ENEMY -- 17

5.8K 346 13
                                    

Kayla : Gimana, Van? Lagi belajar kah? Enak kan, pacaran sama buku(:

Kayla terkekeh pelan saat mengirim pesan yang terdengar meledek itu kepada Evan. Tubuhnya berputar-putar diatas kursi belajar yang beroda, sedangkan kakinya dijulurkan hingga keatas meja. Ponselnya baru saja ia letakkan di atas meja, sedangkan tangannya memegang sebuah buku untuk ulangan besok.

Tak lama, ponselnya kembali berdering. Senyum jahilnya terukir kembali saat melihat balasan dari Evan.

Evan : Hai ka.. aku retha. Kak evn lg bljer tu, hpny dititio ke aki

[Hai, Kak! Aku Retha, Kak Evan lagi belajar tuh, hp-nya dititip ke aku.]

Antara bingung dan geli, Kayla akhirnya tertawa juga melihat pesan yang typo bertebaran seperti itu. Sedikit percaya, bahwa itu memang Retha, adik Evan. Kayla menyentuh icon telepon di sudut layar, lalu meletakkan ponselnya di telinga.

"Kak Kayla!"

Seruan anak kecil terdengar di telinga Kayla setelah nada panggilan berakhir. Kayla terkekeh, meletakkan bukunya kemudian merebahkan diri di kasur.

"Hai, Retha. Evan mana? Kok hp-nya dia bisa ada di kamu?"

"Tadi, Kak Evan bawa buku banyak banget kerumah. Terus pas aku samperin, dia malah ngasih ini,"

Kayla mengernyit. "Dia bilang apa?"

"Katanya, dia mau makan semua buku yang dia beli. Jadi, dia nitip ini ke aku biar gak ada yang gangguin."

"Sinting juga," gumam Kayla. "Kok kamu bisa mainin hp nya Evan? Diajarin siapa?"

"Aku... diajarin temen. Tapi aku nggak begitu ngerti, Kak. Hp-nya Kak Evan bunyi terus. Tapi pas aku liat nama kakak, aku buka deh."

Kayla terkekeh. "Hapenya rame sama apa?"

"Sama--gatau, Kak. Grup apa gimana sih, nyaut-nyautan gitu,"

Entah apa yang membuat Kayla merasa lega, karena ponsel Evan setidaknya bukan ramai karena gadis-gadis lain.

Satu pertanyaan membuat Kayla kembali memanggil Retha.

"Reth," panggilnya. "Di hp-nya Evan, nama aku kayak gimana?"

"Maksudnya?"

"Kontak aku, dinamain apa?"

"Hmm, tulisannya 'Kayla' gitu kak. Tapi... ada lope-lope nya gitu."

Apa?!

- - - - -

Kelas mulai ricuh saat ulangan berakhir, terlebih saat Bu Fatma duduk dan memeriksa ulangan saat itu juga. Seperti inilah sistem ulangan di sekolah Kayla, mengerjakan lalu dikoreksi saat itu juga.

Kayla mengedarkan pandangannya keluar jendela, tepat menghadap komplek yang berada di belakang sekolahnya. Dirinya melirik Fira yang sudah terpejam dengan headset yang memenuhi telinganya.

Pikiran Kayla kembali jatuh pada hari itu, pesta ulangtahun Kayla. Semua clue yang diberikan Evan padanya benar-benar membuatnya penat. Dan jika ia bersama Evan, dia tidak pernah mengungkit sedikitpun tentang semua petunjuk itu. Karena hanya ada satu alasan; dia tidak ingin suasana hangat bersama Evan berubah hanya karena satu topik tersebut.

"Mikayla,"

Kayla menoleh, mendapati Bu Fatma yang memanggilnya. Dia berdiri lalu berjalan mendekati Bu Fatma, berdiri di depan mejanya.

"Ini," Bu Fatma menyodorkan kertas ulangan yang beberapa menit lalu Kayla kerjakan. "Selamat, nilai kamu sempurna lagi, Kayla."

Kayla tersenyum. "Makasih, Bu. Omong-omong, ibu.. nanti ke kelas Evan jam berapa?"

My (Lovely) EnemyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz