{05}Not Kidnapping?

638 69 13
                                    

"Paman mau apa.? Kenapa paman menculik saya.?" Pluem bertanya lagi, ia merasa sedih saat melihat Ibunya menghilang sepenuhnya dari pandangannya.

Suasana didalam mobil masih terdengar hening, Pluem cemberut karena Pria tampan disampingnya tak langsung menjawab pertanyaannya.

"Menculik.?" Pria itu bergumam mengulang kata yang dilontarkan oleh Pluem, kemudian ia tersenyum samar sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Purim Techapaaikhun, nama yang bagus. Apakah tampangku terlihat seperti seorang penculik.?" Akhirnya Pria itu bicara dengan wajah yang masih dingin.

Pluem mengamati Pria tampan disampingnya, wajah tampan, stelan jas mahal, mobil mewah dan beraksi disiang bolong.

Pluem mulai yakin, Pria ini bukanlah penculik." Lalu, Paman siapa.? Kenapa Paman tahu namaku.?"

"Bukankah kau sudah bersekolah.? Meski baru berusia 4 tahun, minimal kau sudah diajari siapa Presiden negara ini,kan.?"

Pluem langsung mengangguk meski awalnya ia sempat lupa.

"Pantas saja wajah paman ini terlihat tidak asing, aku sering melihatnya ditv."

"Apakah anda Tawan Vihokratana yang memimpin negara ini.?" Tanya Pluem memastikan dengan wajah polos.

Tay mengangguk tanpa suara sebagai jawaban.

"Ada urusan apa Pak Presiden sampai menculik saya.?" Tanya Pluem tanpa ada rasa takut dan tiba-tiba jadi sopan.

"Aku tidak menculikmu." Bantah Tay.

"Lalu... apa kalau begitu.? Apakah anda meminjam saya dari Mama.?" Tanya Pluem lagi dengan wajah polos, ia sungguh tak mengerti dengan situasi ini.

Bukannya menjawab dan menjelaskan, Tay langsung to the poin tanpa basa-basi." Aku akan membawamu kerumahku."

"Hah.? Memangnya Pak Presidan mau apa membawa saya kesana.?" Tanya Pluem heran.

Bagaimana tidak.? Seorang Presiden yang super sibuk, tiba-tiba membawa seorang anak kecil kerumahnya.

Apakah ini sudah bisa disebut sebagai penculikan.?

"Apakah seorang Presiden boleh menculik anak kecil.?" Batin Pluem bertanya-tanya dengan bingung.

"Aku hanya ingin melihatmu lebih lama lagi."

Mendengar itu, Pluem merinding dan tak habis pikir, anak itu hanya bisa pasrah saat Tay membawanya pergi kerumahnya.

Tidak, lebih tepatnya... Pak Presiden menculiknya.

Pluem tak punya kekuatan untuk melawan, ia takut kalau sampai memberontak pada orang berkuasa nomor 1 dinegara ini.

Bisa-bisa ngek___ kepalanya langsung terlepas dari tubuhnya.

Pluem juga takut jika mereka melukai ibunya.

.

Kediaman Tawan Vihokratana.

Didalam mansion mewah bergaya eropa, suasananya sangat menegangkan.

Disofa yang terlihat mahal, duduk seorang Pria dan juga seorang anak laki-laki saling berhadapan dan saling bertatap-tatapan.

"Apakah anda sudah puas melihat saya.? Kalau anda sudah puas, Tolong pulangkan saya sekarang juga." Pluem adalah orang yang pertama kali berbiara memecah keheningan, anak itu duduk dengan tenang dan tidak panik seperti telah culik.

"Kalau anda tidak memulangkan saya sekarang juga, apakah anda tahu.? Mama saya akan sangat marah.?!" Pluem mencoba menakut-nakuti Tay yang kini sedang menatapnya tajam.

Give birth to the President's child {Polca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang