{14}Irritating

631 70 8
                                    

"Tidak.!" Jawab Tay menggelengkan kepala dengan cepat.

Pria itu langsung mengalihkan pandangannya dari tubuh New.

Seperti biasa, Tay tak menunjukkan ekspresi selain wajahnya yang dingin.

"Bagaimana dengan tanganmu.?" Tanya Tay tanpa pikir panjang saat menatap jemari New.

"Sudah tidak sakit lagi, karena Dr. Arm sudah mengobatinya." Jawab New dengan canggung.

"Hhmm." Tay mengangguk mengerti dan segera beranjak meninggalkan New.

New langsung mengikuti Tay dan berjalan disisi kanannya. Tinggi Pria itu 188 cm (anggap saja segitu.) Membuat New terlihat, yah.... pendek.

Ketika  mereka berjalan berdampingan, Tay bisa mencium aroma harum yang khas milik New dan bau ini sama persisi yang ia cium lima tahun yang lalu saat mereka bersama.

New ada yang aneh dengan dirinya, dulu dia sangat membenci Pria ini karena telah membuatnya hamil. Dia juga sudah memikirkan banyak cara untuk membalaskan dendamnya pada Tay.

Tapi sekarang.... perlahan-lahan New merasa bahwa Pria ini tak seburuk yang ia kira.

Sepanjang jalan, keduanya tak mengatakan sepatah kata pun atau bicara satu sama lain hingga mereka tiba dikamar Putra mereka.

Setelah memasuki ruangan, mereka mendapati Pluem duduk bersila diatas lantai sembari mengutak-atik pesawat model terbaru yang limited edition dan hanya ada 3 dinegara ini.

Pesawat itu adalah hadiah dari Off dan sekarang dibongkar oleh bocah kecil itu.

Ketika Tay dan New masuk, Pluem tak menyadari kedatangan mereka dan terus melanjutkan aktivitasnya merakit pesawat.

Tay diam-diam duduk disamping Putranya, ia juga membantu saat Pluem mengalami kesulitan dalam merakit pesawat model ini.

Kemudian dengan mudahnya anak itu langsung mengetahui langkah berikutnya.

Pluem menoleh dan bertanya." Daddy tahu cara merakit ini.?"

"Sedikit." Jawab Tay singkat.

Sebenarnya, Tay telah dilatih diberbagai macam bidang sejak ia masih kecil.

"Pesawat model ini hanya mainan biasa dan kecil. Nanti, Daddy akan me ngajarimu merakit senjata api atau senjata lain yang lebih hebat. Bagaimana.? Apa kamu tertarik.?" Tawar Tay kemudian.

"Senjata api dan senjata lainnya.?"

"Tidak, tidak boleh.... itu terlalu berbahaya." Sela New tidak setuju.

"Aku menyukainya.! Daddy, kapan Daddy akan mengajariku.?" Tanya Pluem sangat bersemangat dan matanya langsung berbinar.

Tadinya, Pluem merajuk tapi sekarang suasana hatinya yang buruk langsung menghilang seketika.

"Kapan saja setelah kamu selesai merakit pesawat ini." Jawab Tay lalu mendudukan Pluem dipangkuannya.

"Ahh, pesawat mainan ini sangat mudah dan aku bisa menyelesaikannya kapan saja. Bagaimana kalau mulai besok, Daddy mengajariku." Pluem begitu antusias dan sudah sangat ingin mencobanya.

"Tidak boleh.! Mama tidak akan pernah mengizinkanmu mempelajarinya, tidak peduli kapan pun itu.!"

New menyela percakapan Ayah dan anak itu dengan wajah khawatir.

"Oke, mari kita mulai besok." Tay setuju kemudian mengelus kepala mungil Putranya.

"Daddy memang yang terbaik.!" Seru Pluem lalu mencium pipi Tay karena sangat senang dan senyum manis tipis muncul diwajah Tay yang selalu dingin.

Give birth to the President's child {Polca}Where stories live. Discover now