Halo semua... Rindukah padaku? Aku juga rindu kalian, readers tersayangku... Terima kasih buat yang selalu menanyakan kabarku dan akhirnya membuatku bisa menulis lagi.
Kehilangan suami 2 tahun lalu benar-benar membuat duniaku runtuh. Sempat down juga,tapi perlahan aku berusaha bangkit demi anak-anakku.
Story kali ini bisa dibilang masih kacau karena ternyata mengembalikan ritme menulis setelah hiatus lama itu susah. Ide-ide bermunculan membuat semua jadi tumpang tindih.
So, untuk sementara aku belajar lagi nulis cerita-cerita pendek dengan konflik ringan. Berharap masih ada yang memberikan vote dan menuliskan komentarnya untukku.
Selamat membaca..."Aku tidak mau, Mas. "
"Rin... "
"Ini pasti gara-gara Yusi. Awas saja... "
"Stop mencari kesalahan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan kita, Rin. "
"Tapi sejak Mas Pra kenal dia, Mas berubah. Mas lebih memperhatikan Yusi dan mengabaikanku. "
"Astaga! Hentikan, Rin. Jangan mengujiku lebih dari ini. "
Aku terdiam mendengar suara Mas Pra yang meninggi. Mas Pra menyadari keterdiamanku dan menghela nafas sejenak.
"Hubungan ini sudah tidak sehat. Kecemburuan dan keposesifanmu semakin tidak terkontrol. Dan itu membuatku merasa sesak. Kamu mencurigai semua teman wanitaku. Kamu tidak pernah percaya kalau aku hanya mencintaimu. "
"Aku percaya. "
"Tidak jika kamu masih suka cemburu buta dan membuatku tidak nyaman. "
Aku tertunduk mendengar kalimat yang dia ucapkan. Dia meraih tanganku dan menggenggamnya dengan lembut.
"Sebulan... tidak... Seminggu saja. Renungkan semua sikapmu selama ini. Kita pacaran bukan cuma setahun dua tahun. Kamu paling tahu perasaanku padamu"
Aku diam saja saat akhirnya Mas Pra pindah tempat duduk dan duduk di sampingku. Dia membawaku masuk dalam dekapannya.
"Aku mencintaimu, Rin. "
"Aku tidak suka kalau Mas Pra berteman dengan Yusi. Dia menyukaimu. "
"Kau selalu menganggap teman wanitaku menyukaiku. Yusi, Lia, Andin, Ayu, Gladis... semuanya. Meskipun kenyataannya mereka tidak begitu. "
"Tapi Yusi beda! "
"Gladis juga kamu bilang beda kan? "
"Tapi... "
"Seandainya pun mereka menyukaiku, itu urusan mereka. Yang jadi urusanku adalah menanggapi atau tidak. Dan sejauh ini, apa kau pernah lihat aku menanggapi mereka? "
Aku menggelengkan kepalaku dan menyurukkan kepalaku di dadanya.
"Jadi...setuju? "
Aku menggaguk lemah karena semua yang dia katakan benar adanya.
"Janji tidak akan bertindak gila seperti kemarin? "
"Hm."
"Janji minta maaf sudah merusak spion mobil Yusi. "
Aku tidak menjawab membuatnya menghela nafas.
"Rin... "
"Aku tidak mau minta maaf. Tapi aku janji akan mengendalikan diri asal Mas Pra tidak dekat-dekat dengan Yusi. "
Mas Pra lagi-lagi menghela nafasnya.
"Oke. Aku pegang janjimu. Minggu depan kita ke Ortega? Paman Tiko akan mengadakan pesta kembang api. "
YOU ARE READING
My Another Short Stories
RandomMasih sama kok...isinya short story yang hanya terdiri dari beberapa part saja... Udah aku tag MATURE lho ya...jadi readers tersayangku pasti udah bisa nebak isinya seperti apa..