LOVE 3

42.1K 2.7K 223
                                    

Pov-nya Om Darius nih readers tersayangku...
Semoga suka ya...

Terima kasih buat yang udah ngasih vote dan komen buat semua story aku...

Maapken kalo semisal ada typo yak...

Selamat membaca....

Aku menghempaskan tubuhku ke sandaran kursi kerjaku sambil memejamkan mata. Kulonggarkan simpul dasiku yang seolah mencekikku. Beberapa menit kemudian aku mengambil ponselku di atas meja kerja dan mulai menghubungi Ivan, asisten pribadiku.

"Halo Tuan"

"Bagaimana? Sudah ada kabar?"

"Saya sudah mengetahui alamat baru teman Nona Rosa, Tuan..."

"Bagus...amati segala akses komunikasi mereka...kalau perlu pasang penyadap atau cctv  pada rumah mereka"

"Baik Tuan...saya juga tengah menunggu informasi orang kita yang ada di luar kota"

"Lakukan apapun untuk menemukannya Van..."

Aku memutuskan panggilanku sambil tersenyum puas. 3 bulan mencari akhirnya menemukan satu titik terang yang bisa mengantarku menemukan Rosa. Aku mengumpat saat juniorku bereaksi setiap kali mengingat tentang gadis yang akhirnya menjadi seorang wanita karena kelakuan liarku.

Aku mendengus kesal mengingat kata kata menantu sialanku yang sayangnya sangat dicintai Fira, putriku. Entah bagaimana ceritanya dia mengetahui kebersamaanku dengan Rosa di mall saat itu. Saat aku mengunjungi putriku yang baru melahirkan dia dengan gaya sialannya mengucapkan kalimat yang membuatku kesal.

"Selamat bergabung dalam klub pedofil gila, papa mertuaku sayang"

Aku memakinya saat itu tapi saat Safira menanyakan kebenaran kata kata suaminya aku hanya mengangkat bahu acuh membuat Bima sialan itu tertawa terbahak bahak.

"Kena tulah dia Ra...aduh...baby...kenapa malah mencubitku"

Aku diam saja  waktu itu dan memilih menggendong cucu laki lakiku yang sialnya memiliki copy wajah pedofil gila yang saat itu tengah mengaduh kesakitan karena menjadi sasaran cubitan kesal putriku. 

Bunyi ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Nina, sekertaris kantorku masuk menyerahkan beberapa berkas yang butuh kutandatangani. Aku mengabaikan senyum manisnya yang aku tahu benar apa maksudnya.

Yah...dia salah satu partner seks ku sebelum bertemu Rosa. Kami menjalin hubungan win win solution. Aku bisa menyalurkan nafsu seksku yang cenderung kasar dan brutal dan dia  menerima nominal yang tidak sedikit dalam buku tabungannya. No love just sex. Sama seperti beberapa simpananku yang lain.

Tapi itu 6 bulan lalu sebelum untuk pertama kalinya aku merasakan sensasi berbeda saat ujung juniorku merobek selaput dara seorang perawan. Untuk pertama kalinya pula aku berusaha mengendalikan hasrat liarku. Istriku, Maria sudah tidak perawan saat kami menikah dulu. Aku tak mempermasalahkannya karena waktu itu aku juga bukan perjaka. Aku melakukan seks pertama kali dengan seorang pelacur yang mengajariku cara main yang kemudian menjadi gayaku.

Jika bertanya apa aku mencintai istriku? Ya..kami saling mencintai, saling setia dan memiliki selera sama dalam hal seks meski jika bersama Maria kami akan saling memberi kepuasan . Aku berduka saat dia harus kelah melawan kanker payudara yang menggerogotinya saat Safira berusia 10 tahun. Aku kehilangan teman hidup yang mengerti aku luar dan dalam membuat aku melampiaskannya dengan memelihara beberapa simpanan untuk menyalurkan nafsu seksku. Membuat kedua putriku menjadi tak terpantau dan Fira harus berakhir menjadi istri seorang duda sepertiku.

My Another Short StoriesWhere stories live. Discover now