LOVE 4

39K 2.4K 185
                                    

Halo...yang udah kangen sama Si Om...ini aku kasih buat kalian readers tersayangku yang super the best...

Terima kasih untuk semua dukungan yang udah kalian berikan padaku...sumpah...itu sesuatu banget...

Nah...
Selamat membaca...

Aku masih terdiam ditempatku meski mobil Om Darius sudah menghilang dari pandanganku. Kusentuh pipiku yang masih menyisakan bekas ciumannya. Wajahku terasa panas dan jantungku berdebar tak karuan. Apalagi saat mengingat kata katanya yang mengatakan ingin mengenalku lebih dekat.

Dia mencariku dan aku akhirnya tahu kalau dia seorang duda. Usianya mungkin sangat jauh di atasku karena putri keduanya saja seusiaku. Tapi aku tak bisa mengubah sugestiku bahwa aku miliknya setelah dia mengambil keperawananku dulu.

"Baru pulang Rosa?"

Aku menoleh dan melihat tetangga baru di kostanku tersenyum menyapaku. Tampaknya dia baru datang karena kulihat ada taksi on line yang baru meninggalkan gerbang kost.

"Iya Kak...Kak Fani juga?"

"Iya...habis interview di Wijaya Group..."

"Diterima?"

"Iya...besok Senin sudah mulai kerja"

"Selamat ya Kak..."

Kami sama sama melangkah memasuki kostan dan berpisah untuk masuk ke kamar kami masing masing yang kebetulan kamarnya di sebelah kamarku.

Dia penghuni baru di kostanku sejak seminggu yang lalu. Dia cepat akrab dengan penghuni kost yang lain dan ramah, berbeda sekali denganku yang cenderung menyendiri di kamar dan jarang berinteraksi dengan yang lain. Aku bersyukur karena akhirnya dia mendapat pekerjaan karena selama seminggu ini dia terlihat sibuk mencari pekerjaan.

Suara notifikasi di ponselku membuat aku menghentikan pemikiranku tentang Kak Nina. Jantungku serasa meledak melihat pesan singkat yang ternyata dari Om Darius.

My Owner

Besok aku jemput jam 7
Sarapan bersamaku


Aku tersenyum membaca isi pesannya. Khas dirinya yang tak suka ditolak. Pesannya pun bukan kalimat permintaan tapi perintah.

You

Ya Om..

Aku memeluk ponselku dan memejamkan mataku merasakan jantungku berdebar tak karuan. Orang yang kuanggap pemilik tubuhku mengajakku untuk saling mengenal lebih dekat. Aku bisa melihat kesungguhannya dan aku tidak akan menolaknya. Dia sudah mengambil keperawananku dan sepertinya dia juga sudah mengambil hatiku.

Aku segera meletakkan ponselku dan membersihkan kamarku sebelum istirahat siang. Hidup lepas dari ikatan keluarga pamanku membuat aku menjadi lebih bebas. Bila dulu aku bahkan tak akan sempat untuk tidur siang, kini aku bisa.

Pekerjaan paruh waktuku hanya dari jam 7 sampai jam 11. Bila aku kuliah pagi aku akan bekerja sore harinya. Gaji yang kuterima cukup untuk biaya makan dan aku senang karena pemilik floris menaikkan gajiku. Aku juga menerima bea siswa sehingga tabunganku yang kusimpan dari hasil menjual keperawananku akan sangat jarang aku gunakan.

Tidur siang menjelang soreku terasa lebih nyenyak. Hari sudah agak gelap saat aku bangun dengan kondisi tubuh lebih segar. Aku segera mandi saat Anita, salah satu teman kostku mengajakku nonton bareng di ruang tamu kostan. Di kamar kami masing masing memang sudah ada TV, tapi kadang kami nonton bareng bila ada momen momen tertentu seperti saat itu. Kak Fani mentraktir kami nasi goreng keliling yang selalu mengelilingi kompleks kostan kami. Kak Fani mengajak kami untuk jalan jalan di mall esok hari tapi aku menolak ikut karena ingat ajakan Om Darius.

My Another Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang