LOVE -- 6

8K 499 22
                                    

Fir, tolong absenin gue hari ini ya, gue sakit.

Pesan yang berasal dari nomer Kayla pun sudah sampai di ponsel milik Fira. Fira menghela napas, moodnya mulai turun karena sadar kalau hari ini dia akan duduk sendirian sepanjang hari.

"Fira," panggilan guru matematika itu membuat Fira mendongak. Tanpa butuh sahutan oleh Fira, guru itu kembali berkata, "Tolong ambilkan alat-alat matematika di perpustakaan ya, nak."

Fira mengangguk dan tersenyum pada guru itu. Ia beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju perpustakaan, sendirian.

Fira terkejut saat ia sudah masuk kedalam perpustakaan itu. Disana ia melihat Evan yang sedang mondar-mandir seperti orang kebingungan.

Fira pun menghampirinya.

"Lo Evan, kan?" Tanya Fira tanpa ingin berbasa-basi terlebih dahulu. Sedetik kemudian cowok itu tampak kaget, lalu menormalkan ekspresinya kembali. Evan mengangguk pada Fira sebagai jawabannya.

Cowok ini memang benar-benar dingin terhadap orang lain.

"Uhm, gue mau nanya, Van. Alat-alat matematika ada dimana, ya?"

Evan menaikkan satu alisnya, lalu menjawab, "Biasanya sih ada dipojok sebelah sana, cari aja."

Fira mengangguk, setelah bergumam kata terimakasih, ia berjalan ke tempat yang tadi Evan tunjukkan padanya. Benar, alat-alat itu tertata rapih di sebelah sana.

Setelah mengambilnya, Fira kembali dan masih melihat Evan yang tampak kebingungan itu. Lantas Fira bertanya, "Lo nyari apaan sih, Van?"

Tanpa menoleh, Evan kembali menjawab, "Paket buku kimia buat satu kelas yang biasa dipake tuh yang mana, sih?"

"Ayok, ikut gue." Ucap Fira kemudian. Gadis itu mengarahkan jalan pada Evan menuju tempat buku-buku paket untuk satu kelas tersebut. "Biasanya sih, yang itu. Gue sama Kayla kalo disuruh ngambil buku selalu yang itu." Ujarnya sambil menunjuk buku yang berwarna biru kehijauan tersebut.

Evan seperti salah fokus pada ucapan Fira barusan, "Oh, lo temennya Kayla?"

Fira mengangguk. "Temen dari orok."

Evan mengernyitkan keningnya, lalu memberanikan diri untuk bertanya pada teman Kayla ini. "Kok lo nggak sama Kayla?"

Fira menoleh pada cowok itu, "Kayla-nya nggak masuk,"

"Hah? Kenapa?"

Fira menghela napasnya. "Kayla sakit."

Mendengar pernyataan Fira barusan membuat jantung Evan seakan berhenti berdetak. Mengapa Kayla tidak memberitahu nya?

Loh, memang dia siapa? Memangnya seorang musuh harus tau keadaan satu-sama lain?

Batin Evan tak karuan saat ini.

- - - - -

"Aduh mama seneng banget deh, anak mama akur banget ya." Ujar mama Kayla dan Nathan saat melihat kedua anaknya.

Ya, Kayla sedang berbaring di ranjangnya, dengan Nathan yang duduk tepat di sisi pinggir ranjang tersebut. Tangan Kayla menggenggam tangan Nathan dengan erat, seakan tidak mau kehilangan sedetikpun dengan adiknya itu.

Nathan mendecak, "Akur apaan? Ini sih, nyusahin Nathan namanya!" Ucap Nathan lalu menyentil kening Kayla pelan. Kayla meringis saat keningnya disentil seperti itu.

"Duh, kamu jangan kasar-kasar sama kakakmu dong, Nathan. Kasihan tau," tegur mamanya. Nathan kembali cemberut, "Lagian nyebelin. Kan aturan hari ini Nathan sekolah maaa, bukan ngebolos bareng Kakak."

My (Lovely) EnemyWhere stories live. Discover now