LOVE 1

71.5K 2.6K 177
                                    

Halo readers tersayangku...maapken yak baru nongol...ada kesibukan yang menyita perhatian ekstra di dunia nyata.

Sesuai janji...Om Darius muncul...ngambek dia karena gak segera aku up storynya wkwkwkwkwk

Tak bosan untuk mengatakan...teng kyu yang buanyaaaak buat vote komen dan saran dari readers tersayangku mengenai story story aku...kalian memang ruarrrrrrrrr biassssaaaaaaa....

Selamat membaca...


Aku menundukkan kepalaku saat Tuan Handoko menatapku dengan tatapan menilai dari ujung rambut sampai kakiku.

"Kau yakin dengan keputusanmu ini Rosa?"

"I...iya Tuan..."

"Kau tidak bisa mundur lagi bila kau sudah menandatangani kontrak ini..."

"Saya sudah tahu itu Tuan...Vina sudah menjelaskan semua pada saya"

"Bagus...kemarilah..."

Dengan langkah gemetar aku mendekati tempat duduknya dan duduk dihadapannya dengan sebuah meja besar di antara kami. Dia menyodorkan sebuah map hitam yang tampak elegan ke arahku membuat jantungku berdetak lebih kencang lagi.

"Bacalah dengan teliti...dan jika sudah paham tanda tangani di bagian bermaterai itu lengkap dengan namamu"

Aku memejamkan mata dan menghembuskan nafasku sebelum meraih map hitam itu. Aku membaca tiap point yang tertera di sana yang sebenarnya sudah aku ketahui dari Vina. Berapa nominal yang kudapatkan, kerahasiaan konsumenku dan berapa lama masa kerjaku.

"Sudah paham?"

"I...iya Tuan"

Tuan Handoko menyodorkan sebuah pena yang aku yakin harganya sangat mahal. Aku menerima pena itu sambil menghela nafas sedalam dalamnya.

"Kau masih punya kesempatan untuk membatalkannya Linda"

Aku menggelengkan kepalaku dan setetes air mataku jatuh tanpa bisa kucegah saat dengan cepat kutandatangani kontrak itu. Tuan Handoko mengulurkan sehelai tisue ke arahku dan dengan senyum canggung aku menerimanya untuk menyeka air mataku.

Dia menunggu aku tenang dan mampu mengendalikan diri. Saat aku sudah mulai tenang dia memberikan segepok uang yang masih terlihat baru dengan segel melingkar berlogo salah satu bank swasta terkenal di kotaku. 5 juta...tertulis di segel uang itu dan aku hanya menatap tak mengerti ke arah Tuan Handoko.

"Ambillah...uang itu diberikan oleh pemilik kontrakmu sebagai biaya perawatan tubuh dan membeli baju...besok berdandanlah yang cantik tapi tetap sederhana seperti ini"

"Uang ini terlalu banyak Tuan"

"Kau sesuai dengan kriteria yang dia inginkan...itu sebagai bonus untukmu selain uang yang akan kau dapatkan nanti..."

Aku menerima uang itu dengan tangan gemetar. Ayah...ibu...maafkan putrimu. Aku harus melakukan ini agar bebas dari mereka. Tuan Handoko mempersilahkan aku keluar dari ruang kerjanya. Di luar Davina, sahabatku terlihat masih menungguku. Dia memelukku sambil menepuk punggungku pelan membuat tangisku pecah. Kami sama sama menangis sampai Davina melepas pelukannya dan menatapku.

"Kamu harus kuat Sa..."

"Keputusanku sudah benar kan Vin?"

Davina tidak menjawab hanya kembali memelukku. Setelahnya dia menggandeng tanganku menyusuri lorong temaram di depan ruang kerja Tuan Handoko. Kamu berhenti sejenak saat tiba di pintu penghubung antara ruang kerja Tuan Handoko dengan Restoran mewah miliknya.

Setelah sama sama menghela nafas berkali kali, aku dan Davina membuka pintu disambut pengawal setia Tuan Handoko.

"Sudah selesai?"

My Another Short StoriesWhere stories live. Discover now