{12}Embarrassing

571 62 5
                                    

Pagi-pagi sekali, New dan Pluem sudah berpakaian rapi.

Presiden sudah duduk diruang makan bersama Butler yang melayaninya.

Cahaya pagi bersinar melalui jendela mansion kediaman Presiden, New dan Pluem berjalan masuk dengan melangkah yang anggun dan tenang.

Tay hanya sedikit membuka kelopak matanya dan menatap Putranya sekilas.

New merasa, walaupun dia dan Tay sangat dekat, namun ada begitu besar jarak diantara mereka.

Apakah karena mereka berasal dari dunia yang berbeda.?

"Tuan Muda, Nyonya Newwie, selamat Pagi."

Maid dan Butler menarik kursi untuk mereka duduk dan dengan hormat menyambut mereka berdua.

"Selamat pagi, Daddy." Pluem menyapa dengan sopan lalu duduk dikursi.

"Hhhmm.." jawab Pria itu singkat.

New tidak mengatakan apa-apa selain makan dalam diam, ia agak malu bertemu Tay, karena kejadian tadi malam dan ia juga tak mempunyai keberanian untuk menghadapi Pria itu seperti sekarang.

Namun, sepertinya perasaan malu ini hanya perasaan New saja.

Buktinya, Tay selalu acuh tak acuh padanya.

"Daddy.. itu apa.?" Tanya Pluem penasaran dengan mata yang membulat saat menatap leher Tay.

New kembali teringat dengan kejadian semalam, itu adalah tempat yang digigitnya saat ia menggila.

Seingat New, ia curhat melampiaskan rasa sakitnya dan berakhir mengigit Tay sekuat tenaga.

Hingga saat ini, luka Pria itu masih terlihat agak mengejutkan.

"Oh.. ini digigit kucing yang sangat nakal."

Saat Tay menyelesaikan perkataannya, ia hanya melirik New sekilas.

New sangat malu saat Pria itu mengatakannya dengan ambigu, ia hanya bisa menundukkan kepala dengan pipi yang merah sambil berpikir ingin menghilang saja.

"Aku tahu, pasti kucing itu sangat cantik." Kata Pluem sambil menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Bagaimana kamu bisa mengatakan itu.?" Tanya Tay menangkat alisnya.

"Kalau tidak, bagaimana Daddy bisa digigit.? Dan juga digigit dibagian itu. Aku juga menyukai kucing tapi jika dia tidak cantik, aku tidak akan membiarkannya mengigitku.! Jadi kucing cantik itu Mama.? Apa Mama yang mengigit Daddy.?" Jawab Pluem balik bertanya dengan wajah polos tanpa dosa.

Begitu kata-kata anak itu selesai, para Maid dan Butler yang mendengar itu hampir saja tertawa, tapi mereka semua menahannya karena saat ini ada seorang Presiden.

Rasanya New ingin menggali lubang dan bersembunyi didalam sana saja.!

"Pluem ini... benar-benar ya." Batin New kesal setengah mati.

Wajah Tay tampak sangat terkejut, siapa yang memberi tahu Putranya ini bahwa New lah yang mengigitnya.

"Pluem... sarapan yang benar dan jangan bicara lagi.!" New mengambil buah, dengan cepat memasukkannya kemulut Pluem, guna membungkam mulut Putranya itu.

"Kenapa wajah Mama merah.?" Pluem menatap Ibunya dengan mata sipitnya yang ingin tahu sambil mengunyah buah yang diberikan New tadi.

Astaga mampus.

Sarapan pagi ini adalah momen yang sangat memalukan bagi New.

New memandang jam tangannya." Pak Presiden, saya harus berangkat kerja sekarang. Pluem sayang... Mama pergi bekerja dulu ya.."

Give birth to the President's child {Polca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang