Aku dan Kamu 9

48.8K 2.6K 160
                                    

Halo readers tersayangku...
Aku up story aku buat nemenin lebaran kalian...semoga suka ya
Thank you buat yang udah vote dan komen buat story aku...

Selamat membaca...

Kehamilanku memasuki bulan ke 5 dan kondisiku sudah benar benar fit sejak usia kandunganku memasuki bulan ke 3. Berat badanku bertambah karena Mikael selalu mengawasi pola makan dan asupan giziku. Dia mencurahkan semua perhatiannya padaku dan kandunganku.

Dia bersikap aneh dengan menambah pengawal di sekitar mansion. Meskipun pernikahan kami masih dirahasiakan tapi Mikael berkata kalau dia hanya tak ingin menyepelekan keselamatanku. Aku menerima saja toh percuma berdebat dengannya bila menyangkut masalah keselamatanku.

Hari itu, aku mendadak ingin selalu ikut kemanapun dia pergi dan menempel padanya. Dia menuruti kemauanku dan menyiapkan pengawalan ketat tapi tak mencolok di sekitarku. Dia ada meeting dengan salah satu penerima investasinya di sebuah hotel ternama. Selama dia meeting, Mikael menyuruhku menunggu di salah satu president suite hotel tersebut.

Entah mengapa perasaanku tak nyaman dan setiap setengah jam aku menanyakan jalannya meeting pada Ferdinan, pengawal khusus yang dipekerjakan Mikael untuk selalu menjagaku seperti saat kami masih sebagai sepasang kekasih.

"Apa meetingnya belum selesai Fer?"

"Belum Nyonya...apa anda memerlukan sesuatu?"

"Uhm...tidak..."

Aku kembali ke dalam kamarku dan memilih menonton acara TV yang tak menarik minatku sama sekali. Aku kesal karena Mikael terlalu lama meninggalkanku padahal aku sedang ingin menghirup aroma tubuhnya. Meeting apa yang menghabiskan waktu sangat lama? Aku menggerutu dalam hati sambil mengambil tasku dan keluar dari kamar.

"Kita pulang saja...mana pinjam ponselmu"

Ferdinan segera menyerahkan ponselnya padaku. Kuhubungi nomer Mikael dan menuju lift sambil tetap melakukan panggilan. Dia dan 3 orang pengawal lainnya memgikuti dalam diam.

"Ada apa?"

Aku memutar bola mataku mendengar nada dingin Mikael saat menerima panggilanku.

"Aku mau pulang..."

Segera kuputus panggilanku dan menonaktifkan ponsel Ferdinan. Aku tersenyum puas membayangkan ekspresinya. Tak lama kulihat salah satu pengawalku hendak menjawab panggilan pada ponselnya membuat aku mendelik marah dan merampas ponselnya. Ku sita semua ponsel mereka dan menonaktifkannya.

Kami pulang setelah aku mengancam akan manaiki taksi untuk pulang jika mereka tidak mau mengantarku pulang. Ferdinan mengalah dan menyopiriku dengan sebuah mobil lagi berisi 3 pengawalku di belakang mobil yang kutumpangi.

Aku meminta Ferdinan menghentikan mobil kami saat aku melihat sebuah taman yang terlihat sejuk dan rindang. Ferdinan dan 3 pengawal lainnya mengikutiku dan aku memilih duduk santai di sebuah ayunan. Aku jatuh cinta pada taman itu dan menikmati sejuknya semilir angin yang berhembus memainkan anak rambutku. Di beberapa tempat teduh, ada beberapa keluarga yang menikmati makan siang mereka dengan santai.

"Dimana kita bisa mendapatkan alas duduk seperti mereka? Aku ingin seperti itu"

Ferdinan mengikuti arah pandangku dan mengisyaratkan ketiga pengawalku yang lain untuk menuruti kemauanku.

"Anda ingin makan siang juga Nyonya?"

"Aku mau...asal kalian menemaniku juga"

"Tapi..."

"Ayolah...aku tidak suka makan sendirian"

"Baiklah...anda ingin menu seperti apa?"

"Terserah...sesuaikan saja dengan standart gizi dari Mikael..."

My Another Short StoriesWhere stories live. Discover now