memang tidak pernah tersenyum tulus padanya. ya itu semua hanya keterpaksaan.

"k-kalo tidak m-mau hiks...tidak usah di paksakan hiks" Eltio terisak dengan badan bergetar kecil.

Tok Tok..

"Tuan muda, apa anda baik-baik saja?"

***

"lepasin gue!" Attala menatap kesal bodyguard yang menahan lengannya, dari tadi sudah memberontak tapi tidak bisa terlepas juga.

Tin

Tin

mobil mewah berwarna hitam tiba-tiba saja datang berhenti tidak jauh dari Attala dan juga Dodi.

pemuda berperawakan tinggi sekitar 187 cm, wajah tegas manik berwarna biru keluar dari mobil tersebut.

pemuda itu berjalan mendekati Attala yang sedang di tahan oleh salah satu bodyguard.

"why?" Zio menatap bodyguard yang menahan Attala dengan penuh tanya.

Attala sedikit takut tapi mencoba memberanikan diri "b-bang Zio tolong... mama tadi di tarik sama bang Sikra ke dalam" ucap Attala memasang wajah memelas agar Zio peka dan menyuruh Dodi melepaskannya. tapi Attala malah tertampar ( di kacangin ) kala Zio hanya menatap dirinya sekilas.

"tuan muda Sikra menyuruh saya untuk tidak melepaskannya tuan Zio"

"Wat doet Sikra binnen, Sikra heeft die gekke vrouw toch niet verkracht?"

Attala tidak mengerti apa yang di katakan Zio barusan, tapi Attala sempat menangkap reaksi Dodi yang sedikit terkejut tapi itu hanya sekilas, membuat Attala semakin penasaran apa arti dari ucapan Zio.

"n-nee meester Zio, jonge meester Sikra keek zojuist erg boos en het leek alsof jonge meester Sikra aan het martelen was...?

...of hem misschien vermoorden" jawab Dodi sedikit ragu tapi yakin di akhir ucapannya.

"aku juga ingin, jadi--

Zio menunjuk Attala.

---jangan lepaskan anak ini sebelum aku keluar" ujarnya membuat Dodi menggaguk patuh.

Attala diam?

tentu saja! jika ia berteriak Attala tidak bisa menjamin keselamatan mulutnya nanti, Attala baru mengenal Zio sebulan lalu tapi ia tau bagaimana perawakan pemuda tersebut.

"Om gue mohon lepasin, mama gue tadi di bawa sama bang Sikra, gue takut mama di apa 'apain" Attala terus memohon tapi Dodi sama sekali tidak gentar dengan segala rayuan yang Attala katakan.

"tuan muda sebaiknya diam saja, tuan Zio dan juga tuan Sikra akan segera membereskan hama itu" ujarnya enteng tanpa menatap Attala yang sudah menggelap.

"mama gue bukan hama, bangsat!"

"het is aan jou jonge meester" ucap Dodi tidak peduli.

"lo dari tadi ngomongin apasih sama bang Zio" tanya Attala mendongak menatap Dodi.

"over ongedierte gesproken, itu tentang bisnis tuan muda"

***

ingat sama Zio? aku pernah sebut namanya di chapter 2 kalo ga salah.

740 word

13-04-23


SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER~

I'm Just A Kid Where stories live. Discover now