Aku dan Kamu 8

55.5K 2.7K 140
                                    

Hai hai hai...
Story ini ternyata sampe mencapai 8 part dan bisa nambah lagi jadi  maapken ya kalo ternyata story ini malah berujung lebih panjang dari story story aku yang lain...
Terima kasih ya buat dukungan vote dan komennya...sesuatu banget buat aku...

Nah...
Selamat membaca....

"Apa ada yang terjadi selama aku tidak ada Paman?"

"Ehm...sebenarnya seminggu yang lalu Tuan Stevanio mendatangi kantor pusat"

"Apa maunya?"

"Sepertinya calon besannya menceritakan pertemuan kalian...dia mengatakan ingin membicarakan sesuatu denganmu"

"Apa dia tahu tentang pernikahanku?"

"Kurasa tidak...semua orang yang menyaksikan pemberkatan pernikahanmu tak akan berani melanggar sumpah mereka..."

"Baguslah...kurasa mereka sangat mengenalku..."

"Mereka takut mati tepatnya"

"Hahaha...kau benar Paman..."

"Lalu? Bagaimana dengan Tuan Stevanio?"

"Aku akan menemuinya nanti kalau aku mau..."

"Baiklah..."

"Bagaimana persiapan pesta pernikahan kami Paman?"

"Sudah hampir 90%"

"Bagus...besok pagi aku akan memeriksa semuanya...dan pastikan para pengawal tidak melakukan kesalahan apapun"

"Kau tenang saja El... Aku sendiri yang menyeleksi mereka...dan mereka adalah yang terbaik dalam jajaran pengawal setia kita"

"Aku hanya ingin memastikan Risa aman Paman..."

"Aku tahu..."

"Baiklah Paman...kirimkan jet pribadiku besok"

"Kalian akan pulang?"

"Si Stevanio sialan itu membuatku terganggu...aku harus tahu apa maunya"

"Apa perlu kuselidiki?"

"Tidak perlu...kau fokus saja pada pestaku"

"Baiklah...kau mau pulang ke mansion apa apartemen?"

"Mansion saja...disana lebih aman"

"Baiklah"

"Hm"

Aku meletakkan ponselku sembarangan di meja bar dan menghabiskan sisa wine di gelasku. Aku segera beranjak menuju kamarku. Kusandarkan bahuku ke kusen pintu sambil menatap pemandangan terindah yang selalu membuatku terpesona.

Disana...sosok cantik tengah terlelap dengan posisi tertelungkup nyaman di bantal dengan helaian rambut indah bertebaran. Punggung telanjangnya terlihat sebagian karena selimut yang sebelumnya kurapikan untuk menutupi tubuh telanjangnya merosot. Mungkin dia sempat mengganti posisi selama aku menghabiskan waktuku di meja bar dan menghubungi Paman Alex.

Aku mendekatinya dan duduk dengan pelan di samping tubuhnya. Dia pasti sangat lelah sampai tak merespon saat kuelus punggung telanjangnya yang bertabur bekas kismarkku. Aku segera menjauhkan tanganku dan menggertakkan rahangku menahan gejolak gairah dalam diriku.

Selalu seperti ini...dia selalu mampu mempengaruhi pengendalian diriku. Sudah sebulan kami menikmati bulan madu kami...tapi aku masih saja merasa gairahku terpancing bahkan tanpa dia melakukan usaha apapun untuk merayuku.

My Another Short StoriesWhere stories live. Discover now