{08}Boring meeting

620 62 6
                                    

Pagi hari itu, setelah selesai mandi New pun membawa Putranya turun kebawah.

Saat menuruni tangga menuju ruang makan, mereka berdua berbincang sambil tertawa ria.

Tapi, setelah Maid membukakan pintu ruang makan, mereka berdua pun langsung terdiam saat melihat sosok Pria berwibawa yang kini duduk dimeja makan sambil membaca koran.

Suasana diruang makan langsung berubah menjadi hening seketika.

"Selamat pagi Tuan muda, dan juga Ibunya Tuan muda." Sapa Sebas yang kini berdiri dibelakang Pria itu dengan ramah.

"Selamat pagi." Balas New merasa agak canggung dengan suasana ini.

"Pagi." Balas Pluem singkat lalu berjalan menuju meja makan bersama Mamanya.

Setelah sampai dimeja makan, New menarik kursi untuk Pluem duduk.

Kemudian, para Maid langsung melayani mereka berdua.

Tanpa sadar, mata New melirik kearah seorang Pria yang saat kini terlihat sangat fokus membaca koran.

Lalu, pipi New memerah karena ia merasa sangat malu saat mengingat kembali kejadian malam tadi.

"Selamat pagi. Pak Presiden." New memberanikan dirinya untuk menyapa Tay, meskipun saat ini ia merasa canggung.

"Hhm.." balas Tay singkat dan tetap fokus membaca koran.

"Hanya itu saja.?" Batin New malah merasa semakin malu.

"Saya pikir anda tidak akan pulang." Ucap Pluem sambil menatap sang Ayah dengan ekspresi agak kecewa.

"Kenapa.?" Tanya Tay penasaran lalu meletakkan korannya diatas meja saat ia merespon putranya.

Sikap Tay agak berbeda saat menanggapi Pluem.

"Anda tidak pulang selama satu bulan, jadi saya pikir.... Anda tidak peduli lagi dengan saya." Jawab Pluem cepat dengan ekspresi cemberut.

New yang sedang menyelai roti selai coklat berhenti sejenak lalu tanpa sadar matanya melirik ke arah Tay yang nampak terkejut.

"Rupanya Pria itu tak menyangka kalau Putranya akan berkata seperti itu." Batin New.

Setelah pulih dari keterkejutannya Tay pun menjelaskan sambil menatap Pluem dengan ekspresi serius." Kau itu Putraku, darah dagingku, mana mungkin aku tidak peduli denganmu."

Saat mendengar pernyataan Tay berusan, New terkejut sampai-sampai ia tersedak.

Kali ini, New yang tak menyangka kalau Tay akan mengatakan kalimat itu.

"Benarkah.?" Tanya Pluem mengkerutkan alisnya sambil menatap Ayahnya untuk memastikan.

"Pluem sayang... jangan khawatir.! Apa yang dikatakan Papamu itu benar. Jadi, kamu juga harus mengerti kalau Papamu itu adalah orang yang sangat sibuk, Oke.?" Jelas New sambil mengelus rambut Putranya.

Setelah mendengar penjelasan dari New, Pluem mengangguk sambil tersenyum gembira." Oke, aku mengerti."

"Sip, sekarang kamu harus makan sarapanmu." Ucap New dengan suara lembut, lalu meletakkan roti selai coklat yang baru selesai ia olesi diatas piring Pluem.

Tay yang melihat pemandangan kehangatan keluarga tersebut menjadi bingung dengan perubahan sikap New.

Tay bertanya-tanya dalam hatinya." Apakah New adalah orang yang sama dengan Pria yang sudah menamparnya waktu itu..? Atau kah.... inilah memang sifat asli Pria itu sebenarnya.?"

New tersenyum hangat melihat Putranya mulai menyantap sarapannya dengan lahap, kemudian tanpa sadar pemandangannya pun beralih kearah Pria itu.

Tay sudah mengalihkan pandangannya dari New dan pura-pura membaca koran dengan gaya yang elegan.

Give birth to the President's child {Polca}Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu