LOVE 7

52.4K 2.4K 206
                                    

Yang lagi nungguin...Mas Ari datang....
Aku tak pernah bosan buat ngucapin makasih atas semua vote dan komen readers tersayangku...
Maapken kalo gak semua komen aku balas...tapi aku baca kok...suerrr

Selamat membaca...

Psssst...agak panas dikit...hehehehe

Aku terbangun tengah malam saat mendengar deru mobil memasuki car port villa. Pasti menantu sialanku yang datang. Kurasakan gerakan halus di sampingku dan hatiku menghangat melihat wajah tenang kekasihku yang terlelap. Yah, setelah drama menyebalkan yang Fira timbulkan, aku dan Rosa memilih menghabiskan waktu kamu di kamar.

Aku masih kesal karena ulah Fira. Rosa pasti terluka karena kata katanya yang ceplas ceplos menyamakan kekasihku dengan simpananku. Untunglah, Rosa memiliki pemikiran dewasa. Dia mau memaklumi kesalahan Fira.

Aku mengurungkan niatku untuk menemui Bima karena kurasa lebih menyenangkan menatap wajah pulas kekasihku daripada melihat wajah menantu sialanku yang sudah membuat Fira kabur ke sini.

Dengan perlahan aku menyelipkan lenganku di bawah kepalanya. Dia menggeliat sebentar dan menyurukkan kepalanya ke dadaku saat aku merapatkan tubuhnya padaku. Aku tersenyum dan mengecup puncak kepalanya dengan selembut mungkin. Aku lupa kalau dia memiliki pengaruh besar pada gairahku.

Aku memejamkan mata sambil mengatur pernafasanku setenang mungkin karena Little A bereaksi saat Rosa makin merapat mencari kehangatan. Tubuh telanjangnya membuat gairahku kembali terusik. Ya, tadi kami bercinta lagi setelah pernyataan cinta kami. Aku mulai bisa mengendalikan ritme permainanku secara alami. Aku tak ingin menyakitinya karena aku tahu tubuhnya masih belum terbiasa dengan ukuran Little A- ku yang memang diatas rata rata.

Sial! Little A -ku makin siaga saat hembusan nafas hangatnya menyapu dadaku. Aku memilih menjauh dan dengan hati hati aku menarik lagi lenganku dari bawah kepalanya. Padahal aku ingin tidur dengan mendekapnya, tapi sepertinya aku harus mandi air dingin dulu agar tak menyerangnya lagi.

Aku merapikan selimutnya dan mengecup bahu telanjangnya sebelum menuju kamar mandi dan meredam geliat Little A-ku. Tubuhku bergidik saat tetesan pertama shower kamar mandi mengguyur tubuhku. Kurilekskan tubuh dan pikiranku. Beberapa menit berlalu dan kusudahi mandiku karena Little A sudah bisa kujinakkan.

Dia masih terlelap dan posisinya yang miring menghadap posisi tidurku tadi tak berubah. Aku mendekatinya dan mengecup bahu telanjangnya dengan selembut mungkin agar dia tak terusik. Bibirku mungkin dingin sehabis mandi membuat dia sedikit terusik. Dia kembali tenang saat kubelai rambutnya dengan lembut.

"Sleep tight My Rose"

Dia kembali terlelap membuat aku kembali mendaratkan kecupanku di puncak kepalanya. Dia pasti kelelahan mengimbangi staminaku. Aku memutuskan ke luar kamar agar godaan untuk menciuminya bisa kualihkan. Aku memakai piyamaku dan beranjak keluar kamar setelah mengantongi rokokku dan ponselku.

Aku mengambil 3 bir kalengan di kulkas dan membawanya ke teras samping villa. Udara dingin menerpaku tapi aku memilih duduk di kursi santai dan mulai menyalakan rokokku. Sesekali aku menyesap isi kaleng birku dan menatap kegelapan taman samping villa. Dua kaleng bir sudah kosong dan aku menyalakan rokok ke duaku.

Kubaca notif pesan dari Ivan dan cukup puas dengan hasil kerjanya. Investasi di perusahaan milik Purnomo sialan itu sudah ditarik. Aku akan mengambil alih perusahaannya nanti dan akan kujadikan kado pernikahan untuk Rosa.

Aku makin senang saat membaca pesan Ivan lainnya yang memberitahu bahwa CEO Wijaya Group, Arya Wijaya adalah seorang penganut sadomasokis sejati. Dia bahkan punya club terselubung beranggotakan sesama sadomasokis. Kami beberapa kali menjalin kerja sama dan sepertinya tidak sulit membuat Nina terjebak selamanya menjadi sekertaris sekaligus sex slave Arya Wijaya.

My Another Short StoriesWhere stories live. Discover now